Danau Kaolin, Keindahan yang Melenakan Mata
- Jujuk Ernawati/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Film Laskar Pelangi, yang mengenalkan keindahan alam Belitung berhasil menyedot minat masyarakat untuk berwisata ke tempat ini. Banyak pulau dan pantai cantik yang bisa dikunjungi dan dijelajahi tanpa merasa bosan.
Selain pulau dan pantainya yang menarik, ada tempat lain yang menawarkan keindahan unik dan berbeda. Namanya adalah Danau Kaolin. Letaknya, di Desa Air Raya Tanjungpandan, Belitung, sekitar 10 menit dari pusat kota Tanjungpandan.
Danau ini terlihat mirip destinasi wisata populer di Bandung, Kawah Putih Ciwidey, karena air danaunya yang berwarna biru toska dan dinding batu granit yang menyerupai bukit berwarna putih. Meski hampir serupa, namun keduanya berbeda.
Ciwidey merupakan danau yang terbentuk karena fenomena alam, yakni letusan Gunung Patuha. Akibatnya, air danau memiliki bau belerang yang menyengat dan mengeluarkan asap putih, sehingga berlama-lama berada di sana akan membuat Anda pusing.
Sementara kawah putih Belitung tercipta karena ulah manusia. Danau indah tersebut terbentuk dari lubang besar bekas penambangan kaolin dan tidak mengeluarkan bau menyengat.
"Danau Kaolin ini merupakan daerah sisa penambangan kaolin. Warna airnya biru agak hijau, karena pengaruh kandungan mineralnya," kata Nani, pemandu wisata dari Klik Belitong kepada VIVA.co.id di Belitung, Sabtu, 24 September 2016.
Belitung memang dikenal sebagai daerah penghasil timah dan kaolin. Kaolin adalah sejenis mineral dari material lempung atau tanah liat yang sedikit mengandung besi dan berwarna putih. Mineral ini biasanya digunakan pada industri kertas, karet, keramik, cat, kosmetik, dan plastik.
Sejak awal, lokasi ini diperuntukkan khusus tambang dan tidak diperkirakan menjadi destinasi wisata. Namun, danau di pinggir Jalan Murai ini berhasil membius wisatawan lokal maupun luar Belitung untuk menyaksikan keindahan, yang justru dihasilkan dari kerusakan alam.
Karena masih menjadi bagian dari wilayah tambang, di sekitarnya tidak ada tempat penginapan dan restoran. Selain itu, di lokasi ini, panasnya sangat menyengat dan hanya ada sedikit pepohonan rindang di bagian kiri dan kanan serta satu tempat berteduh seperti halte bus mini, yang dilengkapi dengan dua tempat sampah di bagian kiri.
Sementara di bagian tengah bibir danau dipagari dengan kayu untuk mencegah pengunjung turun ke area yang dekat dengan air. Meski air danau aman, namun bukit granit tersebut rawan longsor dan danaunya cukup dalam.
Karena itu, di lokasi tersebut dipasang dua papan larangan bagi pengunjung untuk tidak turun ke area, karena sedang dilakukan reklamasi. Selain itu, larangan untuk berenang, memancing, berburu dan menangkap binatang, serta memetik atau merusak taman.
Meski danaunya tampak mengagumkan, namun jika Anda menajamkan pandangan ke depan, di bagian belakang Danau Kaolin terlihat alat berat untuk menambang. Menurut Nani, penambangan kaolin masih terus dilakukan hingga saat ini.
"Di belakang danau ini, penambangan masih aktif. Bahkan, di belakangnya ada pabrik untuk pengolahan kaolin," ujarnya.
Terlepas dari itu dan potensi yang akan terjadi di masa mendatang, Anda bisa ke menikmati pesona danau tersebut tanpa dikenai biaya alias gratis. Namun, karena lokasinya yang tidak terlalu luas dan hawanya yang panas, kebanyakan hanya mampir sebentar untuk selfie dengan latar danau yang sangat cantik.