Laris dari Buku Berkelas

Lord of the Rings
Sumber :
  • New Line Cinema

VIVA – Kisah film yang diadaptasi dari buku sudah lama terjadi di dunia. Film Anne Frank, termasuk di dalamnya. 

Film yang dirilis pada 1959 itu diadaptasi dari sebuah buku yang memuat kisah nyata tentang seorang remaja perempuan Yahudi. Dia berada dalam pelarian karena diburu oleh Nazi. 

Tapi, bukan hanya Anne Frank. Sederet film sukses juga berawal dari karya buku hebat. Penghasilan yang diraupnya pun tidak main-main.

Berikut beberapa film yang menjadi box office dan mendatangkan pemasukan besar, yang diadaptasi dari novel. Tak hanya novelnya yang laris manis, namun filmnya juga meledak di pasaran.

1. Harry Potter

Harry Potter adalah sebuah novel fiksi yang ditulis oleh JK Rowling. Novel yang sempat ditolak banyak penerbit ternyata mendulang sukses dalam penjualannya. 

Novel ini berkisah tentang Harry Potter, seorang anak penyihir yatim piatu. Keseluruhan novel berkisah tentang perjuangan Harry menjadi penyihir di sekolah sihir Howard, pertemanannya dengan Ron Weasley dan Hermione Granger, hingga menghadapi musuh besarnya, Voldemort. 

JK Rowling menuangkan kisah itu dalam enam buku. Episode pertama, Harry Potter and The Philosopher's Stone, dirilis pada 1997. Buku ini meledak dengan 120 juta eksemplar terjual di seluruh dunia. 

Lalu, kisah berikutnya "Harry Potter and The Chamber of The Secret," diterbitkan pada 1998. Berikutnya, pada 1999, JK Rowling merilis "Harry Potter and The Prisoner of Azkaban".

"Harry Potter and The Goblet of Fire" menyusul dirilis pada 2000. Berjarak lima tahun, JK Rowling merilis "Harry Potter and The Half Blood Prince," pada 2005. Lalu, tahun 2007, kisah "Harry Potter and The Deathly Hallows," dilepas ke pasaran.

Sukses seluruh buku Harry Potter diikuti juga dengan sukses dalam film-filmnya. 

Diperankan oleh Daniel Radcliffe, Rupert Grint, dan Emma Watson, film Harry Potter and The Sorceres's Stone dirilis pada Desember 2001. Dengan biaya produksi US$130 juta, film perdana ini meraih US$974,8 juta dari seluruh dunia. 

Pada 3 November 2002, film kedua "Harry Potter and The Chamber of Secret" diluncurkan. Dengan biaya produksi US$100 juta, film ini mampu menghasilkan US$879 juta. 

Tahun 2004, giliran "Harry Potter and The Prisoner of Azkaban" diproduksi. Dengan biaya sekitar US$130 juta, film ini meraih US$796,7 juta.

Berlanjut pada 2005, film "Harry Potter and The Goblet of Fire,"diproduksi. Bermodal sekitar US$130 juta, film ini menghasilkan pendapatan hingga US$896,9 juta. 

Penggemar yang tak surut membuat Harry Potter terus diproduksi. Tahun 2007, giliran "Harry Potter and The Order of The Phoenix" yang tayang di bioskop. 

Bermodal US$150 juta, film ini meraih angka lumayan yaitu US$939,9 juta. Tahun 2009, "Harry Potter and The Half Blood Prince," diproduksi. 

Biaya pembuatannya membengkak. Film ini menghabiskan hingga US$250 juta, dan menghasilkan US$935 juta.

Buku terakhir "Harry Potter and The Deathly Hallows" dibagi menjadi dua episode ketika difilmkan. Pada 11 November 2010, bagian pertama film ini dirilis dengan biaya produksi US$250 juta dan menghasilkan US$960,3 juta. 

Sementara itu, bagian kedua film ini meraup pendapatan yang sangat besar. Dengan biaya produksi yang sama, yaitu US$250 juta, film ini meraup penghasilan hingga US$1,342 miliar. 

***
2. The Lord of The Ring

The Lord of The Ring adalah sebuah kisah fantasi yang ditulis oleh J.R.R.Tolkien, seorang penulis asal Inggris. Kisah ini dituangkan dalam tiga episode, yaitu "The Fellowship of The Ring," "The Two Towers," dan "The Return of The King." 

Masa penulisan buku ini cukup panjang, yaitu tahun 1937 hingga 1949. Novel laris di Inggris ini tak langsung laris di AS. 

Situasi pasca Perang Dunia II memengaruhi perkembangan penjualan novel tersebut. Novel ini baru berhasil menembus AS pada 1960, periode Perang Dingin, di mana gaya hidup hippies menjangkiti publik AS. 

Novel itu pun mulai mendapat perhatian. Meski membutuhkan waktu puluhan tahun, perlahan tapi pasti, novel klasik ini mulai mendapat tempat di publik AS.

Dikutip dari Variety.com, produser Saul Zaentz lalu membeli hak untuk memfilmkan buku ini kepada Tolkien. Penulis buku itu setuju dengan catatan, film itu tak boleh diproduksi oleh Disney. 

Namun, tak mudah untuk mencari orang yang bersedia membiayai trilogi film tersebut, karena film bersifat kolosol dan penuh fantasi. Biaya pembuatan, meski tahun 1990-an sudah memasuki era digital, diperkirakan sangat tinggi. 

Jalan terang mulai terlihat ketika Peter Jackson, produser film Selandia Baru melirik naskah ini. Sayangnya rumah produksi di AS tetap menolaknya. 

Jackson lalu kembali ke Selandia Baru dan membuat film pendek tentang kisah Hobbit ini. Dengan film berdurasi 35 menit itu, Jackson kembali memasarkan naskah Tolkien.

Akhirnya Peter Jackson memproduksi film tersebut pada 2001. Pada 6 Februari 2002, seri pertama trilogi ini, The Fellowship of The Ring dirilis. 

Dengan budget sebesar US$93 juta, film ini meledak dan berhasil meraup pendapatan hingga US$871,5 juta. Tak menunggu lama, saat film pertama masih beredar dan menjadi perbincangan di seluruh bioskop di dunia, Peter Jackson segera memproduksi seri kedua, The Two Towers. 

Dengan dana hanya US$94 juta, film kedua yang dirilis pada 15 Januari 2013 ini berhasil meraup pendapatan hingga US$926 juta. 

Secara marathon, Peter Jackson lalu melanjutkan produksi pamungkas dari trilogi itu. Tahun 2003, The Return of The King diproduksi. 

Film ini berhasil meraih angka yang fantastis. Dengan biaya produksi yang sama dengan film kedua, yaitu US$94 juta, film ini meraup penghasilan hingga US$1,12 miliar. 

Ketiga film ini tak hanya sukses dari jumlah penonton dan penghasilan, namun juga banjir penghargaan. Tapi penghargaan terbanyak diraih oleh film terakhir, The Return of The King

Academy Award, Golden Globe, MTV, BAFTA, Critic Choice Movie Award, Nebula Award, dan Guild of America Award mengganjar film ini dan Peter Jackson dengan sejumlah penghargaan.

***
3. The Da Vinci Code

Novel The Da Vinci Code ditulis oleh Dan Brown dan masuk dalam genre detektif, thriller, sekaligus fiksi-konspirasi. Sejak awal penerbitannya, novel ini menuai kontroversi karena telah mengguncang kepercayaan agama Katolik Roma. 

Namun, penjualan The Da Vinci Code ternyata sangat laris. Buku yang diterbitkan pada April 2003 itu langsung mendobrak angka mengagetkan di hari pertama penjualan, yaitu 6.000 eksemplar. 

Buku yang mengisahkan tentang pembunuhan kurator seni di Museum Louvre, Paris, Prancis, terus mendulang sukses dengan diterbitkan di seluruh dunia dalam 44 bahasa. Tahun 2009, atau enam tahun setelah diterbitkan, buku itu mendulang angka fantastis, 80 juta kopi di seluruh dunia. 

Tiga tahun setelah novelnya terbit, The Da Vinci Code difilmkan. Naskahnya ditulis kembali oleh Akiva Goldman, seorang penulis naskah yang juga merangkap produser dan direktur untuk sejumlah serial televisi dan film. Akiva Goldman juga menulis naskah untuk Batman & Robin (1997), A Beautiful Mind (2001), dan Fringe (2008). 

Film Da Vinci Code disutradarai oleh Ron Howard, seorang aktor terkenal AS yang akhirnya merintis karier menjadi sutradara. Ia berkolaborasi dengan Akiva Goldman di film A Beautiful Mind, sebuah film yang menyabet empat Oscar pada 2002. 

Ron Howard dan Akiva Goldman lalu melanjutkan kolaborasi ciamik mereka di film Da Vinci Code. Tom Hanks dan Audrey Tatu dipilih menjadi pemeran utama film ini.

Dikutip dari Internet Movie Database atau IMDb.com, film ini diproduksi dengan biaya US$125 juta. Meski mendapat ejekan, kritikan keras, dan penolakan di berbagai negara, tapi film Da Vinci Code tetap moncer. 

Sepekan pertama pemutaran, film ini langsung menembus box office di Amerika Serikat dengan pendapatan kotor mencapai US$111 juta. Tahun yang sama dengan rilisnya, film ini berhasil merangsek ke posisi film dengan pendapatan tertinggi kelima di AS, dan pendapatan tertinggi kedua di seluruh dunia dengan nilai US$758 juta. 

***
4. Anne Frank

Anne Frank adalah seorang remaja dari sebuah keluarga Yahudi yang melarikan diri dari perburuan Nazi Jerman. Selama masa persembunyiannya, Anne Frank menulis catatan harian tentang apa saja yang ia hadapi dan lalui bersama keluarganya. 

Nasib tak berpihak pada Anne Frank dan keluarga. Menjelang kejatuhan Nazi, persembunyian mereka diketahui. Keluarga kecil ini ditangkap. Namun buku harian Anne Frank berhasil disembunyikan. 

Kisah Anne Frank dalam buku harian itu akhirnya diterbitkan dengan judul "Anne Frank, The Diary of Young Girl," pada 25 Juni 1947. Buku ini menjadi best seller dan masuk dalam jajaran 10 buku terbaik abad 20.

Kisah Anne Frank lalu diadaptasi dalam berbagai pentas drama, serial televisi, dan film. Tahun 1959, film tentang gadis kecil ini dirilis dengan judul "The Diary of Anne Frank." 

Film ini diproduksi dengan biaya US$3,8 juta, lalu difilmkan dalam berbagai bahasa. Tak ada catatan jelas berapa penghasilan film perdana tersebut. 

Tahun 1995, kisah Anne Frank kembali difilmkan. Seorang produser film AS yang juga tinggal di Inggris dan terkenal sebagai produser film-film sejarah dan dokumenter, Jon Blair, memutuskan kembali mengangkat kisah Anne Frank.

Ia memberi judul "Anne Frank (Remembered)," dan memproduksinya pada 1995 serta dirilis ke publik pada 1996. Total seluruh penghasilan film ini US$1,3 juta. (art)