Serangan Rudal Belarus Hantam Front Utara di Hari Kemerdekaan Ukraina
- ukrinform.net
VIVA – Serangan dahsyat terjadi di front utara Ukraina, tepatnya di Oblast (Provinsi) Khmelnytskyi, Rabu 24 Agustus 2022. Serangan itu terjadi saat Ukraina tengah memperingati Hari Kemerdekaan ke-32.
Dilansir VIVA Militer dari Euromaidan Press, serangan rudal menghantam Khmelnytskyi sekitar pukul 17.37. Rudal-rudal yang datang menghancurkan sejumlah infrastruktur vital di distrik Shepetivka.
Ternyata, serangan rudal itu muncul dari utara atau lebih tepatnta dari Belarus. Militer Belarus diyakini melancarkan serangan rudal usai mendapat perintah langsung dari Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Beberapa saat sebelum serangan Presiden Belarus, Aleksandr Lukashenko, menyatakan jika ia menginginkan kehidupan damai dan bermartabat.
Sekutu terbuka Rusia itu juga meyakini jika Belarus sangat menghormati hubungan dan toleransi dengan negara-negara tetangganya. Ini berati, termasuk dengan Ukraina yang berbatasan dengan Belarus di bagian selatan.
"Langit yang damai, toleransi, keberanian, kekuatan dan keberhasilan dalam memulihkan kehidupan yang bermartabat. Saya yakin bahwa kontradiksi hari ini tidak akan mampu menghancurkan fondasi hubungan baik tetangga yang tulus selama berabad-abad, antara rakyat kedua negara," ucap Lukashenko.
"Belarus akan terus mengadvokasi pelestarian harmoni dan pengembangan kontak yang bersahabat, serta saling menghormati di semua tingkat," katanya.
Akan tetapi, pernyataan Lukashenko itu justru bertentangan dengan kenyataan. Serangan rudal ke Khmelnitskyi disebut oleh Penasihat Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, Mykhailo Polodyak, sebagai kejahatan perang.
Polodyak bahkan menyebut Lukashenko sebagai badut yang berlumuran darah, yang akan mati saat Rusia yang juga dikatakan sebagai kerajaan barbar menemui kehancurannya.
"Lukashenko sangat percaya bahwa dunia tidak melihat partisipasinya dalam kejahatan terhadap Ukraina. Dan itulah sebabnya, dia dengan sinis berharap 'langit damai' dengan menembaki kami," tulis Podolyak di Twitter.
"Badut berlumuran darah ini terekam dan akan mendapatkan konsekuensi, tepat setelah jatuhnya kerajaan barbar Rusia," katanya.