10 Pengungsi Yang Kini Jadi Pemain Top di Eropa

Pemain Timnas Kroasia, Luka Modric
Sumber :
  • REUTERS/Antonio Bronic

VIVA.co.id – Organisasi FARE (Football Againts Racism in Europe) memperingati Hari Pengungsi Sedunia, 20 Juni lalu dengan melansir daftar pemain yang memiliki masa lalu sebagai pengungsi.

Langkah ini guna mengingatkan penderitaan para pengungsi. Meski demikian, para pengungsi tetap memiliki harapan meski kampung halaman mereka hancur karena perang.

"Beberapa di antaranya masuk daftar pemain terbaik di Eropa. Saya yakin jika digabungkan sebagai tim, mereka akan juara," kata Direktur Eksekuti FARE, Piara Powar dilansir Marca.

Siapa saja mereka? Seperti dilansir Marca, berikut ini daftar pengungsi atau yang memiliki latar belakang pengungsi, namun kini menjadi pemain ternama di Eropa:  

Victor Moses (Chelsea)
Orangtuanya diserang dan tewas dalam kerusuhan di Nigeria pada 2002. Tragedi ini membuat Moses langsung dibawa mengungsi ke Inggris oleh kerabatnya.

Steve Madanda (Crystal Palace)
Dia bersama keluarganya terpaksa mengungsi ke Belgia dari DR Kongo yang masih di bawah rejim Mobutu Sese Seko.

Dejan Lovren (Liverpool)
Lovren dan keluargan terpaksa meninggalkan kampung halamannya di Yugoslavia yang hancur karena perang sipil yang mengakibatkan tewasnya lebih dari 100 ribu warga.

Neven Subotic (Borussia Dortmund)
Dia bersama keluarganya mengungsi jelang pecahnya konflik di Yugoslavia. Saat itu, Subotic masih berusia 11 tahun.

Luka Modric (Real Madrid)
Modric bersama keluarganya harus pergi dari kampung halamannya di Zadar, Yugoslabia di awal era 1990-an. Dia bahkan sempat tinggal di tempat penampungan saat mengungsi.

Selanjutnya: Bintang Juventus dan Arsenal ini juga ternyata mantan pengungsi.

Miralem Pjanic (Juventus)
Pjanic memulai kariernya di Luxemburg setelah dia bersama keluarganya mengungsi dari Yugoslavia jelang perang sipil pecah di sana.

Granit Xhaka (Arsenal)
Xhaka lahir di Basel, Swis. Dia anak dari orang tua berdarah Albania yang mengungsi dari Kosovo.

Christian Benteke (Crystal Palace)
Saat usianya masih dua tahun, dia dikirim oleh orangtuanya ke Liege dari Zaire (kini bernama RD Kongo). Sebab situasi politik yang tidak stabil di negara asalnya.

Vedran Corluka (Lokomotiv Moskow)
Lahir di Yugoslavia, Corluka kemudian pindah ke Zagreb di tahun 1992. Dia mengungsi karena perang di Bosnia.

Xherdan Shaqiri (Stoke City)
Lahir di Gjilan, Kosovo, Shaqiri memiliki orang tua berdarah Albania. Mereka hijrah ke Swis karena perang sipil di negara mereka pada tahun 1992.