Ganas dan Indahnya Himalaya
- Dok: Royal Enfield
VIVA.co.id - Pegunungan merupakan wilayah yang jarang dijadikan tempat tinggal oleh manusia. Wajar, mengingat tidak semua orang mampu beradaptasi di lingkungan alam yang ekstrem.
Berbicara mengenai pegunungan, Himalaya paling populer dibincangkan. Berada di Benua Asia, Pegunungan Himalaya membentang sejauh 2.400 kilometer dan melintasi lima negara, yakni Bhutan, India, Nepal, China, dan Pakistan.
Namun, di antara lima negara tersebut, India, Nepal dan Bhutan yang mendominasi wilayah pegunungan tersebut.
Dilansir dari Himalaya2000, nama Himalaya berasal dari Bahasa Sansekerta Hima dan A-Laya. Hima berarti salju dan dingin, sementara A-Laya memiliki arti dataran atau tempat berkumpul.
Zaman dulu, Himalaya menjadi salah satu jalur utama perdagangan. Dikenal dengan istilah Jalur Sutra, pegunungan ini menghubungkan wilayah Asia Tengah dengan Asia Selatan.
Akibat sering dilintasi oleh orang-orang dari berbagai negara, beberapa kota mengalami asimilasi budaya.
Bahkan, menurut laporan jurnalis VIVA.co.id yang beberapa waktu lalu berkesempatan mengunjungi Kota Leh, Ladakh, tidak ada makanan khas yang bisa ditemukan di kota tersebut.
Himalaya juga menjadi saksi bisu dari perseteruan antara India dengan China. Meski saat ini kedua negara sudah sepakat untuk berdamai, namun konflik-konflik yang terjadi di masa lalu tetap membuat masing-masing pihak tidak mau mengendurkan kekuatan di perbatasan.
Kebetulan, wilayah Jammu dan Kashmir yang berada di Pegunungan Himalaya, menjadi salah satu rute yang sering dilalui untuk memasok kebutuhan tentara India yang berjaga di perbatasan.
Berbicara mengenai Himalaya tidak akan lengkap tanpa membahas mengenai gunung-gunung yang ada di wilayah tersebut.
Himalaya memiliki lebih dari 100 gunung dengan ketinggian tidak kurang dari tujuh ribu meter. Sekedar perbandingan, puncak Gunung Ancocagua di Pegunungan Andes, Amerika Selatan, hanya memiliki elevasi sekitar 6.900 meter dari permukaan laut.
Salah satu gunung yang terkenal di Himalaya yakni Everest. Dengan elevasi 8.848 meter, Everest menjadi gunung dengan puncak tertinggi di dunia.
Tidak mengherankan bila banyak petualang yang merasa tertantang bisa menapakkan kaki di puncaknya. Meski secara teknis tingkat kesulitannya tidak terlalu berat, namun banyak bahaya menghadang para pendaki.
Di antaranya suhu dingin yang ekstrem, kandungan oksigen yang minim dan salju yang kerap longsor secara tiba-tiba. Dilansir dari BBC, hingga saat ini sudah ada lebih dari 200 pendaki yang tewas di Everest.
Dua orang Indonesia pertama yang berhasil mencapai puncak Everest adalah Kopral Satu Asmudjiono dan Kopral Satu Misrin dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Pendakian itu sendiri atas prakarsa Komandan Jenderal Kopassus yang juga menjabat sebagai Koordinator Pendakian Nasional kala itu, Mayor Jenderal Prabowo Subianto - Komandan Jenderal Kopassus.
Mereka melakukan pendakian pada 1997 silam dan menjadi pendaki ke 662 serta 663 yang sukses menapakkan kaki di puncaknya. Kemudian pada 2009, tiga pendaki yang tergabung dalam Indonesia Seven Summits Expedition berhasil mencapai puncak Everest.
Tempat Wisata Terbaik
Berada di ketinggian sekitar 3000 meter dpl, Ladakh merupakan salah satu wilayah pemukiman tertinggi di dunia
Meski berada di pegunungan, bukan berarti kota-kota yang ada di wilayah Himalaya tidak menarik untuk dikunjungi. Bahkan, beberapa kota disebut-sebut sebagai salah satu tempat wisata terbaik yang ada di dunia.
Salah satunya adalah Ladakh. Wilayah Ladakh berada di bagian Utara Kashmir dan berada di ketinggian sekitar tiga ribu meter dari permukaan laut. Menjadi salah satu wilayah pemukiman tertinggi di dunia, tidak banyak pohon yang tumbuh di wilayah ini.
Meski demikian, Ladakh menawarkan pemandangan alam yang tidak boleh dilewatkan. Kota yang paling banyak dikunjungi wisatawan adalah Leh.
Dilansir dari Travel.india.com, Ladakh menjadi contoh tempat dimana warga yang memeluk Buddha dan Islam dapat hidup berdampingan. Ladakh dibangun oleh Nyima-Gon, pangeran Tibet yang kurang setuju dengan ajaran Buddha di kerajaannya, pada tahun 842.
Salah satu jejak Tibet yang kental terlihat di Leh adalah istana keluarga raja. Istana ini memiliki tujuh lantai dengan pemandangan langsung ke arah kota dan pegunungan. Istana Leh dibangun mirip dengan Istana Potala, kediaman Dalai Lama zaman dulu.
Saat ini, museum yang berada dalam istana digunakan untuk menyimpan berbagai benda peninggalan Dinasti Namgyal, penguasa wilayah Ladakh zaman dulu.
Beberapa benda yang bisa dilihat di antaranya perhiasan, ornamen dan baju-baju yang digunakan saat upacara khusus.
Bila Anda berkunjung ke China, maka sebaiknya menyempatkan diri untuk mengunjungi Tibet. Wilayah yang berada di Pegunungan Himalaya ini kerap disebut sebagai atap dunia, karena letaknya yang sangat tinggi.
Di Tibet, Anda bisa melihat-lihat biara Buddha yang terkenal, mengunjungi danau gletser berwarna biru kehijauan yang memesona serta mencicipi penganan berbahan dasar gandum.
Atau bila suka berjalan kaki menikmati indahnya pemandangan, maka sebaiknya Anda mengunjungi Nepal. Di negara ini, Anda bisa berjalan menyusuri kaki Pegunungan Himalaya dan melihat dengan jelas kemegahan Gunung Everest.
Jangan lupa menyempatkan diri untuk mengagumi keindahan kota-kota tua bersejarah yang ada di Lembah Kathmandu.
Selain Tibet, jejak ajaran Buddha yang tidak kalah menarik untuk diketahui ada di Bhutan. Salah satu biara Buddha yang terkenal di negara ini adalah Paro Taktsang, yang berada di kaki Pegunungan Himalaya.
Keunikan biara ini adalah adanya sebuah gua yang digunakan oleh seorang biksu, Padmasambhava, untuk bermeditasi selama tiga tahun, tiga bulan, tiga pekan, tiga hari, dan tiga jam.
Tantangan Bermotor
Himalaya juga menawarkan tantangan bagi para pengendara sepeda motor yang gemar berpetualang. Dengan hamparan jalur berbatu dan tebing tinggi, jalan raya yang ada di Pegunungan Himalaya sangat menantang untuk dilintasi.
Salah satu tempat yang biasa dikunjungi wisatawan saat berkunjung ke Leh adalah Khardung la. Untuk bisa mendatangi tempat tersebut, Anda harus mengendarai kendaraan sejauh 39 kilometer.
Namun, jangan harap perjalanan bakal mulus dan nyaman. Resmi dibuka pada 1976, jalan raya tersebut tidak seluruhnya dilapisi dengan aspal. Hampir setengah dari jalan yang menuju ke Khardung la hanya berlapiskan tanah dan bebatuan.
Selain itu, jalurnya juga tidak lebar. Pada satu sisi jalan ada tebing tinggi berhiaskan salju, sementara sisi satu lagi terbentang jurang tanpa pembatas jalan.
Ada satu syarat yang wajib dipatuhi oleh wisatawan sebelum bepergian ke Khardung la. Mereka terlebih dulu harus berada di Leh atau wilayah lain yang ada di Ladakh selama minimum satu hari.
Hal itu perlu dilakukan, agar tubuh dapat menyesuaikan dengan perubahan suhu dan iklim dingin yang ada di wilayah tersebut, atau yang biasa dikenal dengan istilah aklimatisasi.
Bahkan untuk mereka yang datang dari daerah tropis, disarankan untuk tidak berada di Khardung la lebih dari 30 menit, karena suhu di tempat tersebut bisa mencapai di bawah titik beku air.
Berada di ketinggian 5.602 meter, Khardung la sempat diisukan menjadi tempat tertinggi di dunia yang bisa dilintasi oleh kendaraan bermotor.
Namun, seperti dilansir dari dangerousroads.org, pengukuran yang dilakukan dengan perangkat Global Positioning System (GPS) terbaru menunjukkan, Khardung la hanya berada di elevasi 5.359 meter.
Tempat ini sering dilintasi oleh kendaraan militer, karena menjadi akses satu-satunya ke Siachen. Siachen adalah sebuah wilayah yang terbentuk dari gletser dan menjadi perbatasan antara India dan Pakistan.
Karena terbuka untuk umum, Khardung la kerap digunakan untuk menguji kendaraan baru oleh pihak produsen kendaraan. Bahkan, lokasi ini juga sering dipakai sebagai tujuan dari acara turing sepeda motor.
Salah satu contohnya seperti yang dilakukan produsen sepeda motor Royal Enfield. Pada gelaran Royal Enfield Himalayan Odyssey 2016 beberapa waktu lalu, 20 pengendara motor wanita, termasuk VIVA.co.id, diajak untuk menikmati keindahan alam Khardung la.
Jalan raya yang saat ini dinobatkan sebagai jalan tertinggi di dunia adalah Mana Pass, yang juga berada di Pegunungan Himalaya. Berada di wilayah Uttarakhand, India, jalan ini memiliki titik elevasi tertinggi 5.545 meter.
Sayangnya, karena lokasinya yang sangat dekat dengan perbatasan Tibet, pemerintah India tidak mengizinkan warga untuk melintasi jalanan tersebut. Hanya kendaraan militer saja yang berhak melintas di jalan yang mulai dibangun pada 2005 tersebut.
(ren)