Berkendara Nyaman di Jalur Mudik

Sorot Jalur Mudik - Arus lalu lintas di ruas tol Cipali Palimanan, Cirebon
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dedhez Anggara

VIVA – Rochimawati sudah berkemas. Koper-koper berisi pakaian, dan tas berisi oleh-oleh sudah ia siapkan sejak dua hari lalu.

Senin, 11 Juni 2018, ia akan menjadi salah satu dari jutaan pemudik yang bergegas kembali ke kampung halaman untuk melepas kerinduan. Bersama suami dan dua anaknya, Rochimawati berencana mudik ke Boyolali, Jawa Tengah.  

"Sabtu pagi Insya Allah mau ke bengkel. Mengecek mesin mobil dan lain-lain. Insya Allah, Senin subuh berangkat mudik," ujarnya. 

Tatap matanya berbinar dan senyumnya merekah. Mungkin sudah membayangkan perjalanan mudik dan pertemuan dengan keluarga di Boyolali, kampung halaman keluarga sang suami. 

Rochimawati, atau biasa disapa Ochi bercerita kepada VIVA, ini adalah tahun pertama ia mudik menggunakan mobil pribadi. Biasanya ia menggunakan kereta atau pesawat. 

Ochi memastikan akan menyiapkan kendaraan sebaik-baiknya, salah satunya dengan memeriksa kondisi kendaraan ke bengkel dan memastikan mesin dan organ lainnya berfungsi baik. Baginya, kendaraan yang layak operasi akan membuatnya merasa lebih tenang di jalan.  Dengan doa dan persiapan matang, ia berharap bisa tiba dengan selamat di tempat tujuan.

Bukan hanya Ochi yang sudah menyiapkan diri dan kendaraannya untuk mudik. Setiap menjelang Lebaran, jutaan orang negeri ini akan mengulang ritual dan aktivitas yang sama, kembali ke kampung halaman alias mudik. 

Mudik menjadi tradisi yang sepertinya sulit dilepas karena terkait dengan hubungan emosional seseorang dengan kampung halamannya, plus suasana hari raya di tanah kelahiran yang penuh keceriaan. 

Menurut data Kementerian Perhubungan, jumlah pemudik tahun ini akan meningkat. Direktur Lalu Lintas Perhubungan Darat Kemenhub, Pandu Yunianto menjelaskan, peningkatan tersebut terjadi di semua sektor, yakni darat, laut, dan udara. Masing-masing sektor naik antara satu hingga lima persen. 

Pada arus mudik tahun ini, Kemenhub memperkirakan ada 12,24 juta kendaraan pribadi yang akan digunakan sebagai kendaraan pemudik. Itu sebabnya imbauan agar pemudik mempersiapkan kendaraannya sebelum menempuh perjalanan gencar dilakukan. Pengemudi juga disarankan menyiapkan kondisi fisiknya.

Imbauan ini penting mengingat potensi laka lantas dalam perjalanan arus mudik sangat tinggi. Jutaan kendaraan dan orang tumplek blek dalam berbagai ruas jalan, utamanya di wilayah Pulau Jawa. 

Praktisi Road Safety, yang juga pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting, Jusri Pulubuhu bahkan menyimpulkan, jalan raya adalah killing fields atau ladang pembantaian, terlebih jika saat arus mudik. 

"Anda bisa cek datanya sendiri, korban jiwa yang hilang akibat kecelakaan ketika mudik Lebaran itu luar biasa. Dalam waktu dua minggu di tahun 2016,  orang meninggal karena kecelakaan itu mencapai seribu orang lebih," ujar Jusri.

Pada 2017, menurut pemerintah, dia melanjutkan, terjadi penurunan hingga 30 persen. "Tapi jujur saja, saya sedikit sanksi dengan pernyataan-pernyataan itu," tuturnya. 

Jusri memaparkan, secara fakta, aktivitas fisik yang paling banyak memakan korban dari seluruh aktivitas fisik manusia modern adalah berkendara di jalan raya. Ia mengutip data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa 1.3 juta orang meninggal dunia di jalan raya tiap tahunnya. 

"Di Indonesia pun demikian, apalagi di musim mudik itu, dalam waktu dua minggu itu bisa 1.000 orang lebih meninggal dunia," ujarnya menambahkan.

"Jadi kalau saya katakan, hampir tidak ada aktivitas atau pekerjaan lain, termasuk di medan perang mana pun, tidak dapat dibandingkan dengan aktivitas orang di jalan raya." 

*** 

Penyebab Celaka

Kecelakaan yang terjadi saat mudik bisa dipengaruhi berbagai faktor, utamanya faktor manusia dan kendaraan. Namun, menurut Jusri, faktor tertinggi adalah human error.  Jusri mengutip teori SCAT atau Systematic Cause Analysis Technique dari suatu investigasi kecelakaan. Menurutnya, kecelakaan di jalan raya lebih dari 90 persen itu disebabkan oleh human error. 

"Jadi kalau disikapi lebih jauh, apa human error-nya itu adalah gagalnya mengantisipasi, gagalnya pengemudi mengantisipasi bahaya, atau karena dia menganggap remeh, atau dia tidak melihat, atau faktor human error lainnya," paparnya. 

Ia menambahkan, faktor-faktor lain yang menjadi penyebab kecelakaan disebut sebagai faktor kontributor, misalnya lingkungan, jalan licin, dan sebagainya.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebut, kelelahan sebagai penyebab utama kecelakaan saat mudik. Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, kecelakaan yang terjadi pada musim mudik Lebaran dalam tiga tahun terakhir didominasi oleh faktor kelelahan. 

"Dari data yang kami kumpulkan sejak tahun 2015, 2016, 2017, kecelakaan-kecelakaan yang terjadi selama mudik Lebaran lebih didominasi oleh masalah kelelahan," kata Soerjanto dalam rapat koordinasi mudik Lebaran di Tegal, Jawa Tengah.

Soerjanto meminta, setiap pemudik yang sudah lelah untuk segera beristirahat. "Terutama arus mudik yang biasanya dilakukan saat ibadah puasa," ujarnya. 

Memaksakan diri tetap berkendara saat kelelahan bisa berakibat fatal. Ia mengingatkan masyarakat agar mengambil kesempatan beristirahat ketika sudah merasa lelah. 

Kecelakaan di tol Palikanci, Cirebon, Jawa Tengah

Kecelakaan di jalan saat mudik tak hanya disebabkan faktor kesalahan manusia atau human error. Kasus-kasus kecelakaan kerap terjadi di jalan tol yang masih mulus dan nyaman. 

Kabag Ops Korlantas Polri, Kombes Pol Benyamin mengakui, jalan tol yang nyaman rawan kecelakaan. "Tol termasuk rawan kecelakaan, terutama di tol Cipali. Karena tol Cipali yang cukup panjang, melelahkan, jalannya bagus. Ini memicu masyarakat memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi," ujarnya.

"Ini yang kami khawatirkan. Cipali ini memang rawan laka dengan fatalitasnya tinggi karena kecepatan tinggi," tuturnya.

Ia juga merujuk jalur tol Jakarta-Surabaya yang kini sudah tersambung. Jalur tol baru yang bisa membuat masyarakat menjadi senang lalu memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi. "Tersambungnya jalan tol Jakarta-Surabaya, ini juga otomatis akan menimbulkan euforia dari masyarakat untuk berbondong-bondong melintasi jalan tol tersebut," dia menambahkan. 

Guna mengantisipasi itu, pihaknya sudah menyiagakan mobil-mobil patroli di sekitar jalan tol. Selain itu, sejumlah rest area diharapkan bisa dimanfaatkan publik yang kelelahan untuk beristirahat. 

***

Kendaraan Roda Dua

Hal lain yang menyumbangkan angka kecelakaan cukup tinggi pada saat mudik adalah sepeda motor. Hampir sepanjang tahun, motor menjadi penyumbang angka kecelakaan tertinggi saat periode arus mudik.  Kementerian Perhubungan menyebut, motor sebagai moda transportasi mudik yang paling banyak mengalami kecelakaan. 

Hal itu dinyatakan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi. Ia menyebut, sepeda motor adalah moda transportasi yang paling rentan.  

"Mereka masuk got, lubang sedikit bisa jatuh. Mereka senggolan dengan temannya, jatuh. Belum lagi karena jumlahnya yang banyak, maka kemungkinan konflik antarsepeda motor makin besar, senggolan, dan sebagainya," ujar Budi kepada VIVA yang menghubunginya, Senin, 4 Juni 2018.

Budi Setiyadi mengakui sulit menghentikan masyarakat agar tak menggunakan sepeda motor untuk mudik. Sebab, selain bahan bakar yang jauh lebih hemat dibanding kendaraan umum lainnya, sepeda motor juga digunakan untuk mobilitas mereka selama berada di kampung halaman. 

Sekaligus ajang untuk memperlihatkan keberhasilan pemudik selama di Jakarta. Itu sebabnya, yang dilakukan pemerintah adalah membujuk pemudik agar menggunakan moda transportasi umum lain dan sepeda motor mereka bisa dikirim secara gratis. 

Ia juga meminta agar sepeda motor tidak usah banyak membawa barang yang tidak perlu. Ia mengimbau, sebaiknya satu sepeda motor hanya ditumpangi maksimal oleh tiga orang. "Biasanya kan ada orangtuanya. Bapaknya, ibunya, anaknya dua atau tiga orang ikut sepeda motor, bawa ransel ditambah kayu bambu, itu kan tidak bagus," ujarnya. 

"Jadi kemarin kan kami juga mengharapkan tidak demikian. Menurut saya kalau sepeda motor maksimal penumpangnya tiga orang saja lah," Budi menambahkan.  

Pemudik menggunakan sepeda motor

Kombes Polisi Benyamin juga mengaku, Polri tak lelah untuk terus mengimbau masyarakat agar tak menggunakan sepeda motor untuk mudik. Tapi, kalaupun tetap ada pemudik yang mengunakan motor, pihaknya akan menyiapkan rest area di sepanjang jalur yang dilalui pemudik bermotor. 

"Ada rest area di sepanjang jalur mudik. Kami sediakan tempat istirahat dan juga untuk salat," katanya. Ia juga mengimbau agar pemudik bermotor tak berlebihan mengangkut muatan. 

Menurut Budi Setiyadi, selain sepeda motor, kendaraan lain yang berpotensi mengalami laka lantas adalah kendaraan berkecepatan tinggi. Kendaraan yang dipacu dengan kecepatan tinggi rentan oleng atau hilang kendali. 

Jika pengemudi lengah, akibatnya bisa fatal. Faktor jarak juga dihitung Budi sebagai area kecelakaan. 

Budi menyebut, Jawa Timur sebagai daerah yang paling sering terjadi kecelakaan, kemudian Jawa Tengah, dan terakhir adalah Jawa Barat. Itu terjadi karena Jawa Timur adalah tujuan mudik terjauh dan kecepatan pacu kendaraan cenderung tinggi. 

Sementara itu, saat di wilayah Jawa Barat, selain jarak dengan Jakarta yang masih dekat, kecepatan pemudik relatif lebih rendah. "Saat di Jawa Barat pemudik masih belum capek. Kalau di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sudah mulai capek. Maka angka kecelakaan muncul di sana," dia menjelaskan. 

Pengamat transportasi Azaz Tigor Nainggolan memilih untuk menyoroti kendaraan atau bus yang tak layak jalan. Menurutnya, pemerintah lemah dalam hal pengawasan dari pemerintah kepada armada atau bus-bus luar kota. 

Saat diwawancara oleh VIVA, Azaz Tigor mengatakan, angka dari korban kecelakaan yang menggunakan bus-bus luar kota itu cukup tinggi. "Jika dibandingkan dengan kendaraan pribadi, angka dari bus antarkota itu cukup tinggi dan itu disebabkan oleh kurangnya pengawasan atau controlling terhadap armada bus-bus luar kota itu," tuturnya. 

"Karena jujur saja, saya masih agak ragu pemerintah itu melakukan kontrol atau pengawasan rutin pada bus-bus kota itu," ujarnya menambahkan. 

Kecelakaan maut

Ia mengaku, bulan lalu melakukan pemantauan dari Jakarta ke Sumatera. "Saya itu dari Jakarta ke Merak, dan itu bus-bus yang tidak layak pakai itu banyak berkeliaran di Tol Jakarta-Merak, dan mereka masih beroperasi," paparnya. 

Ia menjelaskan, kelemahan pemerintah terjadi karena banyaknya bus yang tidak berangkat dari terminal, namun dari pool masing-masing. Pemerintah pun tak bisa mengawasi. 

Azaz Tigor berharap, polisi berani tegas di jalan untuk menindak bus yang tak layak jalan. Sebab, ketegasan polisi menghentikan bus tak layak tersebut akan membuat pemudik lebih terjamin keselamatannya.

*** 

Persiapan Matang, Celaka Terhindar

Persiapan Ochi menjelang mudik dengan memeriksakan kendaraan sudah tepat. Cara yang ia pilih sudah sesuai dengan arahan dari Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi. 

Menurut Budi, pemudik sebaiknya memperhitungkan keselamatan diri dan keluarga lebih dulu dengan memastikan mobil yang digunakan untuk mudik aman dan berada dalam kondisi layak jalan. 

Budi meminta publik agar mengubah cara berpikir mereka saat persiapan mudik. Ia menyarankan agar masyarakat berpikir tiba di tempat tujuan dengan selamat lebih dulu. "Sementara singkirkan dulu pikiran mau jalan-jalan ke mana, mau kuliner ke mana, mau beli oleh-oleh apa, jangan pikirkan itu dulu," ujarnya. 

Hal terpenting yang perlu dipikirkan saat mulai mudik, ujar Budi, adalah memikirkan mau lewat jalur mana, barang-barang apa saja yang perlu dibawa, juga pengaturan jam berangkat, jam istirahat dan pergantian pengemudi mobil. 

"Kalau sudah berpikir akan lewat jalur mana, maka pemudik bisa memperhitungkan risiko yang dihadapi di jalur jalan pilihannya, sehingga ia bisa persiapkan kendaraan," dia menjelaskan. 

Kabag Ops Korlantas Polri, Kombes Pol Benyamin juga meminta pemudik agar melakukan servis kendaraan sebelum berangkat. Selain itu, pemudik diimbau secara umum tetap mematuhi aturan lalu lintas dan memastikan kondisi fisik agar berkendara dengan keadaan sehat.  "Jika sudah capek, istirahat," ujarnya. 

Servis motor

Benyamin juga mengingatkan agar pemudik menyiapkan makanan dan minuman sendiri untuk berjaga-jaga jika rest area penuh. "Kalau BBM tinggal setengah dan ada pom bensin kosong isi saja. Jadi kalau menghadapi kemacetan siap. Kendaraan diservis. Kami dari Kepolisian siap membantu masyarakat mencapai tujuan dengan nyaman dan aman," Benyamin menambahkan.

Kemudian untuk menghindari kondisi jenuh dan kelelahan karena macet di dalam tol, ia menyarankan pemudik untuk memanfaatkan aplikasi yang ada guna mengetahui kemacetan. "Jangan males keluar jalan tol," ujarnya. Benyamin meyakini, jalur jalan non tol pasti lancar karena masyarakat jarang menggunakannya. 

Selain membincang pemudik yang membawa kendaraan sendiri, Azaz Tigor Nainggolan juga mengingatkan pemudik yang menggunakan kendaraan umum. Ia memberi saran, bagi mereka yang menggunakan transportasi publik agar memastikan bahwa kendaraan tersebut bagus dan layak jalan, atau dari perusahaan angkutan umum yang jelas. 

Bagi pemudik yang ingin menyewa mobil sebaiknya juga tak sembarangan menyewa, tapi memastikan kondisi dan kelayakan mobilnya. 

"Banyak lho pemudik yang menyewa mobil untuk pulang kampung tanpa memperhatikan kondisi atau kelayakan mobilnya. Anda bisa lihat sendiri, banyak pemudik yang pakai mobil tua Carry, entah tahun berapa. Walaupun murah atau alasan apa pun, meski kepepet sebaiknya tak sembarang menyewa," ujarnya mengimbau.

Sementara itu, untuk pemudik yang menggunakan kendaraan roda dua, ia meminta agar mereka tak berlebihan. "Apalagi sampai bawa anak kecil di atas motor. Enggak usah lah. Lebih baik teman-teman pemudik ikut program mudik gratis atau ikut program mudik motor gratis. Jadi penumpangnya mending naik bus yang layak saja, dari pada terjadi kecelakaan," tuturnya. 

Jusri Pulubuhu bahkan menyiapkan terminologi sendiri sebagai bentuk kepedulian untuk membantu menekan angka kecelakaan saat mudik. Ia menyebut metodenya dengan akronim SIAGA 1.  

"S adalah Siapkan kendaraan Anda, siapkan fisik Anda atau kesiapan stamina, siapkan rute sebelum bepergian atau perjalanan untuk rute yang akan dilalui. I, istirahatlah yang cukup sebelum perjalanan dan ketika dalam perjalanan. Lalu A, aturlah barang-barang bawaan, cukup bawa yang penting. G, gunakan perlengkapan berkendara yang layak. A, antisipasi bahaya sejak awal dan kemungkinan setiap saat dari sekeliling kita. Dan 1 adalah keselamatan nomor satu," dia memaparkan.

Bagi Jusri, selalu mengingat bahwa keselamatan nomor satu akan membuat pengendara menjadikan keselamatan sebagai prioritas. Imbasnya, pemudik akan berusaha menerapkan SIAGA, termasuk memastikan kendaraannya layak jalan, menggunakan sabuk pengaman sepanjang perjalanan, menaruh anak-anak di baby seat, membuat ruang yang nyaman di dalam mobil, juga beristirahat yang cukup ketika lelah. 

Safety riding

Dari para pemangku kepentingan, upaya untuk menekan angka kecelakaan juga dilakukan. Kabag Ops Korlantas Polri, Kombes Pol Benyamin mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan berbagai rekayasa lalu lintas untuk mengantisipasi kemacetan, menyiapkan puluhan rest area lengkap dengan tempat yang nyaman untuk melepas lelah dan beribadah. 

Selain itu, Korlantas menyiagakan puluhan mobil patroli di berbagai jalur mudik, hingga menyiapkan pos-pos polisi di beberapa jalur fungsional. "Kami menargetkan angka kecelakaan tahun ini bisa turun hingga 20 persen dibanding tahun lalu," ujarnya optimistis. 

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimulyono juga memastikan pihaknya ikut andil dalam mempersiapkan sarana dan prasarana agar para pemudik bisa melalui perjalanan dengan aman dan nyaman. 

"Kami dari Kementerian PUPR dan semua stakeholder menyediakan prasarananya ini. Kemudian dari kakorlantas dan Kementerian Perhubungan melakukan management traffic-nya agar keselamatan dan kenyamanan pemudik bisa terjaga," ujarnya. 

Tapi ia juga meminta agar para pemudik bisa berperilaku sesuai dengan rambu-rambunya, sesuai arahan Korlantas. "Dengan demikian saya yakin kita semua bisa menikmati mudik ini dengan baik, dengan nyaman, aman dan berkumpul dengan keluarga," ujarnya.

Menekan angka kecelakaan saat arus mudik memuncak memang bukan perkara mudah. Mengatur jutaan orang yang kelelahan di jalan, mengawasi jutaan kendaraan yang tengah dipacu demi mengejar kebersamaan keluarga, pasti menjadi tugas berat. 

Tapi itu juga bukan hal yang tak mungkin. Faktanya, angka kecelakaan selama empat tahun terakhir memang menurun. 

Korlantas Polri memperlihatkan terjadinya penurunan angka laka lantas dalam arus mudik sejak 2014 hingga 2017. Pada 2014, jumlah kecelakaan mencapai 4.901 kali, 2015 jumlahnya 4.551 kecelakaan, 2016 menjadi 3.210 kecelakaan, dan 2017 jumlah kecelakaan 3.168 kali.

Berkaca dari terus menurunnya angka kecelakaan, mungkin para pemudik wajib ikut mempersiapkan diri dan kendaraan seperti yang dilakukan Ochi. Selain itu, menuruti saran para pakar dan arahan polisi lalu lintas di jalan, dan memastikan bahwa keselamatan adalah keutamaan, maka harapan untuk terus menekan angka kecelakaan yang terjadi ketika mudik jelas bukan khayalan. (art)