Mudik Gaya dengan Mobil
- ANTARA FOTO/Zabur Karuru
VIVA – Pekan Raya Jakarta 2018 pada Selasa malam 29 Mei kemarin, begitu padat pengunjung. Apalagi cuaca malam itu begitu cerah, langit tampak jernih berhiaskan bintang-bintang.
Untuk bisa masuk ke dalam area JIExpo Kemayoran, pengunjung yang membawa kendaraan mobil harus rela antre hingga 15 menit, sebelum akhirnya mendapatkan ruang parkir.
Suasana di dalam area pameran tidak kalah meriah. Ingar-bingar musik dari berbagai stan berpadu dengan teriakan lantang penjaja minuman dingin yang berseliweran tanpa henti.
Dari semua stan yang ada, ruang pamer produk otomotif menjadi salah satu yang banyak disambangi pengunjung. Bertempat di Hall B, ruang ini diisi oleh berbagai produk, mulai dari kendaraan hingga penyedia komponen.
Beberapa agen pemegang merek yang membutuhkan ruang lebih besar, memilih area luar untuk mendirikan stan mereka. Di antaranya Suzuki, Yamaha dan Datsun.
Para wiraniaga masing-masing stan saling mengeluarkan ‘jurus’ terbaik mereka untuk merayu pengunjung, agar mau sekadar melihat produk yang ditawarkan, sembari berharap promo yang disediakan mampu memikat mereka.
“Kami berikan diskon untuk Datsun GO hatchback CVT Rp5 juta, GO+ Panca yang baru Rp5 juta juga,” kata wiraniaga Datsun yang enggan disebut namanya kepada VIVA.
Mobil Datsun GO+ saat dipamerkan di Jakarta beberapa waktu lalu. (VIVA/Jeffry Yanto)
Tak hanya diskon, pabrikan juga menebar promo pada pengunjung. Selama pameran itu berlangsung, pembeli mobil Datsun berhak mendapat kesempatan memenangkan undian atau disebut lucky dip.
“Lucky dip berupa uang dan nilai terbesarnya Rp10 juta. Nantinya bisa dimanfaatkan sebagai cash back untuk potongan harga di Total Down Payment (TDP) atau harga mobilnya,” ujar dia.
Promo juga ditawarkan stan Daihatsu yang berada di Hall B. Bahkan, nilainya mencapai puluhan juta rupiah.
“Diskon kami selama pameran, untuk semua varian Xenia Rp24 juta, kalau mau lebih kita bicarakan lagi. Yang jelas unitnya cepat turun, kami bisa kasih sebelum mudik Lebaran,” ujar wiraniaga Daihatsu yang enggan disebut namanya kepada VIVA.
“Kami kasih bonus juga e-toll Rp1 juta setelah SPK (surat pemesanan kendaraan). Aksesori kami kasih lengkap, mulai dari sarung jok, karpet dasar, pelapis karat untuk kolong mobil yang kita tambah dari bawaan pabrik, dan kaca film 60-40 persen,” ujarnya menambahkan.
Pameran seperti PRJ dimanfaatkan diler mobil untuk menaikkan angka penjualan, karena banyak yang membutuhkan kendaraan untuk mudik. Hal ini bisa dilihat dari data penjualan yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo.
Di 2016, penjualan mobil pada satu bulan sebelum Lebaran naik sebanyak tiga persen dari bulan sebelumnya. Hal yang sama juga terjadi di 2017, dengan kenaikan sebesar empat persen.
Bekas pun Diburu
Momen Lebaran tidak hanya menguntungkan bagi diler mobil saja, namun juga para pedagang mobil bekas pakai. Setiap tahun, penjualan mobil bekas terkerek menjelang perayaan Idul Fitri.
Alasannya sederhana, mobil bekas diburu konsumen lantaran ideal dan efisien untuk digunakan pulang kampung. Pembeli juga tidak perlu menunggu lama untuk bisa mengendarainya, tidak seperti mobil baru yang harus menunggu surat-surat.
Selain itu, pulang mengendarai mobil pribadi bisa mengerek gengsi. Fenomena itu diutarakan oleh Mobil88, anak perusahaan Astra Grup yang bergerak khusus jual beli mobil bekas.
Presiden Direktur Mobil88, Halomoan Fischer, tak menampik bahwa salah satu ukuran kesuksesan seseorang saat ini dilihat dari kendaraannya. Tak heran, waktu mudik dijadikan adu gengsi.
“Ketemu keluarga, kerabat, sanak saudara setahun sekali, itu maunya kelihatan sukses. Nah, salah satu ukuran sukses untuk masyarakat di Indonesia adalah mobil. Sebagian ada yang nilai fungsinya sebagai alat transportasi, sebagian menilainya prestise,” ujarnya di Jakarta belum lama ini.
Dari semua konsumen yang datang untuk mencari mobil bekas, Fischer menjelaskan, tidak sedikit yang datang untuk melakukan tukar tambah.
"Ya bisa dia cari tahun lebih muda, bisa kelas mobilnya naik. Jadi kalau bicara ada yang jual (mobil) ya ada,” tuturnya.
Karyawan menata spanduk di mobil bekas yang dijual di salah satu showroom di Malang, Jawa Timur. (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)
Ia mengatakan, ketika memasuki musim mudik Lebaran, kebanyakan orang menjual dan membeli mobil bekas. Dengan kata lain, fenomena tukar tambah sering terjadi di waktu tersebut.
“Kami kan manfaatkan itu (tukar tambah). Tentu, angkanya sama dengan yang mau beli, kalau enggak ya kami enggak punya barang untuk dijual," ujarnya menjelaskan.
Soal model, Manager Senior Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua, Herjanto Kosasih mengatakan, sama seperti kondisi baru, mobil bekas yang banyak dicari jelang Lebaran, yakni Toyota Avanza, Daihatsu Xenia dan Honda Mobilio.
“Mobil tujuh penumpang banyak dicari. Sekarang ada Calya dan Sigra, orang bisa dapat mobil murah dengan kapasitas tujuh penumpang. Kalau dibandingkan dengan harga sekelas Avanza dan Xenia, dapatnya tahun tua,” ujarnya kepada VIVA di Jakarta.
Ia mencontohkan, harga Sigra dan Calya kondisi bekas produksi 2016-2017 Rp120 jutaan. Sedangkan harga Avanza lansiran 2016, mencapai Rp160 jutaan.
“Jadi, kenapa harus beli Avanza yang tahun tua, kalau ada mobil tujuh penumpang yang harganya lebih murah dengan tahun yang lebih muda,” tuturnya.
Country Manager Carsome Indonesia, Andreas Djingga menjelaskan, harga mobil bekas biasanya akan meningkat jelang Lebaran dibandingkan bulan biasa.
Ia mengatakan, momen Lebaran merupakan salah satu faktor kenaikan harga mobil bekas terjadi. Sehingga, hal ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh pemilik yang ingin menjual kendaraannya.
"Pemilik pada tahu (Avanza-Xenia) adalah mobil yang banyak dicari. Jadi, mereka minta harga lebih tinggi dari biasanya. Kurang lebih Rp2-5 juta."
Cermat Sebelum Membeli
Cairnya tunjangan hari raya (THR) dan berbagai promo menarik memang bisa membuat konsumen rela mengganti kendaraan lawas mereka dengan model baru. Namun, ada beberapa hal yang perlu dicermati ketika membeli mobil jelang Lebaran.
Pertama, jika memutuskan untuk membeli mobil baru, ketahui bahwa ada beberapa model yang memiliki waktu tunggu. Hal itu diakibatkan banyaknya pemesan model tersebut, yang jumlahnya jauh lebih banyak dari kapasitas produksi pabrik.
Chief Executive Officer Mitsubishi Motor Corporation Osamu Masuko berfoto disamping mobil Mitsubishi XPANDER pada Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) 2017 di Indonesia Convention Exebition (ICE Serpong, Tangerang, Banten. (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)
Salah satu contohnya Mitsubishi Xpander. Hingga kini, kapasitas produksi mobil keluarga segmen bawah itu hanya sekitar 7-8 ribu unit saja per bulan. Sementara, peminatnya mencapai puluhan ribu orang.
Hal serupa juga terjadi jika ingin memiliki Toyota Rush terbaru. Jika pesan sekarang, dipastikan pembeli baru bisa mengendarainya sesudah Lebaran.
Jika membeli mobil yang stoknya tersedia, belum tentu juga bisa langsung dibawa ke kampung halaman. Sebab, proses penyelesaian surat-surat kendaraan butuh waktu beberapa pekan. Sementara, libur Idul Fitri hanya tinggal menghitung hari.
Berbeda dengan mobil baru, membeli mobil bekas pakai tidak terkendala stok atau surat-surat. Namun, bukan berarti pembeli terbebas dari masalah. Salah satunya status kendaraan yang dijual.
Umumnya, mobil dengan keadaaan surat-surat tidak lengkap harganya akan jauh lebih murah dari normal. Selain itu, yang membuat harga mobil bekas tetap murah yaitu dari statusnya, meski kondisi mobil mulus.
Fischer mengatakan, jangan sampai membeli mobil bekas yang statusnya tidak jelas atau yang tersangkut kasus. Sebab, proses balik namanya akan rumit. Bahkan, ada yang sampai tidak bisa di balik nama, karena statusnya sudah diblokir.
“Perlu dikhawatirkan juga mobil yang diperoleh dari duit yang tidak sah. Contoh, mobil hasil korupsi atau pencucian uang, terus dibeli bandar narkoba. Jika yang beli mobil tertangkap, mobil otomatis jadi barang bukti (dianggap penadah),” tuturnya.
Guna memastikan mobil yang Anda beli statusnya sah, bisa meminta surat-suratnya ke penjual untuk dicek bersama ke Samsat.
Namanya juga mobil bekas, tentu kondisinya tidak bisa ditebak. Pembeli harus cermat melihat seberapa sehat kondisi kendaraan yang diincar, karena akan digunakan untuk menempuh perjalanan jauh.
Selain mesin, sektor kaki-kaki dan kelistrikan juga patut dipantau kondisinya. Jangan sepelekan lampu yang mati atau bunyi-bunyi aneh di roda, karena bisa saja itu menjadi bom waktu saat sudah berpindah tangan.
Trik Pura-pura Bekas
Soal harga, jangan kaget jika ada mobil yang disebut bekas, namun banderolnya lebih mahal dari baru. Hal tersebut diakui oleh Herjanto. Ia mengatakan, trik seperti itu disebut pura-pura bekas dan sudah banyak terjadi. Biasanya cara ini dilakukan hanya untuk mobil dengan harga terjangkau, namun indennya paling lama.
“Ada juga yang pura-pura bekas, jadi mobil baru langsung dijual lagi khusus untuk mobil-mobil yang inden. Jadi harganya up (lebih mahal dari baru) tapi langsung dapat unit. Contohnya Xpander baru pertama kali keluar begitu,” jelasnya.
Bicara soal harga, Menurut Fischer banderol mobil bekas juga terpengaruh dari diskon yang diberikan diler pada mobil baru. “Tergantung diskon mobil baru (harga mobil bekas). Kalau diskon banyak, kami menyesuaikan," ungkapnya.
Penjualan mobil bekas di MGK Kemayoran, Jakarta. (VIVA/Pius Mali)
Apabila harga mobil bekas tidak mengikuti diskon unit barunya, Fischer menjelaskan, konsumen tentu akan lebih memilih membeli unit baru dibandingkan kendaraan bekasnya.
Jika konsumen tidak keberatan membayar lebih, maka perusahaan penyedia mobil bekas yang dimiliki grup otomotif besar bisa jadi pilihan. Selain kendaraan yang ditawarkan kualitasnya dijamin, konsumen juga mendapatkan dukungan purna jual.
Pastikan bahwa kendaraan yang baru dibeli tidak hanya dipakai untuk sekadar pamer, melainkan berguna untuk keperluan sehari-hari saat kembali menjalani rutinitas.
Selamat mudik, dan pastikan kendaraan yang digunakan laik jalan serta dilengkapi dengan surat-surat resmi. (ren)
Baca Juga