Rudal-rudal Pembunuh China Sudah Siap Hadapi Taktik Perang Amerika
- The Week
VIVA – China ternyata sudah mendengar kabar bahwa militer Amerika Serikat (AS) bakal mengubah taktik pertempurannya, demi mempertahankan diri di Laut China Selatan. Sejumlah upaya bakal dilakukan AS, termasuk memaksimalkan rencana menempatkan rudal-rudal jarak menengah.
Dalam data yang diperoleh VIVA Militer dari South China Morning Post (SCMP), rencana pasukan Angkatan Bersenjata Amerika (US Armed Forces) mengubah taktiknya disampaikan langsung oleh Komandan Angkatan Darat AS (US Army), Jenderal James Charles McConville.
Hampir senada dengan McConville, Komandan Korps Marinir AS (US Marine Corps), Jenderal Davide Berger, juga membeberkan bakal menarik pasukannya dari pertempuran darat. Anggota Marinir Amerika diprediksi akan diterjunkan bersama armada tempur di Laut China Selatan.
Tahu bahwa Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat China (PLARF) punya rudal-rudal dahsyat, McConville ingin menempatkan rudal-rudalnya juga di kawasan Indo-Pasifik.
Dengan maksud untuk memperkuat armada tempurnya di kawasan Indo-Pasifik, langkah militer Amerika ternyata mendapatkan respons dingin dari China. China seakan tak peduli, dengan apa yang bakal dilakukan militer Amerika. Optimisme China tak lepas dari dua rudal balistik jarak menengah, Dongfeng DF-21 dan Dongfeng DF-26.
Seorang pakar sekaligus pengamat angkatan laut China, Li Jie, menganggap Amerika memang tak mau terusir dari Laut China Selatan. Oleh sebab itu, pasukan di bawah komando Jeneral Mark Alexander Milley sampai harus memutar otak untuk menandingi China.
"Amerika Serikat khawatir armadanya akan diusir dari Pasifik Barat," ucap Li.
Jika militer AS tengah berupaya untuk mengerahkan rudal-rudal jelajah balistiknya, maka China sudah lebih dulu punya. Selain itu, dengan sistem roket peluncuran ganda Type PCL 191, armada tempur China akan semakin siap. Perlu diketahui, Type PCL 191 adalah pelucur multi-roket yang mampu memiliki jangkauan hingga 250 mil, atau sama dengan 400 kilometer.
"Sistem peluncuran multi-roket Type PCL 191 China memiliki jangkauan hingga 400 kilometer. Sementara peluncur roket lainnya adalah opsi berbiaya rendah dan paling efisien, untuk menghadapi konflik jarak dekat," kata Li melanjutkan.
"PLA juga mengembangkan sistem radar gelombang permukaan frekuensi tinggi yang baru, untuk mendeteksi jet tempur siluman seperti F-35, dan senjata perang elektronik canggih (Amerika) lainnya," ujarnya.
Seperti yang diketahui, rudal balistik DF-21 dan DF-26 sangat ditakuti oleh Amerika. Pasalnya, dengan jangkauan sejauh 4.000 kilometer, dua rudal ini bisa menghancurkan Pangkalan Militer Andersen milik AS yang ada di Guam. Selain itu, kedua rudal ini juga diklaim mampu menghancurkan kapal induk Amerika.
BACA: Bahaya, Korut Punya Rencana Habisi Jepang dengan Nuklir