Sheikh Ahmed Yassin, Pendiri Hamas yang Tewas di Atas Kursi Roda

Sheikh Ahmed Yassin, pendiri Hamas
Sumber :
  • aljazeera

VIVA – Bagi orang Palestina khusus pendukung Hamas, sosok Sheikh Ahmed Yassin tetap 'hidup' hingga saat ini. Paling tidak spirit dan semangatnya dalam melawan Israel yang ditudingnya sebagai tirani-zionis. Dialah pendiri Hamas yang legendaris. Ia meninggal di atas kursi roda setelah dihantam roket Israel.

Senin 22 Maret 2004 menjadi hari paling berduka bagi Palestina. Pagi-pagi buta, helikopter Apache milik Israel meluncurkan tiga roket untuk menghantam iring-iringan kendaraan Sheikh Ahmed Yassin dan para pengawal setianya yang baru pulang Salat Subuh. Serpihan kursi roda di lokasi menjadi saksi meninggalnya sang pejuang, hingga saat ini.

Pemilik nama lengkap Sheikh Ahmed Ismail Hassan Yassin ini memang mengabdikan seluruh hidupnya untuk perjuangan rakyat Palestina. Bahkan meski ia harus hidup di atas kursi roda tak menyurutkan semangatnya untuk membebaskan tanah Palestina. 

Sheikh Ahmed Yassin lahir pada 1 Januari 1937 di Al Jura, sebuah desa kecil dekat Kota Ashkelon, Palestina. Dan pengalaman pahitnya saat masih kanak-kanak yang menentukan pilihan hidupnya untuk melawan Israel. Saat itu, ia dan keluarganya dipaksa menjadi pengungsi

Ia harus menghabiskan sebagian besar hidupnya di atas kursi roda setelah mengalami kecelakaan saat olahraga. Tak hanya itu, ia juga tuna netra saat memutuskan jalan hidupnya sebagai pejuang pembebasan Palestina. Namun kekurangan itu tak menyurutkan semangatnya untuk 'melawan' tirani Israel. 

Sheikh Ahmed Yassin begitu dihormati dan disegani, didukung dengan statusnya sebagai tokoh spiritual di Palestina. Ia mendirikan Hamas tahn 1987 bersama Abdel Aziz al-Rantissi, teman seperjuangannya saat dipenjara pemerintah Israel. Saat itu memang tengah meletus gerakan Intifada pertama.

Hamas selama ini memang dikenal sebagai faksi yang keras terhadap Israel. Beda dengan faksi Fatah yang digawangi mendiang Yasser Arafat. Bagi Ahmed Yassin, tak ada istilah berunding, hanya satu, Israel pergi selamanya dari bumi Palestina. 

Kerasnya prinsip Ahmed Yassin terlihat dari aksi para pejuang Hamas dalam gerakan perlawanannya. Ia dituding Israel sebagai tokoh sentral dari aksi bom bunuh diri dan serangan roket Brigade Al Qassam, sayap perjuangan Hamas yang terus-terusan mengincar wilayah Israel. Tak heran, ia langsung masuk daftar 'bunuh' Israel.

Serangan roket helikopter AH-64 Apache Israel yang menewaskan Ahmed Yassin sebenarnya bukan percobaan pertama. Berkali-kali Ahmed Yassin berhasil lolos dari percobaan pembunuhan yang dirancang Israel.

Begitu dicintainya sosok Ahmed Yassin juga terlihat dari tumpahnya air mata saat pemakaman sang pejuang. Seluruh orang Palestina tumpah ruah ke jalanan mengantar kepergian sang syuhada. Raganya memang telah hancur lebur, namun hingga saat ini, semangat Ahmed Yassin tetap hidup.