Pesona Seribu Rumah Gadang di Solok Selatan
- VIVA.co.id/Andri Mardiansyah
VIVA.co.id – Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, ternyata memiliki destinasi wisata budaya yang sangat unik, yakni Kawasan Seribu Rumah Gadang yang berada di Jorong Koto Baru, Kenagarian Muaralabuh, Kecamatan Sungai Pagu. Lokasi ini berjarak tempuh sekitar empat jam melalui jalur darat dari Kota Padang, Sumatera Barat.
Di kawasan wisata Seribu Rumah Gadang ini, pengunjung dapat melihat dan menikmati secara langsung keindahan artistik dari Rumah Gadang, sebagai rumah adat Masyarakat Minangkabau. Terdapat empat hingga enam buah gonjong (bentuk runcing menyerupai tanduk kerbau) yang menghiasi atap Rumah Gadang.
Bahkan saat ini, Pemerintah setempat mengklaim Rumah gadang di kawasan itu, tidak hanya berasal dari Solok Selatan, namun juga dari seluruh wilayah Sumatera Barat.
Sebenarnya, khusus di kawasan Wisata Seribu Rumah Gadang ini, jumlah Rumah Gadang yang tercatat hanya sekitar 138 unit. Nama Seribu Rumah Gadang disematkan oleh Meutia Farida Hatta Swasono, Mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dalam Kabinet Indonesia Bersatu era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sejak itu nama tersebut melekat hingga saat ini.
Seribu Rumah Gadang bahkan sudah menjadi ikon pariwisata unggulan Kabupaten Solok Selatan. Rumah Gadang yang berada di kawasan Seribu Rumah Gadang ini rata-rata berumur ratusan tahun, bahkan sebagian di antaranya sudah dibangun sejak tahun 1700-an. Walau sudah mengalami beberapa kali pemugaran, namun ciri dan bentuk khas asli sama sekali tidak berubah.
"Kalau dihitung secara keseluruhan di Jorong Koto Baru, memang ada sekitar 1.000 unit Rumah Gadang, namun di kawasan Seribu Rumah Gadang hanya berjumlah 138 unit. Dahulu nama Seribu Rumah Gadang ini disematkan oleh Meutia Farida Hatta Swasono saat berkunjung ke sini pada tahun 2008 lalu," kata Chandra Dewi, staf promosi pada Dinas Pariwisata Kabupaten Solok Selatan.
Untuk menarik minat wisatawan baik lokal maupun mancanegara, lanjut Dewi, Pemerintah setempat saat ini sudah memberdayakan Rumah Gadang di kawasan itu sebagai homestay (rumah tinggal) untuk wisatawan. Rumah tinggal menawarkan standar pelayanan yang tak kalah dengan penginapan maupun hotel
megah.
Selain itu, wisatawan yang menginap di sana juga dapat mengikuti kegiatan sehari-hari pemilik rumah, termasuk belajar memasak kuliner khas Solok Selatan, dan mengikuti acara kebudayaan jika ada.
"Hampir semua Rumah Gadang di kawasan Seribu Rumah Gadang ini, kita sulap menjadi homestay. Kita terus melakukan pembinaan terhadap pemilik Rumah Gadang itu, termasuk bagaimana melayani pengunjung terutama pengunjung asing. Dan tentu saja, tidak mengurangi kearifan lokal dan budaya masyarakat Minangkabau," tutur Dewi.
Dari segi angka pengunjung, pihaknya mencatat dari tahun ke tahun angka wisatawan yang berkunjung ke kawasan Seribu Rumah Gadang terus meningkat, bahkan mencapai lebih dari seribu wisatawan tiap tahunnya.
“Terutama, setelah Rumah Gadang kita berdayakan menjadi homestay dengan harga yang terjangkau yakni Rp250 ribu per orang dengan pelayanan yang ramah, dan mewah layaknya hotel bintang Lima,” ujar Dewi.
Untuk terus meningkatkan angka kunjungan Wisman pihaknya terus melakukan pembenahan dan gencar mempromosikan destinasi yang ada di Solok Selatan, termasuk kawasan Seribu Rumah Gadang.
Rumah Gajah Maram
Berdasarkan pantauan dan catatan VIVA.co.id, salah satu ikon Rumah Gadang yang paling banyak dikunjungi di kawasan Seribu Rumah Gadang adalah Rumah Gadang dengan nama Gajah Maram, yang dibangun pada tahun 1794 silam.
Julukan lengkap Rumah Gadang ini adalah Rumah Gadang Kaum Suku Melayu Buah Anau milik Datuk Lelo Panjang. Saat ini, Rumah Gadang Gajah Maram tidak lagi secara aktif digunakan untuk keperluan sehari-hari. Namun hanya difungsikan kala ada upacara adat seperti pengangkatan gelar datuk, musyawarah pemangku adat, pernikahan, dan kematian saja.
Di dalam Rumah Gadang Gajah Maram ini, pengunjung akan menemukan sejumlah benda-benda pusaka peninggalan tetua adat terdahulu.
Anda bisa berkunjung ke kawasan Seribu Rumah Gadang ini tanpa perlu meronggoh kocek yang besar. Hanya rental kendaraan roda empat Rp250 ribu, Anda sudah bisa sampai ke kawasan itu.
Sepanjang perjalanan menuju lokasi, Anda juga akan disuguhi dengan pemandangan indah perbukitan, kebun teh dan pantai Cermin, serta Danau Diateh.