Bangun Jalan Hemat Biaya, Desa Gunung Raja Lakukan Inovasi Ini

Jalan di Desa Gunung Raja, Kalimantan Selatan yang dibangun dengan kayu galam.
Sumber :

VIVA – Adalah Desa Gunung Raja Kecamatan Tambang Ulang Kabupaten, Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan yang memiliki gagasan untuk membangun jalan di desa tersebut tanpa harus merogoh kantong dalam-dalam. Pasalnya, struktur tanah di Kalimantan secara umum lebih banyak berkontur gambut dan berair dengan kadar keasaman yang tinggi. Begitupun kondisi yang terjadi di Desa Gunung Raja. 

Kondisi tersebut mengakibatkan banyak jalan desa Gunung Raja yang amblas turun tergerus air bawah karena tanah bergerak sehingga sering terjadi bibir jalan longsor. Maka dari itu, untuk menahan tanah urug padat pada jalan desa, biasanya dibangun dengan beton. Namun, konsekuensinya adalah biaya menjadi tinggi karena pondasi harus dalam sampai dengan satu meter di bawah permukaan tanah.

Saat dihubungi tim VIVA melalui telepon, Samsiar selaku Kepala Desa Gunung Raja pun menjelaskan bahwa membangun jalan desa di wilayah desa ini akan memakan biaya yang sangat besar bila dilakukan dengan beton batu semen. “Kita kalau bangun jalan di sini (Desa Gunung Raja) dengan beton dan semen keluar biayanya pasti akan banyak,” jelas Samsiar. 

Oleh karena itu Samsiar juga menjelaskan saat itu masyarakat Desa Gunung Raja mencoba mencari alternatif dengan biaya yang relatif murah sebagai pengganti siring beton. “Jadi, akhirnya kita mencoba alternatif pilihan menggunakan kayu galam (melaleuca leucadendron) dengan teknik pemasangan miring ke dalam. Nah, dengan teknik Siring ini kita bisa hemat biaya, tapi kualitas jalan lebih kuat,” katanya. 

Teknik pembangunan jalan desa dengan menggunakan kayu dalam ini dilakukan karena kayu galam adalah kayu yang dapat bertahan lama pada kondisi tanah gambut atau tanah berair asam tinggi. 

Kemudian disepakati dalam musyawarah desa pada 2018 dalam pembangunan jalan desa, diputuskan menggunakan kayu galam dengan teknik kemiringan tertentu. “Dengan metode pemasangan galam miring 45 derajat ke dalam maka dapat lebih maksimal menahan tanah urugan tidak terkikis air asam,” jelas Alhidiyah salah satu pengelola kegiatan pembangunan jalan desa di Desa Gunung Raja. 

Inovasi Siring Galam Miring ini pun menurut Samsiar cukup membantu masyarakat sekitar untuk menggunakan akses atau jalan desa dengan lebih nyaman. “Masyarakat juga senang karena akhirnya dapat menikmati jalan desa yang lebih bagus dan akses transportasi dari sawah ke sawah juga jadi lebih mudah,” ujarnya.

Untuk diketahui, berdasarkan data yang didapat dari Kementerian Desa, inovasi Siring Galam Miring di Desa Gunung Raja ini mampu menghemat biaya sampai dengan 47,5%, dan memanfaatkan kearifan lokal yang ada.