Menjamah Indahnya Tiga Air Terjun di Manggarai Flores

Cunca Lewe Air Terjun Ketiga di Kecamatan Lelak, Flores
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Jo Mariono/ Manggarai-NTT

VIVA.co.id – Kampung adat Wae Rebo dan sawah Lodok, berbentuk sarang laba-laba, merupakan dua ikon pariwisata yang menjadikan kabupaten Manggarai Flores dikenal luas. Kesohoran dua destinasi ini, bahkan telah mendunia.
 
Namun, tanah sejuta lembah julukan bumi Congka Sae Manggarai, masih menyimpan pesona lain yang belum banyak dieksplore. Salah satunya keberadaan tiga air terjun di Kecamatan Lelak.
 
Ketiga air terjun ini sama-sama berada pada aliran sungai Wae Tesem yang membelah kabupaten Manggarai dan Manggarai Barat di bawah kaki pegunungan Poco Kuwus pada ketinggian 1300 meter di atas permukaan laut.
 
Ngarai Wae Tesem sendiri berada di lembah Gonggong  Desa Pong Umpu, walalupun, secara administratif kawasan tersebut, merupakan wilayah Desa Ketang. Letaknya yang tersembunyi, membuat keberadaan tiga air terjun ini hanya diketahui oleh warga sekitar.
 
Informasi tentang tiga air terjun ini akhirnya sampai ke telinga wartawan di Ruteng. Belasan awak media yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Online (AJO) Manggarai, memutuskan menyambangi tempat tersebut, Kamis 13 April 2017.
 
Setelah lebih dari satu jam perjalanan dari Ruteng ibu kota Kabupaten Manggarai, kami akhirnya tiba di Kampung Gonggong. Sepeda motor kami diparkir di pinggir aspal.  
 
Jalan kaki pun dimulai. Menuruni persawahan ke tanah ulayat menuju hilir sungai Wae Tesem membawa kami ke Cunca Tara, air terjun pertama.
 
Rasa penasaran kami akhirnya terjawab, dan setelah melihat keindahannya, sungguh menakjubkan. Butir-butir air yang pecah dari atas pancuran terbawa angin ke hilir, sekaligus menyeka lembut kulit yang banyak keringat. Tara dalam bahasa setempat berarti rupawan.
 
Kedatangan juru warta ke tempat itu sepertinya mencuri perhatian warga setempat. Sejumlah anak-anak dan orang dewasa tiba-tiba muncul di situ, ketika kami mengabadikan keindahannya lewat lensa kamera. Kami menyapa, dan sempat berbincang sebentar, setelah itu para bocah dan sejumlah pemuda langsung mandi.
 
Warga setempat rupanya sudah akrab dengan lingkungan air terjun ini. Bahkan, air terjun ini sering dijadikan tempat adu salto dari ketinggian 7 meter di sebelah pancuran.
 
Kasmir So, salah seorang warga mengatakan kedalaman kolam Cunca Tara lima meter saja, dasarnya rata, beralas pasir serta kerikil sehingga aman bagi yang suka terjun bebas.
 
Tuntas menikmati sensasi Cunca Tara, perjalanan dilanjutkan ke air terjun kedua berjarak sekitar 20 meter dari situ.
 
Memang tak jauh tetapi medanya begitu sulit, menanjak dan licin, menapak pelan di punggung jurang. Untung ada akar pohon keras yang berjuntai bisa jadi pegangan.
 
Air terjun kedua menyajikan sensasi berbeda. Dua sisi ngarai dihiasi batu plat hitam mirip relief memanjang mengikuti tebing. Pancuran jeramnya menyodok di tengah-tengah.
 
Namun, morfologi kolamnya sama dengan Cunca Tara hanya di sini ukuran kolamnya lebih lebar dan memanjang. Namun, entah kenapa air terjun ini dibiarkan tak bernama.
 
Anak-anak kecil kembali memamerkan atraksi, terjun di atas kolam. Mengerikan sekali tatkala menatap mereka melompat bersama dari atas ketinggian 15 meter.
 
Beranjak dari air terjun kedua, perjalanan lebih mudah. Punggung batu memanjang di pinggir sungai mengantar kami menuju Cunca Lewe, air terjun ketiga.
 
Berswafoto mungkin cara terbaik membunuh waktu selama berada di air terjun yang tingginya tak kurang dari 30 meter ini.
 
Lokasi sekitar air terjun yang lapang dan rata membuat kami dengan mudah memandangi pesonanya dari berbagai sudut. Seturut namanya (Lewe) yang berarti panjang, baiknya jangan lekas pulang, nikmati pesonanya sampai puas. Pejamkan mata dan rentangkan tangan nikmati suara air bak nyanyian alam.
 
Minim Akses


 
Memiliki tiga air tejun dari satu aliran sungai yang sama apalagi letaknya saling berdekatan memang amat jarang ditemui. Mungkin ini yang namanya serpihan surga yang tersembunyi.

Sayangnya keberadaan tiga air terjun ini masih belum dikelola dengan baik, ditambah lagi, akses masuk menuju tempat indah ini masih berupa jalur tikus. Kalau dihitung mungkin jaraknya tak lebih dari 2 kilometer dari jalan aspal Kampung Gonggong.

Sekedar informasi, ada dua jalur jalan yang boleh diambil jika ingin datang ke lokasi tiga air terjun. Ketika perjalanan dari Ruteng ataupun dari Labuan Bajo Manggarai Barat sudah sampai di Ketang, silahkan pilih jalur selatan mengikuti Desa Urang atau jalur utara melintasi Rejeng -Ra’ong dan Gonggong. Kedua ruas jalan ini beraspal walaupun ada beberapa titik yang rusak.

Laporan: VIVA.co.id/ Jo Mariono/ Manggarai-NTT