Tebing Breksi: Dulu Ditambang Kapurnya, Sekarang Ditambang Pesonanya
- Kholik/Desa Sambirejo
Kehilangan fungsi sebagai tempat menambang batuan kapur membuat kawasan Tebing Breksi di Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), malah ramai didatangi pengunjung dari segala umur. Siapa sangka, tempat yang dulunya tak banyak dilirik, sekarang menjadi tempat wisata unik.
Tebing Sumber Pendapatan Warga
Jauh sebelum menjadi destinasi wisata nan menawan, Tebing Breksi dulu adalah hamparan batu putih. Tebing ini diduga terbentuk dari endapan abu vulkanik dari Gunung Api Purba Nglanggeran, yang merupakan bagian dari Geopark Gunung Sewu, yang diakui UNESCO. Sayangnya, deretan tebing batu itu ditambang oleh warga, bahkan sejak tahun 1980-an, sebagai sumber pendapatan.
Namun, semua berubah ketika Tebing Breksi dimasukkan ke dalam salah satu situs Geoheritage, yang artinya merupakan suatu area geologi yang memiliki nilai-nilai penting di bidang keilmuan, pendidikan, budaya, dan nilai estetika, berkat asal-usulnya. Penetapan ini dilakukan oleh Kementerian ESDM melalui Surat Keputusan (SK) Penetapan 9 Kawasan Konservasi Geoheritage di DIY pada Oktober 2014.
Dengan penetapan ini, kegiatan penambangan di kawasan Tebing Breksi pun resmi diberhentikan. Tentu saja, perubahan drastis itu membuat masyarakat terkejut lantaran mereka kehilangan mata pencaharian yang sudah mereka tekuni sejak 40 tahun silam. “Masyarakat penambang bingung lantaran ini terkait mata pencaharian. Sudah sekitar 60 Kartu Keluarga menggantungkan nafkah hidupnya di tambang Tebing Breksi ini,” ujar Kholik, Koordinator Pengelola Tebing Breksi saat di hubungi VIVA lewat telepon.
Alih Fungsi Kawasan Tebing Breksi
Berdasarkan rapat dari beberapa lintas SKPD Desa Sambirejo, mulanya Tebing Breksi diusulkan untuk digunakan sebagai sarana pertanian, tetapi daerah tersebut begitu tandus sehingga hal itu tidak memungkinkan. “Kemudian, pertama kali kami sepakat untuk membuka amphitheatre, yaitu panggung terbuka, walaupun belum ada perencanaan yang matang kalau Tebing Breksi akan jadi tempat wisata. Sekadar untuk tempat pentas warga, untuk pertunjukan kesenian lokal,” jelas Kholik.
Namun, sejak adanya panggung ini, pengunjung mulai berdatangan. Panggung ini sendiri diresmikan sebagai kawasan destinasi wisata yang menjadi titik awal bergeliatnya pariwisata di Tebing Breksi oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X pada 30 Mei 2015. “Jadi kita mulai menata pengelolaan dengan mengajak teman-teman untuk ikut mengelola di sini. Itu juga tidak mudah, terkait belum adanya upah yang memadai. Kita hanya mengandalkan uang dari tiket masuk dan parkir sukarela,” terang Kholik.
Pengembangan kawasan wisata Tebing Breksi sendiri didanai oleh Bapak Gubernur DIY hingga tahun 2017. Selain itu, ada juga dana dari Dinas Pariwisata Provinsi. “Di MusDes, kami usulkan untuk menggunakan Dana Desa untuk melengkapi fasilitas yang ada, karena bagaimanapun Tebing Breksi sudah men-support Pendapatan Asli Desa (PAD) dari bidang kepariwisataan. Makanya, di tahun 2020, desa men-support perkembangan Tebing Breksi, baik dari segi infrastruktur, SDM, dengan Dana Desa yang sudah dianggarkan,” ungkap Kholik.
Tebing Breksi sebagai Objek Wisata
Pada akhir bulan Mei 2015, Tebing Breksi diresmikan sebagai objek wisata. Perlahan tapi pasti, berkat eksistensi media sosial, sedikit demi sedikit pengunjung mulai berdatangan. Pada tahun 2018, wisata Tebing Breksi menembus satu juta pengunjung dalam satu tahun. Sebuah peningkatan yang cukup pesat bila dilihat pengunjung sepanjang tahun 2016 yang hanya kurang lebih 300 ribu pengunjung.
“Promosi yang kami lakukan awalnya dengan mementaskan kesenian yang ada di sini, ditambah Pemerintah Desa, Dinas Pariwisata hingga berbagai Kementerian turut memberikan promosi yang luar biasa. Belum lagi dengan berbagai event besar yang ada di sini. Event yang sifatnya konser, pentas, maupun event sport. Promosi yang luar biasa itu dari mulut ke mulut. Kalau seperti sekarang ini kan ada media sosial. Itu betul-betul sangat membantu kami, ” tutur Kholik.
Keindahan Tebing Breksi yang semakin dikenal di seantero Indonesia ini membuat masyarakat datang untuk mengabadikan pesonanya. Tidak jarang ditemui pasangan yang mengadakan sesi foto pre-wedding di sini, bahkan melangsungkan pernikahan. Hal itu membuat pengelola semakin melengkapi fasilitas dengan membangun pendopo, meeting room, workshop area hingga homestay.
Semua ini tentu tidak sia-sia, lantaran pada tahun 2017, Tebing Breksi mendapatkan Juara 1 Anugerah Pesona Indonesia untuk kategori Destinasi Baru Terpopuler. Nah, semakin penasaran kan seperti apa keunikan objek wisata yang satu ini? Untuk masuk, Anda cukup membayar Rp5.000 per orang untuk wisatawan domestik dan Rp15.000 untuk wisatawan asing, sementara untuk parkir mobil Rp10.000.