Binaragawan Ade Rai Alih Profesi 'Jadi Petani'
- VIVA.co.id/ Dwi Royanto/ Semarang
VIVA.co.id – Artis sekaligus binaragawan Ade Rai, mengembangkan usaha lain di luar bidang olahraga. Ia ‘menjadi petani’ di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Selama sehari, pria penggiat gaya hidup sehat itu mengkampanyekan pemanfaatan tumbuhan eceng gondok yang tumbuh di obyek wisata Rawa Pening.
Aktivitas bertani Ade Rai rupanya menjadi bagian dari momen pengambilan gambar iklan minuman energi dari perusahaan jamu ternama.
Dalam aktingnya, pria berbadan kekar itu mengajak masyarakat turun ke lapangan mengambil dan membersihkan tumbuhan eceng gondok di kawasan danau. Ia juga turut mempromosikan wisata Rawa Pening ke masyarakat setelah danau seluas 2.700 hektar itu telah bersih.
Direktur PT Sido Muncul, Irwan Hidayat mengatakan, ide pembuatan iklan di kawasan Rawa Pening diharapkan akan menjadi kampanye besar menyelesaikan permasalahan enceng gondok di lokasi danau.
"Ini adalah bagian dari cara kami peduli terhadap wisata di Indonesia. Rawa Pening ini merupakan destinasi luar biasa yang harus dikenal di mata dunia," kata Irwan, Kamis, 20 Juli 2017.
Irwan menyebut, Rawa Pening memiliki petensi panorama indah dengan letaknya di kaki Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo dan Gunung Ungaran. Danau seluas 2.700 hektar ini pun memiliki cerita populer di kancah nasional dengan legenda Baru Klinthing.
Namun saat ini danau indah itu terus mengalami pendangkalan dengan tertutupnya 70 persen permukaan danau oleh tumbuhan eceng gondok. Berbagai upaya terus dilakukan berbagai pihak, namun populasi tumbuhan ini masih menjadi masalah yang belum teratasi.
"Nah kami saat ini menemukan solusi mengubah eceng gondok jadi bahan bakar pengganti minyak dan gas untuk industri. Ini sudah kami terapkan. Maka ini butuh perhatian banyak pihak, utamanya pemerintah," ujarnya berharap.
Pemanfaatan eceng gondok di Rawa Pening menjadi sumber energi baru telah dilakukan sejak 19 Desember 2016 lalu. Di mana semua bagian tumbuhan ini dijadikan sebuah produk bahan padatan atau briket sebagai bahan bakar industri. Kebutuhan briket eceng gondok mencapai 100 ton.
Dalam hitung-hitungan Irwan, 100 ton briket itu setara dengan 500 ton eceng gondok basah atau setara dengan tiga hektar tanaman eceng gondok. Sementara, luasan gulma eceng gondok di Rawa Pening mencapai 2.700 hektar.
Tak hanya di kawasan danau Rawa Pening, Irwan berharap, solusi yang ia tawarkan pihaknya bisa diterapkan untuk menyelesaikan masalah eceng gondok di seluruh danau di Indonesia. "Selain mampu membersihkan eceng gondok, upaya ini bisa memberikan dampak ekonomi nyata bagi sektor pertanian, perikanan dan tentunya pariwisata," ujarnya.
Sekadar informasi, perusahaan jamu nasional yang berkantor di Klepu Kabupaten Semarang tersebut selalu mempromosikan produknya untuk mengangkat sejumlah pariwisata di Indonesia. Sejak 2009 silam, perusahaan ini telah memulai promosi wisata di Papua, Labuan Bajo, Sumatera Utara dan Nias, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Semarang, Candi Borobudur Magelang, Kalimantan, Candi Prambanan, Sumatera Utara dengan danau Toba, wisata Gunung Merapi serta Gorontalo. (mus)