Tiga Siswa Gredos San Diego Berguru Kuliner di Indonesia
Kamis, 4 Agustus 2016 - 14:11 WIB
Sumber :
- U-Report
VIVA.co.id
- Kejarlah ilmu meskipun sampai ke negeri Cina! Kecuali kuliner tradisional, karena pusat tradisi masakan khas itu ada di pesona Indonesia. Tidak heran jika tiga murid akademi kuliner Gredos San Diego College, Spanyol berguru ke tanah air. Bahkan, salah satu di antaranya, Guierlemo Prado Yebra, adalah finalis Le Cordon Blue Competition Swiss. Dua yang lain adalah Ruth Argiz Guillen dan Maria Almudena Sanchez Lopez.
“Mereka berniat mendalami cara memasak, serta mempelajari budaya dan cerita di balik masakan Indonesia,” ujar Vita Datau Messakh, Ketua Akademi Gastronomi Indonesia (AGI), di Jakarta.
Baca Juga :
Mereka juga diberi kesempatan berkeliling ke semua outlet Marco Padang di Jakarta, berkunjung ke pasar tradisional dan mendatangi restoran yang direkomendasikan oleh Akademi Gastronomi Indonesia untuk mengetahui perkembangan industri kuliner Indonesia. Pada 19 Agustus 2016 mendatang, ketiga murid Gredos San Diego ini akan mendemontrasikan kemampuannya di depan media yang akan diundang dalam acara Media Gathering. Mereka akan menyajikan makanan-makanan hasil kolaborasi Indonesia- Spanyol tersebut.
Wakil Gredos San Diego untuk program internasional, Shinta Kartika Sari yang kebetulan orang Indonesia yang sudah menetap di Spanyol selama 13 tahun itu mengungkapkan rasa bangganya. Kerjasama Indonesia-Spanyol melalui AGI ini cukup strategis untuk masa depan hubungan people to people.
“Program ini sudah dirancang matang sejak penandatanganan di Spanyol awal 2015 lalu, difasilitasi Ibu Duta Besar Yuli Mumpuni Widarso di KBRI Madrid. Kerjasama jangka panjang diharapkan bisa bermanfaat bagi kedua negara,” ujar Shinta.
Menteri Pariwisata Arief Yahya sudah bertemu muka dengan Tim AGI-Gredos di Kemenpar, Senin 25 Juli 2016 lalu. Dia menyambut baik program ini, karena menurutnya Spanyol adalah negara yang industri pariwisatanya sangat maju.
“Kontribusinya terhadap peningkatan ekonomi dan tenaga kerja sangat signifikan antara lain 5.1 persen dari tenaga kerja di sektor pariwisata 2015,” kata Arief Yahya.
Selain itu, lanjut Arief, Spanyol juga termasuk top 5 besar dunia. Jumlah kunjungan turis asingnya, sehingga banyak yang bisa dipelajari dari Spanyol dan diharapkan bisa memotivasi siswa-siswa dari negara lain untuk mempelajari asyiknya masakan Indonesia,” katanya.
Arief menjelaskan, program ini juga dapat dimanfaatkan untuk menggali ilmu manajemen di bidang restoran dan kuliner. Spanyol adalah negara yang terbukti berhasil memajukan kuliner dan gastronominya sebagai bagian dari promosi destinasi.
“Kalau di sana bisa? Mengapa di kita tidak? Saya yakin kalau serius, pasti bagus dan punya prospek,” ujar Arief Yahya yang didampingi Deputi Kelembagaan Ahman Sya dan Nia Niscaya Asisten Deputy Pemasaran Mancanegara. (webtorial)