Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta

Universitas Katolik Atma Jaya
Sumber :
  • atmajaya.ac.id
VIVAnews - Terpercaya kualitas lulusannya. Motto optimistis itu terpampang saat situs Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya dibuka. Kampus di sekitaran Semanggi, Jakarta, itu memang ingin mencetak mahasiswa unggulan. Itu terlihat dari bagaimana Unika Atma Jaya membangun atmosfer kemahasiswaannya.
 
Dari pertama masuk saja, mahasiswa disaring dengan berbagai tes, termasuk tes kepiawaian berbahasa Inggris atau TOEFL.

Bahasa asing memang menjadi “jualan” utama Unika Atma Jaya Jakarta ini. Kursus yang ditawarkan tidak asal-asalan. Sebab, Unika Atma Jaya telah berkomitmen soal pengajaran bahasa selama 34 tahun terakhir. Dijamin, kualitas pengajaran bahasanya jempolan.

Ada Pusat Pengajaran Bahasa, yang menawarkan berbagai kursus bahasa asing. Untuk bahasa Inggris, ada kursus untuk pengenalan, bahasa Inggris secara umum, bahasa Inggris untuk tujuan tertentu, percakapan, bahasa Inggris untuk bisnis, presentasi, sampai penulisan laporan berbahasa Inggris.
 
Selain itu, masih ada kursus bahasa asing lainnya yang sedang dibutuhkan dunia, seperti bahasa Mandarin, Jepang, Korea, Prancis, dan Spanyol. Kursus bahasa Indonesia pun tersedia, terutama bagi warga ekspatriat di Jakarta.
 
Unika Atma Jaya juga banyak berhubungan dengan negara lain. Tak heran jika kampus itu punya Kantor Urusan Internasional tersendiri, saking seringnya bersinggungan dengan kampus internasional. Sebagai contoh, Teikyo University dari Jepang yang berkunjung ke kampus Unika Atma Jaya, pertengahan  Juli 2014.
 
Beberapa punggawanya terkesan dengan fasilitas kampus Atma Jaya, seperti perpustakaan dan laboratorium. Bahkan dari kunjungan itu, terwujud kerja sama antara Fakultas Bioteknologi Unika Atma Jaya dengan Fakultas Ilmu dan Teknik Teikyo University.
 
Kantor Urusan Internasional juga bekerja sama dengan American Institute of Indonesian Studies. Salah satu hasilnya, kuliah umum yang disampaikan Dr. Geoffrey C. Kushnick soal adat perkawinan masyarakat Batak Karo. Kushnik adalah seorang peneliti dari School of Archacology and Anthropology dari Australian National University.
 
Unika Atma Jaya juga bekerja sama dengan universitas di Taiwan serta Microsoft untuk pemberian beasiswa.
 
Canggih

Selain kemudahan akses terhadap dunia luar dan lingkungan belajar yang nyaman serta bersih, fasilitas yang ditawarkan Unika Atma Jaya kepada mahasiswa tak kalah canggih. Seluruhnya telah dilengkapi teknologi terkini. Atma Jaya memiliki APTIK Digital Library, perpustakaan digital yang terkoneksi dengan 17 universitas Katolik di seluruh Indonesia.
Mahasiswa bisa mengaksesnya gratis, asal terdaftar. Dengan mendaftar, keuntungan yang bisa didapat adalah pencarian mudah terhadap koleksi digital maupun non-digital, menyimpan atau mengirim hasil pencarian, memberi opini tentang suatu buku atau artikel, berkomunikasi dengan petugas atau ahli, dan memesan fotokopi suatu koleksi.
 
Ada pula AtmaLib, yang sampai awal Agustus menyediakan trial untuk Jaypee Digital. Itu memungkinkan mahasiswa mengakses lebih dari 1200 buku elektronik dan video untuk kebutuhan referensi berkualitas. Bahkan, kampus memiliki penerbitan sendiri.
 
Tak hanya untuk perpustakaan, Unika Atma Jaya mendedikasikan teknologi untuk kemudahan mahasiswa. Komunikasi via surat elektronik dan forum antarmahasiswa sudah bukan hal canggung lagi. E-learning pun sudah diterapkan. Begitu pula dengan KRS online. Mahasiswa juga bisa melihat kalender akademik dari situsnya.
 
Seluruh pengumuman, termasuk untuk mahasiswa baru, bisa didapat dari situs Unika Atma Jaya.
 
Selain lewat fasilitas, mahasiswa juga dimanjakan oleh berbagai kegiatan yang menyemarakkan dunia kampus. Banyak aktivitas kemahasiswaan yang bisa diikuti, mulai bidang seni, olahraga, sosial, sampai penalaran.
 
Di bidang seni misalnya, ada kelompok kegiatan fotografi, karawitan, serta paduan suara. Di bidang olahraga, hampir semua tercakup seperti aikido, basket, voli, baseball-softball, kempo, renang, sepakbola, taekwondo, tenis, dan bulutangkis. Sedang bidang sosial, ada semacam PMI mahasiswa dan kelompok peduli AIDS.
 
Di bidang penalaran, mahasiswa bisa ikut klub debat, forum diskusi ilmiah, keterampilan manajemen, dan penelitian. Masih ada bidang lain-lain, seperti kegiatan resimen mahasiswa, pastoran, serta pencinta alam.
 
Unika Atma Jaya tidak hanya berdiri untuk mahasiswanya. Masyarakat secara luas pun terkena imbas positif dari kampus itu. Misalnya, Unika Atma Jaya menyelenggarakan sertifikasi pengelolaan sumber daya manusia untuk dunia profesional. Itu merupakan program berisi pengetahuan dan keterampilan, yang juga memberi sertifikat.
 
Kampus juga punya banyak lembaga pengabdian, seperti Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat dan Lembaga Penjaminan Mutu. Unika Atma Jaya juga menjadi pusat berbagai kegiatan sosial.
 
Di antaranya: Pusat Kajian Pembangunan Masyarakat, Pusat Kajian Bahasa dan Budaya, Pusat Pengabdian Masyarakat, Pusat Pengembangan Etika, Pusat Penelitian Kesehatan, dan Pusat Penelitian HIV/AIDS.
 
Jalan Panjang

Seluruh keunggulan yang disiapkan Unika Atma Jaya membuat kampus itu meraih predikat Perguruan Tinggi Swasta Unggulan tahun 2012 dan 2013 dari Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah III Indonesia.
 
Tahun 2013, MIX Marketing Communications menyerahkan penghargaan sebagai Indonesia Best Private University 2013. Penghargaan itu terutama melihat penyelenggaraan jurusan atau prodi Manajemen Pemasaran dan Komunikasi.
 
Sebelumnya, tahun 2008 Unika Atma Jaya menduduki peringkat ketiga dari seluruh universitas swasta di Indonesia, menurut survei Majalah Globe Asia.
 
Di 4ICU, Unika Atma Jaya menduduki posisi 18 dari 385 kampus. Dibanding perguruan tinggi swasta lainnya di peringkat itu, Unika Atma Jaya ada di kursi kelima, setelah Universitas Gunadarma, Universitas Bina Nusantara, Universitas Mercu Buana, dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Tak dipungkiri, itu semua butuh perjalanan panjang. Menilik sejarahnya, Unika Atma Jaya didirikan pada 1 Juni 1960. Sekelompok cendekiawan muda Katolik pada saat itu mendirikan Yayasan Atma Jaya di Jakarta yang merupakan buah pemikiran rapat Uskup se-Jawa yang diselenggarakan Juni 1952. Saat itu, muncul keinginan mendirikan lembaga pendidikan tinggi berbasis Katolik di Indonesia. Dari Yayasan Atma Jaya di Jakarta, lahirlah Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.
 
Pada mulanya, kampus terletak di Jalan Lapangan Banteng Utara dan kompleks Santa Theresia Menteng. Tahun-tahun awal, Unika Atma Jaya dibantu para suster Ursulin, termasuk soal penyediaan ruang kuliah.
 
Tahun 1967, lokasi kampus pun pindah. Unika Atma Jaya mulai menempati kampus di Jalan Sudirman, yang lebih dikenal dengan “Kampus Semanggi” karena letaknya berdekatan dengan Plaza Semanggi. Ada pula kampus yang terletak di Pluit, Jakarta Utara. Itu khusus Fakultas Kedokteran, rumah sakit, dan rumah duka.
 
Tahun demi tahun, Unika Atma Jaya makin berkembang. Dari awalnya ruang kuliah yang dibantu, kini sudah mandiri. Bahkan kampus itu sudah memiliki delapan fakultas dengan tujuh belas program studi untuk program sarjana (S1) dan Program Pasca Sarjana dengan tujuh program magister. (ren)