Iran Sebut AS Pembual Usai Dituduh Lancarkan Agresi di Teluk Arab
- The Times of Israel
VIVA – Angkatan Laut Garda Revolusi Islam Iran (IRGCN) membantah tudingan Amerika Serikat (AS) yang menganggap dilecehkan. Pihak militer AS menuduh bahwa pihak militer Iran sengaja melakukan manuver berbahaya di teluk Persia, Rabu 16 April 2020.
Saat itu, selusin kapal tempur cepat IRGCN melaju kencang dan melakukan manuver yang dianggap berbahaya di sekitar Kapal Induk USS Dwight D. Eisenhower, Kapal Perusak Hamilton, Kapal Patroli Sirocco dan Firebolt, serta Kapal Penjaga Wrangell.
Reaksi keras langsung ditunjukkan oleh Angkatan Laut AS, US Navy. Dalam pernyataannya, US Navy menyebut bahwa kapal-kapal perang Iran berulang kali mengelilingi kapal AS dengan jarak yang sangat dekat dengan kecepatan tinggi.
"Pendekatan yang berbahaya dan melecehkan. Kapal IRGCN berulang kali melintasi busur buritan kapal AS, pada jarak yang sangat dekat dengan kecepatan tinggi," bunyi pernyataan Armada Kelima Angkatan Laut AS (US Navy) dikutip Military.com.
"Para kru mengeluarkan beberapa peringatan melalui raio ke beberapa jembatan. Lima kali klakson kapal dibunyikan dan perangkat pembuat suara jarak jauh, akan tetapi tidak mendapat respons," lanjut pernyataan US Navy.
Kapal-kapal perang IRGCN ini kemudian melakukan aksi yang sama empat hari setelah itu di Teluk Arab Utara. Di peristiwa ini, ada 11 kapal tempur cepat Iran yang melakukan pergerakan berbahaya. Sementara saat itu, sejumlah Helikopter Apache AH-64E yang tengah melakukan latihan militer.
Rentetan tuduhan yang diberikan oleh AS, langsung dibantah oleh IRGCN. IRGCN balik menyerang AS menyajikan cerita palsu bak kisah film-film Hollywood. IRGCN mengklaim, aksi itu dilakukan untuk mengingatkan AS agar menaati peraturan dan protokol laut internasional.
Pihak militer Iran juga menuduh armada militer AS justru sebelumnya menghalangi jalan Kapal Perang Shahid Siavoshi milik IRGCN. Peristiwa ini sendiri terjadi pada 6 dan 7 April 2020.
"(Angkatan Laut AS) telah menyajikan narasi yang salah dan memicu agenda pertemuan ini. Itu adalah sebuah kisah hollywood," bunyi pernyataan IRGCN dikutip Defenseworld.net.
"Kami menyarankan Amerika untuk mengikuti peraturan serta protokol laut di Teluk (Arab) dan Teluk Oman. Mereka harus menahan diri dari petualangan apa pun yang ada dalam kisah-kisah palsu itu," lanjut pernyataan IRGCN.