Gara-gara Rusia, Trump Ribut Sama Intelijen Senior Amerika
- VIVA Militer
VIVA – Situasi Amerika Serikat jelang Pemilihan Presiden 3 November 2020 semakin tak karuan. Para petinggi ribut mempermasalahkan campur tangan asing dalam pesta empat tahunan itu.
Adalah Donald Trump, presiden sekaligus kandidat calon presiden di Pilpres AS 59. Tiba-tiba menyerang para tokoh senior badan intelijen negeri Paman Sam, dengan merendahkan derajat mereka.
Tak tanggung-tanggung yang dihajar Trump melalui kicauannya bukan orang sembarang, seperti mantan perwira Angkatan Udara sekaligus mantan Direktur Intelijen Nasional, Letnan Jenderal James Clapper. Lalu, agen intelijen senior yang juga pernah menjabat Direktur Badan Intelijen Pusat (CIA), John O Brennan.
Trump menyebut Clapper sebagai tukang bohong dan menjuluki Brennan pimpinan badan intelijen paling bodoh.
Para senior intelijen Amerika itu dengan isu lama yakni keterlibatan Rusia dalam memenangkan Trump di Pemilihan Presiden. Dan Trump lebih percaya kepada Presiden Vladimir Putin dari pada badan-badan intelijen Amerika.
"John Bolton, salah satu orang terbodoh yang pernah saya temui di pemerintahan dan sayangnya, saya telah bertemu banyak, sering menyatakan bahwa saya menghormati, dan bahkan mempercayai, Vladimir Putin dari Rusia lebih dari mereka di Badan Intelijen kita. Meskipun tentu saja itu tidak benar, jika orang pertama yang Anda temui. Jadi disebut Intelijen Amerika adalah Polisi Kotor yang sekarang telah terbukti sebagai penjahat di tingkat tertinggi seperti James Comey, pembohong James Clapper yang terbukti, dan mungkin yang terendah dari semuanya, Wacko John Brennan yang memimpin CIA, Anda mungkin bisa memahami keengganan untuk merangkul!," tulis Trump dikutip VIVA Militer Rabu 12 Agustus 2020.
Perkataan merendahkan yang dilontarkan Trump itu tentu saja tak dibiarkan begitu saja oleh para tokoh intelijen Amerika itu. Brennan langsung menjawab kicauan itu beberapa jam setelah Trump menyiarkan.
Brennan mengatakan, dia sudah tak heran lagi jika Trump lebih memihak kepada musuh terbesar Amerika yaitu Rusia. Dan merendahkan intelijennya sendiri yang telah berjuang mati-matian selama ini menjaga keamanan Amerika dari Rusia.
"Itu tidak mengherankan Donal Trump berbagi penghinaan mendalam Putin terhadap orang Amerika yang melayani negara mereka dan melawan upaya Rusia untuk merusak keamanan nasional AS," tulis Brennan.
Memang, isu keterlibatan intelijen Rusia dalam pemilu Amerika sudah lama beredar. Apalagi Trump dituduh bisa merebut kursi presiden di Pilpres AS 2016 karena dibantu Rusia. Tapi Trump terus menyangkal tuduhan itu.
Perseteruan Trump dan Brennan bukan kali ini terjadi. Malah sudah berlangsung ketika Brennan masih menjabat Direktur CIA, perlu diketahui dia menjabat posisi tertinggi di CIA dari mulai Maret 2013 hingga Januari 2017.
Yang terbaru pada Mei 2020, Brennan menuduh Trump sebagai alat propaganda Rusia yang dapat merusak keamanan Amerika dan merusak reputasi Amerika di mata dunia.
"Trump mesin propaganda dan disinformasi, yang beroperasi menurut pedoman lalim, adalah yang paling agresif dan menjijikkan dalam sejarah. Ini bahkan jauh melampaui kemampuan Rusia untuk menginjak-injak kebenaran, membahayakan keamanan AS, dan merusak reputasi Amerika di seluruh dunia.
Sebelumnya pada Februari 2020, Brennan dengan gamblang menuduh Trump mendukung operasi intelijen Rusia dalam pemilihan presiden 2020 ini, dengan tujuan agar kembali menduduki kursi Presiden AS untuk empat tahun ke depan.
"Kita sekarang berada dalam krisis keamanan nasional yang parah. Dengan mencoba mencegah aliran intelijen ke Kongres, Trump mendukung operasi rahasia Rusia untuk membuatnya tetap menjabat untuk kepentingan Moskow, bukan Amerika," tulis Brennan.
Yang menarik dari semua itu, Trump pernah menjatuhkan hukuman berat kepada Brennan. Trump tiba-tiba saja menerbitkan perintah untuk mencabut akses keamanan tinkat tinggi yang dipegang Brennan di masa pensiun dari CIA.
Padahal seorang pensiunan CIA mendapatkan akses itu, tujuan agar bisa memberikan arahan kepada agen-agen junior CIA. Dan anehnya lagi, akses itu dicabut dengan alasan yang sepele. Brennan disebut memiliki perilaku yang menyimpang dan emosional ketika tampil di salah satu televisi.
Baca: Kisah Jenderal Terbaik TNI Diberhentikan SBY di Bulan Suci