Polemik Tudingan Media AS Tentang China Ciptakan Corona

VIVA Militer: Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA)
Sumber :
  • Asia Times

VIVA – Ada pandangan menyebut virus Corona atau COVID-19 jadi salah satu faktor yang membuat kekuatan militer Amerika Serikat (AS) di Asia dan Pasifik semakin melemah. Sementara, China akan tetap memperbesar ekspansi wilayahnya meski wabah tengah melanda. Ini terlihat dari krisis yang terjadi antara China dan Taiwan.

COVID-19 sudah menjangkiti lebih dari 600 ribu warga dunia di lebih dari 200 negara. Wuhan, Ibukota Provinsi Hubei, jadi tempat berasalnya virus ini juga sudah membunuh 165 ribu lebih manusia di muka bumi.

Di sisi lain ada tudingan bahwa AS adalah dalang dari pandemi ini. Tudingannya serius. Negeri Paman Sam dianggap sengaja menciptakan senjata biologis berupa virus, untuk mendukung pencalonan kembali Donald Trump sebagai Presiden AS. Sebab di sisi lain, dana pertahanan AS sangat minim. Tapi tudingan ini masih harus dibuktikan kebenarannya.

Selain sebagai kampanye kekuatan AS di tangan Trump bersama Partai Republik di dunia, Virus Corona juga dianggap bisa melemahkan posisi China sebagai negara tandingannya. Tudingan ini pun tak lantas diterima AS.

Namun, menurut laporan Intelligencer pada 26 Februari 2020, China disebut dalang di balik pandemi ini. Kepentingan perdagangan dengan meruntuhkan ekonomi dunia jadi dasar pemikirannya.

Media AS itu menganalisa ada lima hal yang bisa berpengaruh pada Pemilu AS yang akan digelar awal November nanti. Wabah Corona bisa membuat ekonomi AS dan dunia runtuh, dan menjadikan Trump sebagai kambing hitamnya. Namun lagi-lagi tudingan ini berasal dari media AS, yang memang pemerintahannya saat ini tidak suka dengan China.

Pandemi juga bisa mengundang pandangan bahwa ada kelalaian yang dilakukan Trump di masa pemerintahannya. Satu hal lainnya adalah wabah ini juga bisa memperkuat barisan anti-globalis yang jelas menentang Trump. Ada kemungkinan paham sosialisme masuk ke AS yang notabene mempercayai kapitalis liberal.

Yang terbaru, ada dugaan bahwa China bakal kembali melakukan ekspansi wilayah. Setelah berhasil mengembalikan Hong Kong dari tangan Inggris pada Juli 1997, China akan mencaplok kembali Taiwan. Meskipun pengembalian Hong Kong ke China adalah kesepakatan antara Inggris dan China sejak 1 Juli 1997. Laporan ini ditulis dalam media AS lainnya, Amgreatness.com, pada 18 April 2020.