Pemuda Pulau Enggano Sulap Limbah Kayu Jadi Seni Ukir Bernilai Tinggi
- Pemerintah Desa Pulau Enggano
Pulau Enggano merupakan pulau terluar di Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Seperti kebanyakan pulau lainnya, pantai menjadi keindahan alam yang dijadikan objek wisata utama di daerah ini. Dalam hal ini, adalah Pantai Malakoni yang berada hanya beberapa meter dari Pelabuhan Perintis di Desa Malakoni.
Yang disayangkan, sejak banyaknya penduduk yang bermigrasi ke Pulau Enggano, dengan banyaknya permukiman yang didirikan menggunakan kayu, muncul lah banyak limbah kayu yang terbuang begitu saja di sepanjang Pantai Malakoni. Tentunya, hal ini mengurangi keindahan pantai yang menjadi objek wisata utama di pulau ini.
Mengatasi permasalahan sampah sisa kayu, seorang warga Desa Malakoni berinovasi untuk menyulap limbah tersebut menjadi kerajinan seni ukir yang memiliki nilai jual. Suherman atau yang akrab dipanggil Kang Herman ini turut mengajak pemuda Karang Taruna untuk membantunya. Hal ini disambut baik, bahkan oleh Pemerintah Desa yang kemudian memberikan bantuan modal peralatan ukir senilai Rp7 juta dari Dana Desa.
“Tahun 2015, banyak orang bermigrasi ke Pulau Enggano. Mereka mengolah kayu untuk membuat rumah. Dari situ lah, banyak kayu yang tak termanfaatkan. Ada satu orang yang punya latar belakang seni ukir. Namanya Pak Suherman, dibantu dengan Pak Asep, mengajak pemuda Karang Taruna untuk mengolah kayu,” ungkap Kepala Desa Malakoni Tedi Sunardi saat dihubungi tim VIVA.
Dengan dana bantuan tersebut, Kang Herman membentuk kelompok pemuda seni di Desa Malakoni yang diberi nama Kelompok Seni Kabahyan. Kang Herman sendiri memberikan pelatihan seni ukir kayu kepada kelompok pemuda tersebut dengan harapan limbah kayu ini dapat berubah menjadi kerajinan seni yang memiliki nilai jual tinggi.
Pada kenyataannya, tidak semudah itu menjual seni ukir kayu yang memiliki nilai jual tinggi. Kang Herman dan Kelompok Seni Kabahyan pun hanya membuat seni ukir berdasarkan permintaan. Namun, karena harganya yang cukup mahal, permintaan tak datang dengan mudah. Hanya kelompok tertentu yang sanggup membeli seni ukir kayu itu.
Saat ini, berbagai macam hasil kerajinan Kelompok Seni Kabahyan binaaan Kang Herman hanya terpampang di galeri seni milik Pak Mahmud dari Desa Kaana yang juga merupakan pengrajin souvenir dan kaus. Untuk itu, Pemerintah Desa Malakoni sangat mengharapkan bantuan dari Pemerintah Pusat untuk dapat mempromosikan hasil tangan para pemuda Pulau Enggano.
“Para pemuda ini mempunyai potensi untuk memacu pertumbuhan ekonomi dengan membuat souvenir khas Pulau Enggano dari seni ukir kayu. Untuk itu, kami harap Pemerintah Pusat dapat men-support agar produk ini bisa masuk ke pasar, sehingga permintaan meningkat, aktivitas juga meningkat dan tentunya pendapatan bertambah,” harap Tedi.