Lahan Perkebunan Desa Pulau Semambu Disulap Jadi Tempat Wisata Edukasi

Desa Wisata Pulau Semambu.
Sumber :
  • Dok. Kemendesa

Desa Pulau Semambu, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan adalah sebuah desa dengan lahan perkebunan seluas kurang lebih 1 hektare. Lahan itu sehari-hari dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk bercocok tanam. Namun, meski memberi manfaat ekonomi, tapi ternyata nilai yang dihasilkan tidak signifikan.

Untuk itu, pada tahun 2016, BUMDes Pulau Semambu berencana melakukan inovasi dengan menggunakan Dana Desa, melalui pemanfaatan aset dan potensi lahan perkebunan berbasis konsep shareholding. Setelah melakukan musyawarah bersama lintas pemangku kepentingan di tingkat desa, diputuskan untuk membuat sebuah destinasi wisata dengan nama Desa Wisata Pulau Semambu.

Lebih lanjut, BUMDes memformulasikan gagasan inovasi untuk bisa menggaet pengunjung, baik dari dalam maupun luar Kecamatan. Gagasan itu mencakup rancangan, struktur pengelola, tata ruang, wahana, hingga rencana pembangunan fasilitas umum secara gotong royong yang bekerja sama dengan pemerintah setempat.

Berlokasi kurang lebih 30 menit dari Kota Palembang, Desa Wisata Pulau Semambu sendiri mengambil konsep agrowisata di mana pengunjung dapat memetik sendiri tanaman sayur mayur yang mereka inginkan di kawasan destinasi wisata tersebut. Selain itu, pengunjung juga akan didampingi oleh pemandu wisata yang akan sekaligus menjelaskan mulai dari teknik persiapan lahan, pengelolaan lahan, hingga pemanenan sayur dan buah.

Selain petik sayur dan petik buah, ada pula program peternakan dan panen ikan. Kegiatan ini bertujuan untuk menguji keberanian, khusunya bagi anak-anak agar berani untuk berinteraksi langsung dengan hewan ternak. Selain itu, pengunjung dapat menambah pengetahuan karena memperoleh penjelasan langsung dari peternaknya.

Bagi penggemar kegiatan yang memacu adrenalin, ada pula aktivitas outbound dan flying fox. Biasanya, program outbound menjadi salah satu kegiatan yang digunakan oleh kelompok besar, baik itu instansi, karyawan, pelajar, mahasiswa maupun komunitas, untuk dapat beraktivitas bersama. Kegiatan tersebut dapat meningkatkan solidaritas, kerja sama, dan ikatan empati bagi para pesertanya.

Dengan demikian, Desa Pulau Semambu berhasil memperoleh tambahan hasil dari destinasi tersebut yang bermanfaat menambah anggaran pembangunan desa. Warga sekitar pun mendapatkan peluang tambahan pekerjaan dengan membuka kedai kuliner di area wisata yang berefek pada meningkatnya pendapatan warga, yang sebelumnya berprofesi sebagai petani sekarang menjadi wirausaha kedai kuliner.

Namun, perlu diperhatikan bahwa dengan berkembangnya suatu destinasi wisata, terutama yang berbasis alam, maka akan semakin besar pula ancaman kerusakan yang ditimbulkan. Untuk itu, Pemerintah Desa diimbau untuk segera membuat kebijakan yang riil, sehingga eksistensi Desa Wisata Pulau Semambu pun bisa terus terjaga.