Jembatan Layang Tani Hidupkan Sektor Wisata dan Sektor Perikanan
- Desa Pebaun Hilir
VIVA – Desa Pebaun Hilir merupakan salah satu desa yang terletak Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau. Nama Pebaun sendiri diambil dari kumpulan berbagai suku yang terdiri dari suku Melayu, Budi Caniago, Pitopang, dan Piliang. Pembauran dari berbagai suku ini lah, akhirnya muncul nama Pebaun.
Nah, dari campuran berbagai suku ini juga, penduduk di Desa Pebaun sangatlah beragam, bahkan harus ada 3 kepala banjar (kepala kampung) waktu itu. Selain memiliki keberagaman suku, desa ini juga memiliki potensi alam yang sangat indah dan potensi lainnya yang bisa menjadikan desa ini lebih maju.
Namun, kendala tetap saja ada. Saat itu, dengan sebagian besar masyarakat Desa Pebaun berprofesi sebagai petani, akses petani untuk membawa hasil panen menjadi masalah serius. Banyak warga dan kelompok tani yang memikirkan cara untuk mengatasi masalah ini, salah satunya dengan menggunakan turap. Namun, jika menggunakan turap masalah lain muncul, yakni lahan yang dilewati turap menjadi tidak bisa ditanami padi.
Dari sinilah kemudian pemerintah desa mencoba menemukan solusi lain. Karena desa ini memiliki potensi alam dan pertanian serta perikanan yang cukup bagus, maka diperlukan solusi yang mampu memiliki berbagai fungsi untuk mendukung semua pengembangan potensi tersebut.
Sehingga muncullah inovasi pemerintah desa untuk melakukan pembangunan dalam bidang infrastruktur, yang pengaruh positifnya dirasakan pada pengembangan potensi wisata alam di Desa Pebaun Hilir tapi juga potensi di bidang pertanian dan perikanan.
Hal ini seperti dijelaskan Alpines Kepala Desa Pebaun Hilir kepada tim Viva melalui aplikasi pesan singkat. Alpines mengatakan, “upaya menggali potensi sumber daya alam dari keindahan alam Desa Pebaun Hilir ini menjadikan desa kami sebagai salah satu desa wisata di Kecamatan Kuantan”.
Dijadikannya Desa Pebaun Hilir sebagai desa wisata menurut Alpines karena didasari pada visi dan misi pemerintah desa. Maka dari, lanjut Alpines, dirinya terus berupaya untuk melakukan pembangunan dalam bidang infrastruktur yang memiliki berbagai fungsi dalam mendukung pengembangan potensi yang dimiliki desa.
“Khususnya pembangunan jalan usaha tani yang dibangun di atas hamparan persawahan ini. Kami ingin jembatan layang ini juga tidak hanya menjadi alat transportasi namun bisa lebih dari pada itu, yaitu menjadi sarana wisata dan juga menjadi sarana tempat pengembangan ikan,” ujarnya.
Alpines juga menjelaskan bahwa pembangunan jembatan layang multifungsi ini juga didukung oleh anggaran pemerintah desa di tahun 2018. “Total bantuan dana desa untuk pembangunan jembatan layang dan sarananya lainnya lebih dari Rp. 300 juta. Pembangunan sarana lain selain jembatan layang ini karena nanti kita juga mau mengembangkan sarana perikanan,” jelas Alpines.
Berkat adanya inovasi pembangunan jembatan desa yang merupakan program yang diinisiasi oleh Dirjen PMD Kemendes PDTT, saat ini Desa Pebaun Hilir memiliki destinasi wisata berbasis jembatan layang yang mampu menarik wisatawan. Selain digunakan sebagai destinasi wisata musiman di bawah jembatan dapat digunakan sebagai tempat pengembangan perikanan. Berkat terbangunnya jembatan ini pemerintah desa memperoleh pendapatan lain yang bisa menambah pendapatan desa dan masyarakat desa pun ikut merasakan adanya pendapatan lebih dari usaha memelihara ikan.