4 Identitas 'Seniman Lini Tengah' Benua Eropa (Bagian I)

David Beckham di Pertandingan Timnas Selection VS LA Galaxy
Sumber :
  • VIVAnews/ Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Sepakbola tidak hanya olahraga yang mengandalkan otot saja. Cara gemulai mengontrol bola, gocekan lincah, dan umpan-umpan kreatif juga dituntut dari seorang andalan lini tengah. Siapa saja yang layak disebut 'Seniman Lapangan Hijau' era modern dari Eropa?

Tak sedikit pemain memang memiliki gaya khas tersendiri dalam permainannya, itu yang membuat seorang bintang berbeda dan memiliki identitas tersendiri. Berikut empat pemain, bagian pertama, yang bisa disebut sebagai seniman lapangan hijau di benua biru:

4. David Beckham
Mungkin banyak yang bertanya-tanya Beckham kenapa masuk ke dalam daftar seniman, padahal kontrol bola biasa dan tak juga memiliki kemampuan meliuk-liuk lewati sergapan lawan. Namun, kaki kanan miliknya bak tangan seorang pelukis besar, Pablo Picasso.

Umpan-umpan melengkung dari sayap kanan menjadi gaya khas pemain hasil akademi Manchester United angkatan 1992 yang terkenal itu. Tendangan bebasnya apa lagi, jangan ditanya! Akurat, melengkung, dan yang pasti jadi mimpi buruk kiper lawan.

Debut di usia 17 tahun, Beckham berhasil merebut enam gelar juara Premier League, dua Piala FA, dan sebuah Liga Champions dalam kemenangan legendaris pada 1999. Sukses pun dirasakannya ketika hijrah ke Real Madrid, lalu LA Galaxy di Amerika Serikat.

Satu lagi poin penting yang membuat Beckham bak seorang seniman di lapangan sepakbola adalah pengaruh besar yang melekat dalam citranya. Beckham sudah bukan hanya seorang pemain bola, tetapi sebuah duta besar baik dalam urusan olahraga maupun entertainment. Steven Gerrard mengakui hal tersebut, ketika diperkenalkan LA Galaxy beberapa hari lalu.

3. Xavi Hernandez
Siapakah metronom terbaik di dunia dalam rentan waktu 15 tahun terakhir? Pasti nama Xavi bakal mengemuka paling pertama. Gelandang Spanyol ini menjadi elemen sakral dalam gaya bermain tiki-taka, yang membuat Barcelona dan La Roja meraih sukses di berbagai kejuaraan bergengsi.

Xavi pertama kali muncul, ketika bergabung dengan akademi La Masia pada usia 11 tahun. Sejak menjalani debut pada 1998, pemain yang baru hengkang ke Timur Tengah itu mencatatkan 700 pertandingan, mencetak 82 gol, dan membuat lebih dari 180 assists untuk lebih dari 50 pemain. Berbagai gelar juara bergengsi berhasil dikoleksinya.

Kualitasnya mulai terlihat, saat membawa Spanyol jadi juara Piala Dunia U-20 dan Medali Perak Olimpiade 2000. Berkostum tim nasional senior, Xavi berhasil kembali memberikan gelar juara Piala Dunia plus dua buah trofi Euro. Pemain 170cm ini berhasil mencatatkan 91 persen umpan sukses di Piala Dunia 2010.

Xavi mendapatkan banyak pujian, karena personanya yang tidak sombong dan memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi. Dari segi rekor individu, Xavi juga mencatatkan diri sebagai pemain Spanyol dengan gelar juara terbanyak (28) sepanjang sejarah. Sayang, di ajang Ballon d'Or, prestasi terbaiknya hanya tiga kali berakhir di posisi tiga. Bersambung... (asp)