Takut Digempur China, Amerika Bikin Rudal Super Tercepat Sejagat
VIVA – Amerika Serikat tidak pernah berhenti mengembangkan sistem alat persenjataan militer miliknya. Tampaknya, Negeri Paman Sam itu terus ingin menunjukkan kepada negara-negara lain bahwa dirinya hingga kini masih pantas menyandang sebutan negara super power.
Bagaimana tidak, di tengah seluruh militer dunia memperhitungkan Rusia dan China karena keunggulan senjata nuklir yang dimilikinya, Presiden AS Donald Trump justru sesumbar akan membuat rudal hipersonik baru yang memiliki kecepatan 17 kali lipat dari rudal tercepat yang saat ini digunakan oleh militer di seluruh dunia.
"Kami sedang membangun peralatan militer yang luar biasa. Kami punya, saya menyebutnya Super Duper Missile. Dan saya mendengar (roket) itu 17 kali lebih cepat dari yang mereka miliki sekarang," kata Donald Trump dikutip VIVA Militer dari Sputnik News,Senin 18 Mei 2020.
Trump pun menegaskan, rudal Super Duper Missile yang saat ini tengah dipersiapkan itu harus lebih unggul dari rudal yang dikembangkan oleh Rusia dan China.
Tidak hanya itu, kemarin Trump juga kembali menunjukan eksistensi Amerika Serikat di mata dunia dengan meluncurkan bendera baru Angkatan Luar Angkasa AS yang sudah berdiri selama 72 tahun.
Karena sebagaimana diketahui, pada tanggal 5 Mei lalu, China berhasil meluncurkan pesawat luar angkasa generasi terbaru tanpa awak dengan menggunakan roket Long March-5B dari Pusat Peluncuran Luar Angkasa Wenchang di Pulau Hainan.
Tentu AS tidak mau ketinggalan juga dengan perkembangan China yang telah berhasil mengorbitkan pesawat luar angkasanya lebih dari 50 jam di angkasa itu.
Untuk diketahui, hubungan antara Amerika, China dan Rusia memang sedang memanas. Bahkan Amerika sempat mengeluarkan ancaman akan meledakan bom nuklir jika pandemi Virus Corona atau COVID-19 berakhir dengan konfrontasi bersenjata.
Yang terbaru Amerika berusaha menyeret Jerman untuk bersekutu dengan negeri Paman Sam itu guna menghadapi perang nuklir melawan Rusia, China dan Korea Utara.
Baca: Terbongkar Propaganda Amerika Seret Jerman Perang Nuklir Vs Rusia