Terungkap Bukti-bukti Kejahatan Perang Suriah dan Rusia
- Middle East Monitor
VIVA – Amnesty Internasional, sebuah organisasi non-pemerintah internasional membeberkan bukti-bukti kejahatan perang pasukan Presiden Suriah, Bashar Al-Assad, yang didukung oleh Rusia. Sederet bukti bisa menyeret keduanya ke Mahkamah Internasional.
Sebuah laporan Amnesty Internasional dikutip VIVA Militer dari Al-Jazeera, mendokumentasikan 18 serangan yang dilancarkan pasukan pro pemerintah Al-Assad dan Rusia ke sejumlah klinik dan sekolah di wilayah barat laut Suriah.
Selama setahun terakhir, Amnesty Internasional merangkum bukti-bukti kejahatan perang pasukan Al-Assad yang didukung Rusia. 18 serangan diarahkan pasukan Suriah dan Rusia ke klinik dan sekolah di Idlib, Hama, dan Aleppo Barat, periode 5 Mei 2019 hingga 25 Februari 2020.
"Bukti yang menunjukkan bahwa, secara keseluruhan serangan-serangan pasukan Suriah dan Rusia yang didokumentasikan melibatkan segudang pelanggaran hukum kemanusiaan internasional. Pelanggaran ini sama dengan kejahatan perang," bunyi pernyataan Amnesty Internasional.
Salah satu serangan yang didokumentasikan Amnesty Internasional adalah aksi yang dilancarkan Angkatan Udara Rusia (VVS) ke sebuah rumah sakit di Ariha, 29 Januari 2020. Tak hanya menghancurkan rumah sakit, serangan itu juga membuat dua tempat tinggal warga sipil rata dengan tanah, dan menewaskan 11 warga sipil.
Seorang dokter yang selamat dari serangan itu menceritakan peristiwa mengerikan itu. Bunyi dentuman dan teriakan orang-orang, hingga korban-korban diungkap kepada Amnesty Internasional.
"Saya merasa sangat tidak berdaya. Teman dan kolega saya sekarat, anak-anak dan peremuan berteriak di luar. Kami semua lumpuh. Butuh pertahanan sipil selama dua hari untuk mengangkat mayat-mayat dati bawah reruntuhan salah satu bangunan yang rata," kata dokter yang merupakan saksi mata peristiwa itu.
Hingga saat ini, krisis di Suriah masih terjadi dan malah semakin meningkat. Selama hampir 10 tahun Perang Saudara Suriah, hampir satu juta orang mengungsi ke sejumlah kamp di perbatasan Turki. Tak cuma itu, banyak warga suriah yang melarikan diri ke berbagai negara di dunia.