Dari Gibraltar Islam Menjalar di Eropa
- Amusing Planet
VIVA – Tarifa, sebuah kota kecil di ujung paling selatan benua Eropa, kini menjadi salah satu destinasi wisata pantai andalan di Spanyol. Kawasan semenanjung kecil itu letaknya memang cukup jauh dari Madrid, kira-kira 520 kilometer ke selatan ibu kota Spanyol. Tetapi itulah keistimewaan Tarifa, sebagaimana orang bijak berkata, keindahan dunia alam terletak di bagian kecilnya.
Nama Tarifa bukan diambil dari bahasa Spanyol, tetapi justru Arab, bahasa yang digunakan oleh masyarakat yang letaknya tujuh ribu dua ratus kilometer ke timur dari semenanjung itu.
Riwayatnya dimulai ketika balatentara Islam yang terdiri seratus pasukan kavaleri dan empat ratus pasukan infanteri mendarat di semenajung itu pada Juli 710. Pasukan itu dipimpin oleh Tharif ibn Malik, seorang letnan kepercayaan Musa ibn Nushair, gubernur di Afrika Utara pada periode kekhalifahan Umayyah yang beribu kota di Damaskus, Suriah. Sejak itulah nama Tharif diabadikan menjadi nama kota mungil tersebut. Lidah orang lokal barangkali melafalkannya Tarif dan lama-kelamaan menjadi Tarifa.
Tarifa menjadi semacam batu loncatan bagi ekspedisi muslim berikutnya yang lebih besar ke Eropa. Setahun setelah Tharif menduduki kota itu, gubernur Musa memerintahkan seorang letnan budak Berber yang telah dimerdekakan, Thariq ibn Ziyad ke Spanyol dan memimpin 7.000 pasukan lalu menyusul bantuan 12.000 pasukan.
Ilustrasi penyebaran Islam
Setelah menyeberangi satu selat dari pesisir Ceuta di Afrika Utara, Thariq dan balatentaranya mendarat di dekat gunung batu besar di sisi timur Tarifa. Thariq dan pasukannya kemudian berhadapan dengan 25.000 prajurit kerajaan Spanyol Gotik Barat pimpinan Roderick di mulut Sungai Barbate di pesisir laguna Janda pada 19 Juli 711. Roderick dipukul mundur oleh Thariq, dan pasukan muslim merebut kota-kota di sekitarnya. Gunung batu besar tempat Thariq kali pertama mendarat di benua biru itu kelak disebut Jabal (gunung) Thariq atau Gibraltar. Sementara selat selebar tiga belas mil yang diarunginya dinamai Selat Gibraltar.
Andalusia
Thariq dan pasukan muslimnya memasuki dengan mudah kota-kota Spanyol setelah mengalahkan Roderick. Legiun Thariq segera menyapu jalan melewati Ecija menuju Toledo, ibu kota Gotik Barat, dan mengirimkan sejumlah pasukan ke kota-kota tetangga. Satu per satu kota-kota di Spanyol direbut: Arkidona, Elvira dekat Granada, Kordova--ibu kota masa depan umat Islam--, Malaga, dan akhirnya Toledo.
Musa sang gubernur turun tangan dan mempercepat penaklukan Spanyol. Dengan 10.000 tentara Arab dan Arab Suriah. Musa menuju Spanyol dan menyerang kota-kota kecil yang dihindari Thariq, seperti Medina Sidon dan Carmona. Sevilla, kota terbesar dan pusat intelektual Spanyol yang pernah menjadi ibu kota Romawi, bertahan cukup lama tetapi akhirnya menyerah pada Juni 713. Merida juga takluk pada bulan itu.
Dalam masa yang sama, Thariq terus melancarkan penaklukan dan kota-kota lain yang tersisa berhasil direbut, antara lain Saragossa, Aragon, Leon, Asturia dan Galicia.
Segera setelah rangkaian penaklukan itu, Spanyol menjadi salah satu provinsi kekaisaran Islam dengan gubernur pertamanya, Abd al-Aziz, putra Musa ibn Nushair. Penguasa muslim kemudian menyematkan nama Al-Andalus kepada wilayah itu, yang kemudian lebih dikenal dengan Andalusia. Musa hanya menyisakan sedikit wilayah kecil di sebelah utara dan timur semenanjung untuk ditaklukkan oleh penerusnya. Dalam waktu singkat, kira-kira tujuh tahun, penaklukan semenanjung itu sepenuhnya rampung. Para penakluk kemudian tinggal di sana selama berabad-abad.