Empat Situs Warisan Dunia UNESCO di Indonesia

Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Anis Efizudin

VIVA.co.id – Ada banyak destinasi bersejarah di seluruh Indonesia. Akan tetapi hanya empat destinasi di Indonesia yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuwan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).

Empat situs warisan dunia UNESCO tersebut adalah Candi Borobudur, Candi Prambanan, Situs Purbakala Sangiran, dan Sistem Pengairan Subak di Kawasan Pura Taman Ayun. Banyak orang Indonesia mungkin belum mengetahui tempat-tempat ini, tetapi mereka sangat populer di kalangan wisatawan dunia.

Sebagai warga Indonesia, maka empat situs warisan dunia ini harus masuk daftar destinasi wisata untuk dikunjungi. Beberapa hal bisa dilakukan oleh wisatawan ketika mengunjungi empat tempat wisata tersebut, seperti dirangkum VIVA.co.id, Selasa 25 Juli 2017.  

1. Candi Borobudur

Candi Buddha terbesar di dunia ini terletak di Magelang, Jawa Tengah, dan diperkirakan dibangun sekitar abad kedelapan dan kesembilan. Bangunan candi ini terdiri atas tiga tingkatan, yakni Dasar Piramida yang terdiri atas lima teras persegi konsentris, batang kerucut dengan tiga platform melingkar dan di atas terdapat sebuah stupa monumental. Selain itu, dinding dengan lukisan relif yang meliputi area seluas 2.500 meter persegi.

Di tempat ini banyak sekali kegiatan yang dapat dilakukan oleh wisatawan, seperti kegiatan tur andong, sebuah kegiatan mengelilingi kawasan di sekitar Borobudur. Wisatawan dapat menyaksikan secara langsung budaya dan kehidupan masyarakat sekitar Borobudur.

Untuk wisatawan yang merupakan pemburu Matahari, dapat menyaksikan keindahan di saat terbit, dan terbenam sebagai keindahan latar belakang Candi Borobudur.

2. Candi Prambanan

Candi yang dibangun sekitar abad kesembilan ini merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia yang terletak di Sleman, Jawa Tengah. Candi Prambanan ini terdiri atas halaman luar dan tiga pelataran, yaitu Jaba (pelataran luar), Tengahan (pelataran tengah), dan Njeron (pelataran dalam).

Halaman luar merupakan areal terbuka yang mengelilingi pelataran luar. Pelataran tengah ini terdiri atas empat teras berundak, makin ke dalam makin tinggi. Di teras pertama, yaitu teras yang terbawah, terdapat 68 candi kecil yang berderet berkeliling, terbagi dalam empat baris oleh jalan penghubung antarpintu pelataran.

Di teras kedua terdapat 60 candi, di teras ketiga terdapat 52 candi, dan di teras keempat, atau teras teratas, terdapat 44 candi. Sementara itu, pelataran dalam merupakan pelataran yang paling tinggi letaknya dan yang dianggap sebagai tempat yang paling suci.

Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan oleh wisatawan, seperti menyaksikan Sendratari Ramayana. Sendratari Ramayana ini merupakan visualisasi mengagumkan dari epos legendaris dalam kebudayaan Jawa, Ramayana dengan iringan musik gamelan khas Jawa. Pertunjukan rutin dilaksanakan setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu, pukul 19.30 WIB hingga 21.00 WIB.

3. Situs manusia purbakala Sangiran

Sangiran terletak 15 kilometer dari Surakarta, dan merupakan museum purbakala. Tempat ini menjadi penting lantaran menjadi lokasi fosil Pithecanthropus Erectus, manusia prasejarah Jawa.

Tempat ini menarik untuk wisata ilmiah di bidang geologi, antropologi, dan arkeologi. Banyak ahli dunia datang ke situs ini untuk melakukan penelitian dan studi mengenai manusia purbakala.

4. Sistem pengairan Subak di Kawasan Pura Taman Ayun

Tempat ini menjadi salah satu situs warisan dunia yang dilindungi UNESCO pada 2012. Dengan luas area 19.500 hektare, tempat ini menjadi fokus sistem irigasi dan bendungan yang dikenal sebagai Subak sejak abad kesembilan.

Subak mencerminkan konsep filosofis Tri Hita Karana, yang mempertemukan alam roh, dunia manusia, dan alam. Filosofi ini lahir dari pertukaran budaya antara Bali dan India selama 2.000 tahun lalu, serta telah membentuk bentang alam Bali.

Sistem Subak merupakan praktik pertanian yang demokratis dan egaliter, memungkinkan orang Bali menjadi petani padi yang paling produktif di Nusantara, meskipun mendapat tantangan untuk mendukung populasi yang padat. Di kawasan ini juga terdapat Pura Taman Ayun yang berdiri sejak abad 18.