Kompang Bosi Sebagai Inovasi Transportasi Desa Banjar Guntung
- Dok. Kemendesa
Keterjangkauan Desa Banjar Guntung, Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau tergolong sulit. Hal itu karena desa yang terletak di seberang Sungai Kuantan ini jauh dari sentuhan pembangunan infrastruktur, terutama jalan.
Jarak tempuh melalui akses darat pun cukup jauh. Terlebih, ketika musim hujan, akses jalan sangat memprihatinkan karena apabila debit air sungai meluap, maka akses jalan terputus. Bagi warga yang bekerja di luar desa, mereka biasa menggunakan Kompang Kayu.
Kompang Kayu sendiri adalah alat transportasi tradisional berbentuk kapal untuk menyeberangi sungai yang terbuat dari kayu. Namun, melihat material yang digunakan, Kompang Kayu tidak tahan lama. Menanggapi hal itu, pemerintah dan masyarakat pun melakukan musyawarah desa.
Dalam musyawarah tersebut, disepakati untuk membuat alat transportasi dengan menggunakan bahan besi yang diberi nama Kompang Bosi. Dengan menggunakan Dana Desa, masyarakat berhasil melahirkan sebuah inovasi transportasi yang pembuatannya turut dibantu oleh ahli pembuatan kompang.
Pemerintah Desa beserta masyarakat melakukan pelelangan tender pengurus Kompang Bosi melalui musyawarah dan pemenang tender ini nantinya yang akan mengoperasikan kompang menjelang tender berikutnya yang dilakukan pada bulan Juni setiap tahunnya.
Sebagian keuntungan dari Kompang Bosi sendiri disetor ke Pemerintah Desa, kemudian keuntungan tersebut digunakan untuk membeli kerbau yang akan dimakan bersama masyarakat pada acara turun ke ladang.
Seluruh masyarakat Desa Banjar Guntung, mulai dari pelajar hingga warga yang bekerja di luar desa, sangat merasakan manfaat dari Kompang Bosi ini sebagai alat transportasi untuk penyeberangan. Kompang Bosi pun dianggap sukses menggerakkan perekonomian desa.
Diketahui, Desa Banjar Guntung adalah satu-satunya desa yang memiliki Kompang Bosi. Untuk itu, Pemerintah Desa diharapkan dapat merancang sebuah peraturan yang dapat memberikan ketegasan dalam pengelolaaan Kompang Bosi, sehingga dapat menghasilkan PAD bagi desa.