Kritik Pedas Iran Terhadap Amerika Karena Isu Bom Nuklir
- History.com
VIVA – Pada hari Minggu kemarin, 9 Agustus 2020 pemerintah Jepang memperingati peristiwa bersejarah dalam sepanjang Perang Dunia II yaitu, peristiwa serangan bom atom ke Kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang 75 tahun silam.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Sayyed Abbas Mousavi pun angkat bicara tentang peristiwa berdarah yang telah menewaskan ratusan umat manusia ketika itu. Ketika itu, Pesawat pengebom B-29 Bockscar milik Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) melakukan serangan secara tiba-tiba dengan menjatuhkan bom plutonium yang dijuluki "Fat Man" di pelabuhan Jepang Nagasaki.
Menurut Mousavi, serangan itu telah melukai seluruh masyarakat Jepang, bahkan masyarakat seluruh dunia. Sebab, jumlah korban jiwa atas serangan AS itu sangat banyak, dan hingga saat ini masih meninggalkan luka mendalam bagi para keluarga korban.
Mousavi pun meminta pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk bertanggungjawab atas peristiwa yang telah terjadi 75 tahun silam itu. Kritik pedas pun dilontarkan oleh Mousavi kepada AS. Karena hingga saat ini Amerika seperti tidak memiliki dosa dalam sejarah dalam peristiwa berdarah 75 tahun itu. Alih-alih bertanggung jawab atas pemboman di Hiroshima dan Nagasaki, Amerika saat ini justru telah mengklaim dirinya sebagai pelopor dalam melawan senjata pemusnah massal yang ditujukan kepada negaranya, Iran.
“Jika sebuah insiden terjadi sekali atau lebih (bisa terjadi lagi), pemboman atom AS lebih dari sekali; Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki masih melekat di benak Jepang dan dunia. Pelaku di balik kedua kasus tersebut adalah pemerintah yang menolak untuk memikul tanggung jawab, dan malah mengklaim sebagai pelopor dalam melawan senjata pemusnah massal," kata Sayyed Abbas Mousavi dikutip VIVA Militer dari Tasnim News, Senin, 10 Agustus 2020.
Perlu diketahui, Amerika Serikat (AS) selama ini memainkan perannya sebagai polisi dunia yang menolak pengembangan industri nuklir yang dilakukan oleh Iran. AS pun menjadi pelopor dalam mendorong negara-negara sekutunya dan Dewan Keamanan PBB untuk memberikan sanksi keras terhadap Iran karena dianggap telah memproduksi senjata nuklir di negaranya yang dianggap sebagai senjata pemusnah massal di masa mendatang.
Sebagaimana diketahui, sejarah telah mencatat jumlah korban tewas akibat peristiwa pemboman atom di Nagasaki mencapai 70.000 umat manusia. Peristiwa Nagasaki itu terjadi pada tanggal 9 Agustus 1945 atau tiga hari setelah AS menjatuhkan bom atom lainnya di kota Hiroshima Jepang pada 6 Agustus 1945 yang telah menewaskan 140.000 orang.
Peristiwa pembunuhan massal dalam sejarah peradaban dunia itu setiap tahunnya diperingati oleh pemerintah Jepang. Dan karena peristiwa itulah, Jepang hingga saat ini dikenal sebagai salah satu negara yang menyerukan larangan senjata nuklir di dunia.
Baca : China Akan Bangun Pangkalan Militer di Iran, AS Kebakaran Jenggot