Jalan-Jalan Asyik di Kampung Anggrek Semarang
- VIVA.co.id/ Dwi Royanto/ Semarang
VIVA.co.id – Kota Semarang, Jawa Tengah punya banyak potensi wisata baru yang diminati wisatawan. Salah satu wisata menarik di kota berjuluk lumpia yang belum banyak diketahui adalah Kampung Anggrek.
Destinasi Kampung Anggrek berlokasi di Kelurahan Mijen, atau sekitar 15 kilometer dari pusat kota. Kondisi geografis pegunungan di wilayah ini menjadikan tanaman Anggrek tumbuh subur. Anda mungkin akan kaget, jika berada di kampung ini, banyak sekali ditemui tumbuhan Anggrek berbagai jenis yang cukup indah.
Ratusan jenis tanaman Anggrek itu, mulai dari yang langka hingga jenis Anggrek yang tengah jadi tren di kalangan penyuka Anggrek terpajang rapi di dalam pot di setiap sudut lahan-lahan kosong maupun pekarangan. Beberapa juga ditanam dengan media rumah kaca atau green house.
Rupanya sudah sejak puluhan tahun silam, masyarakat setempat menyulap kawasan kampungnya menjadi destinasi wisata Anggrek sebagai ikon sebuah kampung.
Lurah Mijen, Bambang Sugiarso menjelaskan, asal muasal kampung Anggrek konon lahir dari seorang warga Mijen yang bernama almarhum Daliman. Ia yang sangat menggemari bunga bernilai tinggi itu kerap memberikan pelatihan pembibitan Anggrek kepada warga.
"Ilmu pembibitan akhirnya dikuasai warga. Kita bahkan sudah mendapatkan bantuan Kementerian Lingkungan Hidup berupa green house," katanya, Senin, 20 Februari 2017.
Berawal dari itu, selaku kepala desa, Bambang kemudian mewujudkan potensi Anggrek di desanya menjadi kampung tematik.
"Kita juga minta warga yang memiliki lahan di pekarangan rumahnya agar menanam minimal lima tanaman anggrek. Saat ini sudah ada 500 tanaman berbagai jenis Anggrek di kampung kami," ujarnya.
Akhir pekan lalu, kampung Anggrek Semarang bahkan menghelat Festival Anggrek. Festival ini diramaikan dengan perlombaan keindahan ratusan jenis Anggrek. Even yang dihadiri Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi ini pun mendapatkan antusiasme dari wisatawan dari berbagai daerah.
Secara khusus, Hendrar mengaku sangat terkesima dengan warga yang memiliki inovasi membudidayakan tanaman langka Anggrek menjadi satu destinasi wisata.
"Dulunya kampung ini sangat gersang karena belum ditanami tanaman dan pepohonan. Namun setelah saya lihat, saya terkesima, kampung ini berubah menjadi warna-warni Anggrek," kata Hendrar.
Ia berharap, kecintaan warga mengembangkan Anggrek menjadi bisnis yang dapat miningkatkan taraf ekonomi keluarga. Pemerintah juga akan mensosialisasikan secara massif keberadaan kampung Anggrek ini.
"Hobi koleksi Anggrek bisa menjadikan potensi ikon kampung dan potensi eknomi dengan banyaknya wisatawan yang datang,” katanya.