Kita Sudah Siap
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Geliat libur panjang Natal dan tahun baru [Nataru] sudah mulai tampak sejak Jumat malam, 20 Desember 2019. Arus kendaraan yang keluar Jakarta semakin banyak sehari setelahnya. Bahkan, tol layang Jakarta-Cikampek sempat mengalami macet total selama dua jam, akibat tingginya volume kendaraan yang ingin keluar Jakarta sekaligus menjajal ruas jalan tersebut.
Jika merujuk prediksi Kementerian Perhubungan, puncak arus mudik libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 (Nataru) sudah lewat. Karena, Kemenhub memperkirakan puncak arus mudik Nataru terjadi pada 19-20 Desember 2019. Sementara itu, puncak arus balik diperkirakan terjadi pada 1-2 Januari 2020.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi, mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan arus mudik dan arus balik Nataru sejak jauh-jauh hari. Kesiapan tersebut mulai dari sarana, prasarana, dan infrastruktur.
Berikut penuturan Budi Setiyadi kepada VIVAnews di tengah kesibukannya menyiapkan arus mudik dan arus balik Nataru. Wawancara dilakukan di Kemenhub, Selasa, 16 Desember 2019.
Bagaimana kesiapan Kemenhub menyambut libur Nataru?
Angkutan Natal dan tahun baru sebenarnya sudah kita siapkan dari dua bulan lalu. Kita sudah melakukan rapat-rapat koordinasi dengan kepolisian, kemudian dengan Kementerian PUPR, karena terkait dengan persiapan infrastruktur.
Selain rapat?
Menyangkut kesiapan pada sisi yang mungkin lebih teknis, pertama sarana. Sarana berarti moda transportasi. Moda transportasi ini berarti kita akan menjamin bahwa nanti semua kendaraan yang akan digunakan masyarakat baik itu mobil pribadi, mobil angkutan umumnya, mobil pariwisata kita harapkan sudah sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Bagaimana dengan tol layang?
Tol elevated memang butuh manajemen sendiri. Panjang tol elevated itu 38 kilometer. Tidak punya rest area, tapi dia punya uton. Jadi kalau misalnya mungkin ada kecelakaan atau accident di sana polisi dan operator Jasa Marga sudah mempersiapkan skema untuk evakuasi kendaraan.
Bagaimana mengatasi kendaraan yang mogok. Karena hal itu bisa bikin macet?
Saya sudah menyiapkan dua tim dengan dua kendaraan petugas-petugas yang mempunyai kemampuan atau keterampilan di bidang teknik mesin. Jadi nanti kalau ada masyarakat yang mogok, petugas saya akan membantu. Dan kalau dirasa kurang, saya akan kerja sama dengan bengkel atau APM. Karena APM selama ini dia tidak mobile, dia biasanya stay di beberapa rest area, nah padahal yang sangat dibutuhkan masyarakat adalah yang di tengah perjalanan mogok.
Terkait bus bagaimana kesiapannya?
Kalau bus yang reguler sebenarnya kita selalu melakukan rampcheck di terminal-terminal setiap pemberangkatan. Tetapi yang jadi persoalan adalah bus-bus pariwisata. Bus pariwisata itu banyak yang casing-nya bagus, nampak sehat fisiknya, tapi mobilnya kadang-kadang tidak punya izin, tidak punya kartu pengawasan, tidak KIR. Jadi nampak bagus, nampak sehat fisiknya tapi dalamnya tidak bagus. Apalagi mohon maaf pengemudinya seperti apa kita tidak tahu. Nah, saya minta masyarakat sekarang seharusnya bisa cerdik untuk memilih bus pariwisata.
Caranya?
Pertama jangan tergiur dengan harga murah. Harga murah tidak jaminan dengan keselamatan. Harga mahal juga belum tentu menjamin keselamatan. Namun yang penting dicek KIR-nya masih hidup nggak? STNK-nya masih hidup apa nggak? Kemudian pengemudinya siapa? Punya SIM atau nggak? Kemudian bagaimana karakter pengemudinya? Saya berharap masyarakat mau melakukan itu, dari pada nantinya banyak korban kecelakaan.
Bus pariwisata di bawah pengawasan Hubdat juga?
Iya sama, di kita. Tapi memang bus pariwisata itu biasanya tidak patuh dengan aturan, tidak memperhatikan keselamatan penumpang. Memang tidak semuanya demikian. Maksud saya okelah bisnis, tapi tolong diperhatikan juga aspek keselamatan penumpang. Waktu kejadian di Sukabumi, itu ada lima mobil yang ternyata kendaraannya tahunnya lama, semuanya sudah mati dan tidak di-KIR.
Memang saat mengajukan izin tidak dicek dulu kondisi kendaraannya?
Kalau saat izin itu kan kita hanya mengecek tahun kendaraan sama minimal jumlah kendaraan. Tapi secara fisik bagaimana kendaraan kan sebetulnya ada kewajiban setiap enam bulan sekali dilakukan uji KIR di Dishub.
Ada anggapan selama ini KIR hanya main-main saja?
Saya sangat berharap Dishub-dishub di setiap kabupaten/kota yang diberikan kewenangan oleh pemerintah pusat untuk melakukan uji KIR, saya minta jangan main-main. Di beberapa kota sudah mulai ketat. DKI sudah mulai ketat. Saya berharap betul di daerah lain juga demikian. Sejak tahun 2018 saya strike dengan Dishub-dishub terkait dengan uji KIR. Karena masih ada tempat-tempat uji KIR yang hanya formalitas saja.
Masih banyak yang seperti itu?
Iya. Bahkan kemarin sempat ada kasus yang mengeluarkan buku KIR yang palsu, dan ketangkap orangnya.
Lalu bagaimana solusinya?
Sekarang sedang kita lakukan penataan dan penertiban. Jadi nanti di tahun 2020 buku KIR kita akan ganti dengan kartu agar tak ada pemalsuan lagi. Karena dalam kartu itu ada chip-nya, dan di chip itu ada data yang menyatakan kendaraannya, dimensinya, perusahaannya. Dan kita mempunyai alat rider-nya untuk membaca itu.
***
Bagaimana dengan prasarananya?
Bicara prasarana yang menyangkut di mana kendaraan-kendaraan itu tak hanya berhenti pada bus-bus reguler, berarti saya juga berbicara rest area, juga terminal untuk bus-bus itu. Kemudian untuk bus-bus pariwisata itu ada pool-pool bis yang ada di tujuan tempat wisata, misalnya di Taman Safari dan lain sebagainya.
Untuk rest area dan terminal, seperti yang diarahkan oleh Pak Presiden kemarin pada rapat terbatas, beliau memberikan penekanan dalam aspek keamanan. Karena pada saat Natal biasanya ada orang-orang tertentu yang ingin memanfaatkan momentum itu untuk melakukan hal-hal yang tidak baik. Kita perlu waspadai misalkan antisipasi seperti teroris atau gerakan separatis. Kemudian untuk pengemudinya juga kita siapkan tempat untuk melakukan pengecekan, misalnya narkoba dan kesehatannya. Jadi saya kerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan BNN.
Terkait rampcheck?
Karena target saya melakukan rampcheck banyak, jadi saya membebaskan kepada operator untuk melakukan rampcheck mandiri. Rampcheck mandiri artinya operator melakukan rampcheck sendiri sebagai jaminan untuk menjamin keselamatan, karena itu kan menyangkut branding perusahaannya juga.
Bagaimana dengan infrastruktur?
Bicara infrastruktur ini memang sebenarnya merupakan domain Kementerian PUPR. Tapi kita bersama-sama Kementerian PUPR, bersama-sama menjamin semua jalan yang nanti akan digunakan oleh pemudik atau masyarakat yang akan melaksanakan liburan, baik jalan tolnya, jalan nasional, atau jalan alternatif, itu sudah sesuai dengan kebutuhan. Kita menjamin akses jalan untuk masyarakat semua sudah memadai.
Bagaimana dengan pembangunan di jalur tol atau jalan nasional yang berpotensi bikin macet?
Kebetulan untuk libur Natal dan tahun baru ini sudah tidak ada lagi pekerjaan-pekerjaan di jalur atau jalan nasional seperti dulu. Semua sudah selesai. Cuma yang harus kita jaga adalah kerusakan jalan dan longsor.
Intinya infastruktur aman?
Untuk infrastruktur secara umum sudah siap.
Jalur Trans Sumatera dan Jambi infonya jalur tolnya masih jelek?
Kalau jalur yang masih fungsional itu di Kayu Agung sampai Palembang, itu sekitar 33 kilometer, tapi kalau dari Kayu Agung sampai Lampung itu sudah operasional. Kalau sudah operasional itu artinya sudah siap, sudah dilakukan uji layak fungsi jalan. Kalau fungsional itu biasanya bisa digunakan hanya siang hari saja.
Kemarin banyak yang khawatir melalui tol elevated karena bergelombang?
Itu sebenarnya tidak bergelombang seperti yang digambarkan oleh netizen. Karena tidak sepenuhnya bergelombang. Yang bergelombang itu adalah pertemuan antara bentangan satu dengan bentangan yang kedua itu kan ada sambungan, sambungan itu namanya expansion joint. Expansion joint itu sambungannya memang belum sempurna, maksudnya kan langsam. Jadi kadang memang agak turun dikit.
Tapi apa yang menyebabkan jalan itu bisa bergelombang ?
Iya mungkin karena sambungannya itu. Antara bentangan satu dengan bentangan kedua itu kan ada sambungan. Nah itu yang harus disempurnakan, tapi sekarang lagi dilakukan treatment oleh Kementerian PUPR untuk melakukan penyempurnaan.
Tapi secara teknis tidak ada masalah dengan jalur itu?
Tidak ada masalah, yang penting dijaga saja kecepatannya.
***
Bagaimana prediksi peningkatan jumlah penumpang di libur Nataru ini?
Kalau secara umum jumlah penumpang di darat, laut, udara, dan kereta api itu sesuai yang ada pada prediksi kita itu bisa sampai di angka 16,4 juta penumpang di libur Natal dan tahun baru sekarang ini, dan semuanya mengalami kenaikan, kecuali udara. Kenaikan yang paling signifikan yang kita prediksi adalah penyeberangan Merak-Bakauheni. Karena Merak-Bakauheni itu dengan adanya jalan tol baru berpotensi menjadi seksi bagi masyarakat untuk melakukan perjalanan baik yang dari Jawa ke Sumatera, maupun dari Sumatera ke Jawa melalui penyeberangan.
Diperkirakan berapa persen kenaikannya?
Kenaikannya antara 6-10 persen. Kecuali udara yang kemungkinan akan mengalami penurunan.
Bagaimana dengan manajemen atau pengaturannya?
Tidak mungkin dalam momentum sekarang ini di mana banyak kendaraan keluar, jalan juga terbatas, kemudian petugas dan lain sebagainya tidak ada manajemen yang intensif. Nah, manajemen lautnya saya persiapkan pertama adalah pembatasan angkutan barang. Pembatasan Kendaraan Angkutan Barang ini sudah kita persiapkan peraturan menterinya, baik itu di jalan tol maupun jalan nasional. Nah, di jalan tol itu pasti dari Jakarta sampai Cikampek, sampai dengan Cirebon itu pasti kita batasi. Khusus tanggal 25 Desember itu yang kita batasi kendaraan pengangkut barang dari Cikampek sampai Jakarta, hanya itu saja.
Selain itu?
Ada lagi yang terkait dengan contraflow dan one way. Untuk contraflow dan one way sudah kita bahas dengan pihak kepolisian, hasil kesimpulan rapat kita akan dilakukan contraflow atau one way tetapi tergantung dengan kebutuhan di lapangan. Jadi tergantung pada diskresi kepolisian nanti. Tapi dari awal saya sampaikan kepada masyarakat, suatu saat kondisi jalan tidak memungkinkan, polisi akan melakukan atau menerapkan diskresinya itu baik one way atau contraflow. Tapi belum ditentukan dari mana mau ke mananya, karena tergantung pada situasinya nanti.
Apakah one way atau contraflow itu akan dilakukan kembali?
Iya. Hari raya kemarin itu kita lakukan one way yang panjang sekali dan itu perencanaannya berdarah-darah.
Artinya sudah direncanakan?
Sudah. Kan kita juga berhitung kira-kira berapa jumlah kendaraan yang dari DKI itu. Tapi sekarang dengan adanya tol elevated nampaknya mungkin bisa memecah persoalan seperti tahun-tahun yang lalu.
Trans Jawa bagaimana progresnya. Apakah sudah selesai?
Trans Jawa sudah selesai. Nanti mungkin yang masih akan diselesaikan antara Probolinggo ke Banyuwangi.
Bagaimana dengan pelabuhan?
Khusus manajemen yang akan kita berlakukan di Merak-Bakauheni, saya sudah sampaikan di sana, ada dua skema. Pertama skema normal seperti sekarang ini. Kedua, kalau situasi padat itu kita akan lakukan beberapa kebijakan di sana.
Kebijakan apa?
Pertama kesiapan kapal akan kita tambah, kemudian kesiapan tugboat untuk persiapan menarik kapal, kemudian meningkatkan caseless.
Apakah sudah melalui perhitungan yang matang?
Iya. Semua sudah kita perhitungkan matang. Dan nanti juga kepolisian akan membantu kita kalau memang kantong parkirnya di dalam area pelabuhan itu terlampau penuh, nanti kita juga sudah koordinasi dengan pihak Jasa Marga, kalau nanti ada penumpukan kendaraan nanti bisa dialihkan ke jalan nasional. Dan itu sudah masuk dalam protap kita dengan kepolisian dan pihak Jasa Marga.
Kesiapan menghadapi libur Nataru tiap tahun semakin baik. Bisa dijelaskan?
Kalau dibandingkan lima tahun lalu, manajemen untuk mengatasi arus mudik libur hari raya, dan Natal dan tahun baru ini semakin membaik.
Proses apa yang membuat itu bisa terjadi?
Kuncinya ada pada koordinasi, kemudian komunikasi. Kita mengajak kepada masyarakat untuk berpartisipasi bersama, tidak bisa pemerintah melakukan effort sendiri tanpa ada andil atau peran dari masyarakat. Makanya saya terus terang saja, peran media untuk menyosialisasikan kepada masyarakat itu sangat penting.
Berapa banyak petugas yang dilibatkan?
Kalau polisi saya lihat cukup banyak sekali, dan mereka sangat siap sekali. Harapan saya Dishub-dishub di provinsi dan kabupaten juga turun bersama-sama untuk mengamankan libur Nataru. Saya juga meminta agar dinas di daerah bekerja sama dengan polisi guna mengamankan wilayahnya. Saya kan membuat tim teknis untuk mengatasi kendaraan yang memiliki problem-problem di jalur tol dan jalur selatan. Saya harap bupati-bupati juga membuat tim yang sama, mempersiapkan tim teknis yang khusus membantu masyarakat di musim libur Natal dan tahun baru ini.
Bagaimana dengan masalah anggaran?
Saya melihat itu memang butuh anggaran. Tapi kalau niat kita untuk kepentingan yang lebih besar, yaitu masyarakat, saya rasa anggaran itu tidak jadi hambatan. (art)