Jelang Pemilu, Pengelola Terapkan Aturan Ini di Wisata Tebing Breksi Yogyakarta

Kawasan Wisata Tebing Breksi
Sumber :
  • Kholik/Desa Sambirejo

YOGYAKARTA – Para pelaku bisnis dan ekonomi di Taman Wisata Bukit Breksi menggelar deklarasi untuk terselenggaranya Pemilu damai. Dalam deklarasi ini, para pelaku bisnis ini tak ingin karena perbedaan pilihan politik di Pemilu 2024 berdampak pada keguyub rukunan mereka dalam membangun dan memajukan Taman Wisata Tebing Breksi.

Ketua Pengelola Taman Wisata Bukit Breksi Kholiq Widiyanto mengatakan jika kurang lebih ada 500 orang pelaku wisata di Taman Wisata Bukit Breksi. Mereka terdiri dari pengelola, pemilik Jeep wisata hingga pedagang kaki lima yang ada di wisata tersebut. Yuk, scroll untuk info selengkapnya.

"Kami berkeinginan agar kerukunan dan  keguyubrukunan pelaku ekonomi di Breksi ini terutama menjelang Pemilu yang bisa dibilang seperti cuaca saat ini atau panas bisa tetap kondusif dan dingin," ucap Kholiq, baru-baru ini.

"Tujuan kita adalah satu yaitu mengembangkan pariwisata. Jangan sampai karena beda pilihan terjadi percekcokan, sikut-sikutan dengan sesama pelaku wisata di Breksi," sambungnya.

Kholiq menerangkan sejak pandemi COVID-19 hingga saat ini kondisi perekonomian di bidang pariwisata khususnya di Breksi belum sepenuhnya pulih seperti semula. Kholiq meminta agar kondisi ini bisa menjadi bahan evaluasi bersama bagi para pelaku ekonomi di Taman Wisata Bukit Breksi.

"Kita harus fokus menjalani pekerjaan kita. Bagaimana di tengah kondisi wisata yang sepi dan fenomena ini dirasakan di seluruh tempat wisata di DIY, kita bertahan tetapi tetap berkembang," urai Kholiq.

"Kami pelaku wisata di Breksi ini berkeinginan untuk fokus mengembangkan wisata. Jangan sampai kemudian karena berbeda pilihan di Pemilu ini justru membuat kami tercerai berai, saling sikut dan melupakan kebersamaan kami dalam membangun ekonomi di Breksi," imbuhnya.

Kholiq menuturkan untuk menjaga kondusifitas ini, pihak pengelola sejak 2015 lalu sudah sepakat untuk tidak ada pemasangan atribut partai politik apapun di sekitaran Taman Wisata Tebing Breksi.

"Kalau atribut partai kami sudah sepakat semenjak 2015 atau sejak berdirinya Breksi, tidak ada atribut partai kecuali skala event," ucap Kholiq.

Tebing Breksi, Yogyakarta.

Photo :
  • Istimewa

"Kita tidak menolak untuk Tebing Breksi dijadikan venue atau tempat kampanye dari berbagai parpol. Tapi itu sifatnya insidentil atau hanya saat event saja boleh ada atribut. Setelah event selesai, atribut sudah tidak boleh ada," tambahnya.

Sementara itu, Kanit Bintibsos Satbinmas Polresta Sleman Iptu Giri Sutopo berharap agar ada sinergi antara para pelaku ekonomi di Taman Wisata Tebing Breksi dengan pihak kepolisian untuk menjaga kondusifitas lingkungan terutama menjelang dan saat Pemilu 2024.

Giri mengimbau agar masyarakat menghormati perbedaan pilihan politik secara dewasa. Perbedaan politik, lanjut Giri merupakan sesuatu hal yang biasa dan jangan dijadikan pemecah belah.

"Harapan kami, masyarakat maupun pelaku wisata di Breksi ini selalu menjaga kondusifitas agar nanti tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Semua bisa berjalan lancar, aman dan masyarakat bisa hidup tenang dan tak ada gesekan karena beda pilihan. Masyarakat tetap bersatu dan tidak terpecah-pecah dan bersinergi dengan kami di kepolisian dalam menjaga kondusifitas," tutup Giri.