Di Mana Kota Tujuan Belanja Wisatawan Muslim Dunia?

Belanja di Macau
Sumber :
  • www.wheretraveler.com
VIVA.co.id - Berbelanja adalah kegiatan yang disukai banyak kaum hawa. Kemanapun pergi, berbelanja harus masuk dalam daftar list perjalanan mereka.

Termasuk, saat plesir ke luar negeri, lokasi pertama yang akan menjadi tempat tujuan adalah pusat belanja. Dan, saat ini, kota-kota di wilayah Asia Pasifik telah termasuk sebagai pilihan destinasi belanja pertama bagi para turis muslim berdasarkan sebuah laporan yang juga menyediakan informasi rinci mengenai perilaku pengeluaran para turis muslim saat melakukan perjalanan (travelling).

Lewat rilis yang dikirimkan pada VIVA.co.id,
MasterCard-CrescentRating Muslim Shopping Travel Index 2015 (MTSI 2015) mengungkapkan bahwa total pengeluaran wisatawan Muslim secara global untuk berbelanja dan makan adalah sebesar US$62 miliar.


Kuala Lumpur menempati posisi kedua dari daftar 40 kota secara keseluruhan di dalam laporan MTSI 2015, disusul oleh Singapura di posisi ketiga. Kedua kota tersebut menyusul posisi Dubai yang menempati posisi pertama.


Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengeluaran belanja para turis Muslim tersebut pada tahun 2014 mencapai US$ 36 miliar, sementara pengeluaran untuk makan mencapai US$26 miliar.


MTSI 2015 melihat secara mendalam pada data-data mengenai wisata belanja muslim dari 40 kota di dunia dan membuat sebuah indeks menyeluruh berdasarkan sejumlah kriteria. Ini merupakan temuan terperinci pertama kalinya mengenai perilaku berbelanja konsumen dari wisatawan muslim.


MTSI 2015 merupakan penelitian terbaru yang merupakan hasil kolaborasi antara MasterCard dan CrescentRating dalam bidang tersebut, menyusul peluncuran Global Muslim Travel Index (GMTI) 2015 pada awal tahun ini.


“MasterCard-CrescentRating Muslim Travel Shopping Index merupakan sebuah pandangan atau temuan yang menarik mengenai perilaku berbelanja yang dilakukan oleh konsumen Muslim. Penelitian ini diyakini akan menjadi pedoman yang sangat berharga untuk berbagai sektor,” kata Fazal Bahardeen, CEO CrescentRating & HalalTrip.


“Penelitian ini menelaah dua komponen pengeluaran terpenting dari para wisatawan muslim, yakni berbelanja dan makan. Indeks dalam penelitian ini mengungkapkan betapa pentingnya kawasan Asia Pasifik terhadap sektor tersebut serta kontribusi penting yang mereka berikan.


Ada empat puluh ota internasional yang tercakup dalam MTSI 2015 diberi skor melalui satu set matriks yang komprehensif, meliputi kesesuaian kota tersebut sebagai destinasi berbelanja, layanan dan fasilitas yang ramah terhadap wisatawan muslim, serta kemudahan saat travelling. Setiap kriteria kemudian ditimbang untuk membentuk nilai indeks secara keseluruhan.


Dubai menduduki peringkat teratas dari Muslim Travel Shopping secara keseluruhan, yakni dengan 79.5 poin, diikuti oleh Kuala Lumpur dengan 73.3 poin. Singapura memperoleh 71.6 poin dalam laporan tersebut, menjadikannya peringkat pertama untuk kategori kota-kota non-OIC (Organisation of Islamic Cooperation) dan menduduki peringkat ketiga dari daftar keseluruhan Muslim Travel Shopping.


Bali juga masuk ke dalam peringkat 10 teratas dengan nilai 58.2 poin, diikuti Penang dengan 56.9 poin. Secara total, Asia Pasifik memberikan kontribusi sebanyak 14 kota ke dalam daftar 40 kota dengan peringkat tertinggi dalam indeks tersebut.


Satu hal yang signifikan dari MTSI 2015 ialah banyak negara-negara non-OIC yang berhasil memasuki daftar 40 kota tersebut.


Singapura termasuk di dalam lima destinasi dengan peringkat tertinggi secara keseluruhan yang menjadikannya pilihan pertama bagi wisatawan Muslim untuk berbelanja. Hal ini kemudian juga mengungkap potensi dari negara non-OIC bagi wisatawan Muslim, di mana tercatat 25 negara masuk ke dalam daftar destinasi Muslim.


MTSI 2015 akan diperbarui setiap tahun dan akan memuat lebih banyak lagi kota-kota yang akan di rilis pada masa mendatang.


Awal tahun ini, GMTI 2015 menunjukkan bahwa pada tahun 2014, segmen wisata Muslim memiliki nilai sebesar US$145 miliar dengan jumlah 108 juta wisatawan muslim, mewakili 10% dari keseluruhan sektor travel.


Angka ini diprediksi akan tumbuh menjadi 150 juta pada tahun 2020 atau sebesar 11% dari segmen pasar tersebut dengan nilai pasar yang diproyeksikan akan tumbuh menjadi US$200 miliar.