Bernostalgia Lewat Film
VIVA.co.id – "Rangga, yang kamu lakukan ke saya itu...jahat," begitu kata Cinta pada Rangga.
Cinta membawa Rangga ke masa lalu. Terucap setelah ratusan purnama terlewati. Meski janji Rangga pada Cinta akhirnya terpenuhi. Keduanya kembali bertemu setelah 14 tahun terpisah jarak puluhan ribu mil jauhnya.
Pertemuan yang merangkai Rangga dan Cinta mengembalikan cerita 'indah' di masa lalu. Penggemar film fenomenal Ada Apa Dengan Cinta ini pun ikut semringah.
Mereka mendapati kisah cinta gantung tersebut kembali dilanjutkan. Sekuel film ini pun jadi reuni para bintang dan mengundang rasa penasaran para penggemar lamanya.
Nostalgia memang indah. Memanggil kenangan yang melekat di masa lalu dan membicarakannya lagi selalu menarik dan menggairahkan. Karena itulah, film sukses di masa lampau yang dibuat ulang selalu menarik perhatian.
Lewat film remake, reboot, sekuel lanjutan, bahkan spin-off tak pelak kerap kali berhasil jadi jurus para sineas bernostalgia dengan penonton setia.
Sepanjang 2016, perfilman Tanah Air cukup diramaikan dengan sejumlah film yang dibuat ulang atau dilanjutkan dari kesuksesan di masa lalu. Bukan hanya mampu memanggil lagi basis penggemar lama nan loyal, penggemar baru pun kian berdatangan.
Ada Apa Dengan Cinta 2
Dian Sastrowardoyo (kiri) dan Nicholas Saputra (kanan) saat menghadiri konferensi pers film Ada Apa Dengan Cinta 2 di Hall Senayan City, Jakarta Pusat, Senin, 25 April 2016. (VIVA.co.id/Muhamad Solihin)
Ada Apa Dengan Cinta 2 jadi jawaban terhadap penantian panjang para pencinta film ini selama bertahun-tahun. Masih dibintangi Dian Sastrowardoyo dan juga Nicholas Saputra, film ini mengawali geliat film Tanah Air pada 2016.
Tayang perdana pada 28 April 2016, AADC 2 mendominasi layar bioskop Indonesia. Bahkan, meski tayang bersamaan dengan film blockbuster Hollywood Captain America: Civil War, AADC 2 bak tak tergoyahkan. Tiket selalu terjual habis setidaknya selama lebih dari sepekan pertama. Dua juta penonton pun berhasil terkumpul hanya dalam delapan hari penayangannya.
Demam AADC2 juga merambah ke sektor lain seperti wisata napak tilas lokasi syutingnya. Sejumlah lokasi di Yogyakarta, seperti Pantai Parangkusumo, Sellie Kopi, Klinik Kopi, Rumah Doa Bukit Rhema, Padepokan Bagong Kussudiardja, Sate Klathak Pak Bari, juga Papermoon Puppet Theatre selalu ramai dikunjungi para penggemar kisah cinta dan persahabatan Cinta cs ini.
Sekuel film besutan Rudy Soedjarwo itu pun diburu hingga ke negeri tetangga, seperti Malaysia dan Singapura. Di tangan Riri Riza dengan naskah yang ditulis Mira Lesmana dan Prima Rusdi, AADC 2 pun dinobatkan sebagai blockbuster Indonesia.
Dikutip dari filmindonesia.or.id, jumlah penontonnya ditutup dengan 3.665.509 orang. Film ini jadi film dengan jumlah penonton terbanyak kedua selama 2016.
Sebagian besar penonton AADC 2 tak lain adalah para penonton yang sudah menikmatinya sejak film pertama. Film ini memang sangat hit dan jadi salah satu film drama remaja yang masih sangat dikenang hingga kini.
Film ini melejitkan nama Dian Sastrowardoyo dan juga Nicholas Saputra. Bukan hanya kisah cinta yang populer, karakter Rangga dan Cinta bak Romeo dan Juliet yang selalu disebut-sebut dalam kisah romansa di Indonesia.
Penggemar AADC juga dibuat gagal move-on, karena akhir cerita di film pertamanya yang menggantung. Tak pernah ada bahasan ingin melanjutkan sekuelnya, tahun lalu klip singkat hasil kerja sama dengan LINE, salah satu aplikasi obrolan instan, yang diperankan dua bintang utama ini pun langsung trending dan paling hot diperbincangkan di mana-mana.
Hasilnya, AADC 2 pun sukses, karena bernostalgia selalu membangkitkan gairah siapa pun yang mengenangnya.
Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1
Para pemain Warkop DKI Reborn. (VIVA.co.id/Diza Liane)
Lama dinantikan kabarnya, film komedi legendaris Warkop DKI akhirnya muncul pada 2016. Siapa yang tak kenal dengan sosok Dono, Kasino, dan Indro yang begitu fenomenal sejak era 70-an ini. Meski dua personelnya telah tiada, filmnya masih terus diputar di televisi nasional.
Seolah tak pernah bosan dan masih selalu lucu, masyarakat tak bisa melupakan trio lawak legendaris ini.
Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 pun akhirnya jadi pelepas rindu masyarakat Indonesia akan sosok mereka. Hadir dalam konsep lawak yang lebih modern, film ini dibintangi Abimana Aryasatya sebagai Dono, Vino G Bastian sebagai Kasino, dan Tora Sudiro sebagai Indro.
Tanpa menghilangkan ciri khas Warkop DKI, film garapan sutradara Anggy Umbara ini berhasil membawa nostalgia di antara para penonton Indonesia.
Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 sudah menjadi trending topic sejak pertama kali mengumumkan rencana proyeknya. Popularitasnya semakin tinggi ketika merilis poster dan trailer perdana. Terbukti, dalam 15 hari pertama tayang, film ini sudah tembus lebih dari 5 juta penonton.
Tak heran jika ia memecahkan rekor MURI sebagai Pencapaian Tercepat 1 Juta Penonton dan Penonton Terbanyak dalam 1 hari.
Tentu saja, prestasi besar Warkop DKI Reborn tak berhenti di sana. Film ini juga dinobatkan sebagai film Indonesia paling laris menggeser Laskar Pelangi yang sebelumnya duduk di angka 4.687.729 untuk jumlah penonton. Warkop DKI Reborn pun menutup 2016 dengan total penonton 6.858.616 orang.
Film ini otomatis jadi yang terbanyak ditonton melengserkan Ada Apa Dengan Cinta 2 di angka 3.665.509 penonton pada tahun yang sama.
Kesuksesan Warkop DKI Reborn tentu saja tak lepas dari sosok fenomenal trio Warkop DKI itu. Sejumlah penonton yang ditemui VIVA.co.id mengaku kerinduan terhadap Dono, Kasino, Indro mendorong mereka untuk datang ke bioskop. Untuk mendapatkan tiket yang habis dengan cepat setiap harinya itu pun mereka rela mengantre panjang.
Ini Kisah Tiga Dara
Pemain film "Ini Kisah Tiga Dara" Shanty (kiri), Tara Basro (tengah), dan Tatyana Akman (kanan) saat Mini Concert Soundtrack Album Flm "Ini Kisah Tiga Dara" di Jakarta, Rabu, 20 Juli 2016. (VIVA.co.id/Muhamad Solihin)
Industri perfilman Indonesia pada 2016 ini memang cukup diramaikan dengan film yang membawa nostalgia masa lalu. Ini Kisah Tiga Dara merupakan film karya sutradara wanita Nia Dinata yang terinspirasi dari film lawas populer Tiga Dara. Nia menampik jika film ini adalah film remake atau yang dibuat ulang dari Tiga Dara yang dirilis pada 1956.
Film musikal tersebut merupakan garapan sutradara Usmar Ismail. Karena itulah, Nia merasa belum mampu untuk membuat ulang film yang dibuat oleh sutradara besar sekelas almarhum. Agar bebas berkreasi, Nia banyak terinspirasi dari film tersebut.
Meski begitu, ada adegan yang benar-benar diambil dari film Tiga Dara ini. Nia mengaku adegan tersebut berhasil membuatnya jatuh hati sejak pertama kali menontonnya saat masih kecil. Adegan itu jadi momen nostalgianya akan film lawas tersebut.
Dibintangi oleh Shanty, Tara Basro, Tatyana Akman, Rio Dewanto, dan juga Titiek Puspa, film ini merupakan film musikal yang cukup menyita perhatian tahun ini. Selain merilis film adaptasinya, Tiga Dara merayakan 60 tahun tanggal pertama ditayangkan dengan menggelar konser dan merilis restorasi 4K film tersebut di bioskop-bioskop Indonesia.
Sempat pesimistis dengan penontonnya, secara mengejutkan, tiket konser sebanyak 800 buah ludes terjual dalam waktu sepekan saja. Penonton rupanya begitu merindu, karena film ini juga menyabet sejumlah penghargaan di Festival Film Indonesia pada 6 November 2016.
Beberapa di antaranya Piala Citra untuk Pemeran Pendukung Wanita Terbaik, Penyunting Gambar Terbaik, dan juga Perancang Busana Terbaik.
Tren Nostalgia dalam Film Hollywood
Tak hanya di Indonesia, pada 2016, bernostalgia masih jadi tema yang menarik untuk mencoba mengulang kesuksesan di industri perfilman Hollywood. Beberapa film blockbuster Hollywood sukses meraup pendapatan besar dengan membawa nama besar di masa lalu.
Sebut saja film animasi Finding Dory yang akhirnya muncul setelah begitu lama dinantikan. Finding Dory merupakan sekuel yang diproduksi Pixar Animation Studios dan dirilis bersama Walt Disney Pictures pada 2003.
Mereka yang menikmati film animasi fenomenal itu kini telah beranjak dewasa. Namun nyatanya, kisah petualangannya masih begitu dirindukan.
Finding Dory memecahkan rekor sebagai film animasi dengan angka penjualan di hari pembukaan yang terbaik. Angkanya mencapai US$136,2 juta saat debut dan hanya merosot 45 persen di pekan kedua, sehingga menjadi US$73,2 juta.
Angka ini pun memegang rekor baru, yakni film animasi dengan penjualan terbanyak di pekan kedua yang sekaligus menggeser jawara sebelumnya, Shrek 2.
Film animasi ini akhirnya menutup penghasilannya sebesar US$1,027 miliar sejak dirilis pada Juni 2016.
Selain Finding Dory, Ghostbusters pun jadi film Hollywood yang mengajak penontonnya bernostalgia. Masih ingat dengan Ghostbusters pada 1984?
Saat itu, filmnya begitu populer karena unik dan menghibur. Nama Harold Ramis, Dan Aykroyd, dan juga Bill Murray pun melejit serta dikenal luas lewat film ini.
Pada 2016, reboot dari film Ghostbusters era 80-an akhirnya benar-benar terwujud. Namun, bukan para pria pembasmi hantu, melainkan wanita seluruhnya. Karya Paul Feig ini dirilis pada 11 Juli 2016 dengan pendapatan terakhirnya US$229,1 juta dari seluruh dunia.
Meski tak sebesar Finding Dory, antusiasme penonton cukup tinggi. Ghostbusters jadi topik hangat di kalangan pencinta film sejak awal proyek ini diumumkan. Kritik dari Rotten Tomatoes pun cukup memuaskan dengan total 72 persen.
Film yang mengajak penonton mengenang masa lalu pada 2016 juga dihadirkan lewat Independence Day. Film fiksi ilmiah ini dahulu dirilis pada 1996 yang juga melejitkan nama Will Smith kala itu.
Dalam sejarah perkembangan film Hollywood, Independence Day adalah salah satu film alien, luar angkasa, dan genre makhluk asing yang membuat kemajuan besar di era 90-an. Film ini menandai kemajuan teknologi efek visual dan era baru di genre tersebut setelahnya.
Independence Day: Resurgence pun mencoba mengobati kerinduan para penggemar film tersebut. Film ini dirilis pada 22 Juni 2016 dan dibintangi oleh Liam Hemsworth, pun masih menggandeng Jeff Goldblum dari film aslinya. Mengambil setting 20 tahun setelah Independence Day pertama, sayangnya sekuel ini gagal menggaet penonton lebih banyak.
Meski lama dinantikan, Independence Day: Resurgence hanya mampu menembus pendapatan US$389,7 juta.
Begitu juga dengan The Legend of Tarzan yang mencoba mengangkat lagi karakter fiktif populer ini. Dirilis pada 30 Juni 2016, film yang disutradari David Yates ini total penghasilannya US$356,7 juta. Film ini juga dinilai gagal memenuhi ekspektasi penonton dengan 35 persen saja rating di Rotten Tomatoes.
Selama 2016, industri Hollywood memang masih dimenangkan oleh studio yang mengeluarkan film superhero. Marvel dan DC tentunya masih unggul karena menelurkan sejumlah film superhero original mereka. Namun tentu saja, film superhero dengan tema 'versus' yang paling tinggi penjualannya.
Pemeran Batman Ben Affleck (kiri) dan pemeran Superman Henry Cavill. (REUTERS/Eduardo Munoz)
Captain America: Civil War yang mengisahkan konflik antara kubu Captain America dan Iron Man adalah yang terpopuler tahun ini. Begitu juga dari DC yang mengeluarkan Batman v Superman. Pertarungan antarpara superhero paling besar menyedot antusiasme penonton dunia.
Desainer Indonesia Jadi Sorotan Dunia
Tak hanya industri film, Indonesia patut berbangga dengan hasil kreasi anak bangsa lainnya. Industri kreatif yang semakin berkembang membuat nama Tanah Air semakin harum mewangi di kancah internasional.
Tak sembarangan, karena sektor fesyen yang berhasil membuktikannya. Jutaan mata kini tertuju pada setiap detail karya elok di atas catwalk dari para desainer Indonesia.
Tahun 2016, desainer Indonesia semakin sukses membawa nama bangsa di mata dunia. Sebut saja beberapa nama, seperti Anniesa Hasibuan, Zaskia Sungkar, Dian,Pelangi, dan lainnya yang berhasil dalam pagelaran busana, seperti New York Fashion Week (NYFW), London Fashion Week, hingga Los Angeles Fashion Week.
Tak hanya itu, karya para desainer membanggakan Indonesia juga berhasil terlibat dalam sejumlah proyek dan koleksi besar dunia. Belum lagi, mereka yang berjaya di ajang kontes kecantikan, bahkan sekelas Miss World sekalipun.
Nama Anniesa Hasibuan mungkin belum begitu familiar, karena desainer 30 tahun ini baru terjun di dunia mode sejak awal 2015 atau sekitar dua tahun lamanya. Namun tahun ini, Anniesa jadi sorotan internasional setelah tampil di New York Fashion Week Spring/Summer 2017 di The Dock, New York, Amerika Serikat pada September 2016.
Bukan tanpa alasan ia jadi perbincangan hingga media barat seperti Teen Vogue, Pop Sugar, dan Elle. Istri dari pengusaha Andika Surachman ini adalah desainer pertama yang berhasil membawa koleksi busana muslim lengkap dengan hijabnya ke gelaran fesyen paling prestisius sedunia tersebut.
Peluh dan air mata yang dikeluarkannya selama ini membuahkan hasil. Beranjak dari nol, nama Anniesa kini melejit pesat. Undangan kerja sama dari berbagai negara pun mengantre menunggu jawaban.
Wanita berdarah Sumatera itu juga baru menyelesaikan penampilannya di Doha, Qatar, pada 28-30 November 2016.
Dari yang dahulu berjualan pulsa, Anniesa kini desainer dengan karya yang dihargai hingga Rp67 juta. Koleksinya jadi incaran banyak negara. Pesanan pun berdesakan masuk antrean. Keberaniannya membawa koleksi pakaian hijab ke New York tentu langkah besar untuk menjadikan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia.
Desainer Dian Pelangi saat tampil di London Fashion Week. (VIVA/Lynda Hasibuan)
Sayap karier para desainer Indonesia semakin terbentang luas di luar negeri. Setiap tahunnya, selalu ada kabar membanggakan dari para kreatif ini. Pada 2016, nama-nama seperti Dian Pelangi, Restu Anggraini, Jenahara, Zaskia, Sungkar, dan Vivi Zubedi menjadi perwakilan Indonesia melalui Hijup untuk tampil di London Fashion Week 2016.
Para desainer ini mengusung tema Modest Cosmopolist yang mengedepankan filosofi bahwa manusia harus tumbuh kembali ke akar budaya. Upaya ini menghasilkan keseimbangan antara gaya sederhana dan avant-grade.
Hasilnya pun begitu menggembirakan. Sambutan meriah diberikan para pengunjung untuk karya-karya para desainer ini. Bahkan, Dian Pelangi sempat diwawancara eksklusif oleh media ternama dunia seputar fesyen modest wear dan perkembangannya.
Begitu juga dengan gelaran akbar Los Angeles Fashion Week, saat para desainer Indonesia sukses memukau pencinta fesyen di kota itu. Ivan Gunawan, Oscar Lawalata, Purana oleh Nonita Respati, Rinda Salmun, dan Laison by Aurelia Santoso hadir membawakan koleksi musim semi dan panas (SS17) pada acara yang digelar 28 September-2 Oktober 2016 tersebut.
Tak tanggung-tanggung, dalam gelaran ini, para desainer mengusung tema kekayaan warisan budaya Nusantara dengan sentuhan modern. Keanekaragaman budaya Indonesia dalam koleksi karya para desainer ini sukses mencuri perhatian di kota tersebut.
Bukan hanya berhasil melenggang di pagelaran busana akbar dunia, para desainer Indonesia rupanya banyak terlibat di beragam proyek besar dunia. Di awal Desember lalu, dua desainer Indonesia, Rinaldy A. Yunardi dan Tex Saverio ternyata ikut menciptakan sayap bidadari di Victoria's Secret Fashion Show yang diselenggarakan di Paris, Prancis.
Indonesia pun mendapat pujian dari dunia saat para kontingen yang berlaga di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, Brasil pada Agustus silam. Kostum nasional yang mewah dan megah itu jadi sorotan dan difavoritkan tokoh dan desainer dunia.
Prestasi di Kontes Kecantikan Dunia
Indonesia juga berjaya di ajang kontes kecantikan yang digelar sepanjang 2016. Pada Oktober lalu, Ariska Putri Pertiwi dinobatkan sebagai Miss Grand International 2016. Ia juga meraih penghargaan untuk Best National Costume di Westgate International Theatre, Las Vegas.
Masih di bulan yang sama, Felicia Hwang juga membawa nama harum Indonesia sebagai runner up 2 atau juara ketiga Miss International 2016. Ia pun menyabet penghargaan sebagai Miss Best Dresser di acara yang digelar di Jepang tersebut.
Tak kalah membanggakannya, Intan Aletrino yang berhasil tembus 10 besar Miss Supranational 2016.
Miss Indonesia Natasha Mannuela (kanan) menerima ucapan selamat dari Miss Filipina Catriona Elisa Gray setelah dinobatkan menjadi finalis dalam Kompetisi Miss World 2016 di Sapi Hill, Maryland, AS, 18 Desember, 2016. (REUTERS / Joshua Roberts)
Wakil Indonesia, Natasha Mannuela, bahkan menutup 2016 dengan kado manis berupa sejarah baru karena berhasil menjadi runner up 2 atau juara ketiga Miss World 2016. Ia juga runner up kategori Top Model dan juara untuk kategori Beauty with A Purpose di MGM National Harbor, Maryland.
Baca juga: