Agen Travel Konvensional Terancam Mati di Era Online
- VIVA.co.id/Al Amin
VIVA.co.id – Era globalisasi saat ini memudahkan orang untuk melakukan hal apapun melalui sambungan internet. Kemudahan akses dan kecepatan tanpa 'ribet' menjadi salah satu alasan masyarakat saat ini lebih banyak menggunakan aplikasi online dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari berkendara, hingga membeli atau membayar tagihan apapun.
Sama halnya dengan wisatawan yang memilih jasa agen travel online untuk memesan tiket hingga penginapan dibandingkan dengan datang ke langsung ke kantor atau gerain agen travel
Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) mengaku, dengan adanya era globalisasi ini, agen travel konvensional harus bisa terbuka dengan era globalisasi.
"Di zaman ini kita enggak bisa konvensional menjual person to person atau dengan brosur. Kita harus terbuka dengan era globalisasi ini," ucap Ketua Umum ASPPI Djohari Somad kepada VIVA.co.id di Kawasan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, Rabu, 9 Agustus 2017.
Menurutnya, untuk menghadapi era globalisasi, agen travel konvensional harus melakukan hal yang sama dengan agen travel online.
"Sekarang banyak agen travel online, kami mau enggak mau harus ikuti itu. Tapi kami berikan pelatihan kepada anggota untuk go digital marketing. Supaya yang konvensional ini akan bisa menyamai agen travel online agar tidak tertinggal," ujarnya.
Bendahara Umum ASPPI, Susan Oktavia juga mengatakan hal serupa. Ia menyebut, agen travel konvensional terancam mati jika tidak berkembang dan mengikuti arus globalisasi. Oleh karena itu, pihaknya terus berusaha mengupayakan pembaharuan-pembaharuan untuk menarik wisatawan menggunakan jasa mereka.
Salah satu upayanya juga termasuk menciptakan destinasi wisata baru yang akan membuat calon wisatawan tertarik menggunakan jasa mereka,
"ASPPI ini selalu mengangkat tempat wisata yang baru, namun sebelum kita menjual destinasi itu, kami bersama dengan travel agent mencari (mengunjungi) suatu daerah yang berpotensi untuk mengetahui apa yang kurang. Kemudian kami sampaikan ke pemerintah daerah. Setelah ada tindak lanjut, kami kemudian membuat paket wisata,” kata Susan.