Universitas Atma Jaya Yogyakarta
- uajy.ac.id
VIVAnews - Menjelang hiruk-pikuk tragedi 1965, di Yogyakarta berdiri sebuah institusi pendidikan unggulan. Kaum awam Katolik yang menggagasnya. Kala itu, universitas khusus agama di Indonesia baru segelintir.
Tepatnya 27 September 1965, Yayasan Slamet Rijadi mendirikan Universitas Atma Jaya Yogyakarta didirikan. Nama Atma Jaya diambil dari bahasa Sansekerta. Atma berarti jiwa dan Jaya artinya unggul. Jiwa yang unggul.
Mulanya ia masih tergabung dengan kampus-kampus berlabel Atma Jaya lainnya di Indonesia. Namun sejak 31 Agustus 1973, Atma Jaya Yogyakarta melepaskan diri dari Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta.
Tahun demi tahun, Atma Jaya Yogyakarta makin menorehkan prestasi. Tahun 2009, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) menyebutnya menjalankan praktik terbaik dalam implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan Tinggi (SPMI-PT). Predikat itu disanding bersama lima kampus lainnya, yakni Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Universitas Sebelas Maret, Universitas Indonesia, dan Universitas Bina Nusantara.
Soal kemahasiswaan, tak terhitung lagi prestasi yang diraih. Tahun 2008, Unit Kegiatan Mahasiswa Taekwondo Atma Jaya memeroleh empat medali perunggu dalam “8th International Clubs Taekwondo Organization Championship” di Kuala Lumpur.
Paduan Suara Mahasiswa Atma Jaya juga gemilang di Vietnam. Kelompok itu menjadi juara pertama Gold Level II untuk kategori Mixed Choir dan juara kedua Gold Level III untuk kategori Folklore dalam ajang “2nd Vietnam International Choir Competition 2012”.
Akreditasi
Dilihat dari penilaian sisi akademis, Universitas Atma Jaya Yogyakarta memang tidak terlalu menonjol. Terakhir, Februari 2013 lalu, akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional hanya B, kalah dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Universitas Islam Indonesia yang akreditasinya A.
Ini kali kedua ia mendapat akreditasi B sejak 2009. Itu disampaikan Wakil Rektor 1 Bidang Akademik dan Sistem Informasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Ir. Ignatius Pramana Yuda, M.Si., Ph.D.
Menurut Yudha, masih ada beberapa persyaratan yang mengganjal untuk mendapat akreditasi A, yakni menyangkut penelitian dan pengabdian yang dilakukan oleh para dosen di Atma Jaya. “Kami akui, penelitian dan pengabdian dosen yang kami miliki masih kurang. Tahun 2014, kami dorong untuk peningkatan penelitian dan pengabdian, baik melalui pendanaan internal dan eksternal,” katanya.
Ia menargetkan, tiga tahun mendatang akan semakin banyak dosen di Atma Jaya yang bergelar doktor. Saat ini, kampus itu memiliki 275 dosen, dengan 58 di antaranya sudah bergelar doktor. Untuk meningkatkan akreditasi, ada jumlah minimal dosen bergelar doktor yang harus dipenuhi.
Meski tidak memuaskan soal dosen, kampus dengan enam fakultas dan 11 program studi itu tidak rendah diri. Menurut Yudha, Atma Jaya masih unggul di banyak poin lain dalam penilaian akreditasi.
Soal visi misi misalnya, yang punya bobot cukup besar dalam penilaian, UAJY sangat unggul. Visi misi universitas, katanya, harus tercermin dalam sumber daya manusia, kepemimpinan, hingga sistem pengelolaan keuangan. “Motto kami unggul, humanis, inklusif, dan integral. Itu harus tercermin dalam kepemimpinan rektor, proses belajar mengajar, dan lain-lainnya,” ia menerangkan.
Komponen lain yang tak kalah penting adalah sarana dan prasarana, keuangan, dan sistem informasi. Soal keuangan, Yudha menjelaskan, sumber dana operasional kampus masih 80 persen dari mahasiswa.
Biaya Sistem Kredit Semester (SKS) atau dana pendidikan lainnya menjadi tumpuan utama kampus. Dana itu berkisar antara Rp13 hingga Rp15 juta. Tiap SKS yang diambil mahasiswa, dihargai Rp130 ribu. “Unit usaha yang kami miliki masih terbatas, sehingga operasional dananya dari mahasiswa,” ucap Yudha.
Akreditasi yang dimiliki kampus Atma Jaya Yogyakarta tidak menggambarkan masing-masing studi yang ditawarkan. Akreditasi tiap program studi bahkan mencapai nilai A, kecuali Komunikasi yang masih B.
“Meski akreditasi B, peminat prodi Komunikasi justru sangat tinggi dibandingkan dengan prodi yang lainnya. Sehingga seakan-akan akreditasi tak ada pengaruhnya,” ia membeberkan lagi.
Untuk akreditasi selanjutnya, Yudha mengaku sudah menyiapkan persyaratan yang dibutuhkan. Ia optimistis, tahun 2018 mendatang Universitas Atma Jaya Yogyakarta akan menjemput akreditasi A.
Kelas Internasional
Universitas Atma Jaya Yogyakarta sudah siap melangkah ke dunia internasional. Ia sudah mengantongi sertifikasi ISO 9001:2008 untuk Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi dari United Registrar of System.
Kampus itu bahkan sudah menggelar kelas internasional. Terdapat empat program studi yang dibuka, yakni International Industrial Engineering Program, International Business Management Program, International Financial Accounting Program, dan Civil Engineering International Undergraduate Program. Seluruh program itu terbuka untuk peminat gelar strata 1.
Saat ini, jumlah mahasiswa ± 11.307 orang; didukung 6 Guru Besar, 58 Doktor, 206 Master, dan 6 sarjana sebagai pengajar tetap. Di samping itu UAJY juga didukung oleh dosen luar biasa dari para ahli maupun praktisi menurut bidangnya, dari dalam maupun luar negeri.
Semua program studi S-1 dan S-2 telah terakreditasi BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi). Proses belajar-mengajar dilakukan di empat kampus yang tersebar di Kota Yogyakarta.
Teknologi informasi Atma Jaya juga diakui dunia. Saat rilis Webometrics 2009 lalu, situs kampus itu menduduki peringkat 3.565 dari seluruh universitas di dunia. Di tingkat nasional, situsnya nomor 33 di antara perguruan tinggi swasta di Indonesia.
Mengutip situs 4ICU, lembaga pemeringkat perguruan tinggi di dunia Universitas Atma Jaya berada di peringkat ke-16 di antara perguruan tinggi swasta di Indonesia. [aba]