5 Negara yang Cuma Terima Turis Tajir, yang Bokek Minggir Dulu

Pulau Fiji, Samudra Pasifik.
Sumber :
  • U-Report

VIVA Travel – Seiring pelonggaran pembatasan perjalanan, beberapa negara menjadi lebih selektif dalam menyambut wisatawan pasca-pandemi. 

Sepanjang pandemi COVID-19, dewan pariwisata di seluruh dunia telah bereksperimen dengan kebijakan masuk yang ketat. Sekarang, mereka menerapkan rencana pemulihan pariwisata. 

Mengurangi kunjungan turis barangkali dapat berdampak positif bagi lingkungan dan komunitas lokal di beberapa wilayah. Bahkan ada negara yang meningkatkan syarat penghasilan demi mendapatkan visa.

Dilansir dari Euronews Travel, berikut 5 negara yang hanya menyambut wisatawan kaya.

Kepulauan Cayman

Kepulauan Cayman

Photo :
  • Salvatore Freni Jr/wikimedia

Negara ini berada di Laut Karibia dan seberang Laut Inggris yang terletak di selatan Kuba, timur laut Honduras, antara Jamaika dan Semenanjung Yucatan Meksiko. 

Mereka mempunyai Global Citizen Concierge Programme (GCCP) yang memberikan kesempatan pekerja remote untuk tinggal di Kepulauan Cayman. Mereka yang berpenghasilan lebih dari USD 100.000 per tahun (Rp1,5 miliar) dapat mengajukan visa dua tahun dengan biaya tahunan sebesar USD 1.469 (Rp23 juta).

Pulau Fiji

Photo :
  • Official Fiji.Travel

Selama pandemi, Fiji memposisikan dirinya sebagai tempat peristirahatan para miliarder. Pada Juni 2020, negara ini meluncurkan Blue Lanes (jalur khusus) untuk kapal pesiar yang ingin melarikan diri dari pandemi. 

Dalam sebuah cuitannya di Twitter, Frank Bainimarama yang saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri Fiji mengundang miliarder dengan jet pribadi untuk menyewa pulau mereka sendiri. 

Sebelum pandemi COVID-19, industri pariwisata menyumbang 38 persen ekonomi Fiji. Untuk memulai kebangkitannya, negara ini terus fokus pada perjalanan mewah. 

Pantai Sandy, Oahu Hawaii, AS

Photo :
  • Google Maps

Tahun lalu, Hawaii berjuang melarang masuknya turis Amerika Serikat yang berbondong-bondong ke pulau ini sebagai pelarian bebas karantina. Kekurangan pekerja di hotel, jalanan macet, dan waktu tunggu restoran selama 90 menit hanya sebagian masalah yang dihadapi. 

Akibatnya, kelebihan wisatawan membebani infrastruktur lokal dan ekosistem pulau. Kini Hawaii mendukung penduduk setempat menaikkan harga. Biaya telah digandakan untuk kegiatan populer bagi wisatawan luar negeri. 

Montserrat

Montserrat

Photo :
  • Pere López Brosa/wikimedia

Jika memiliki penghasilan tahunan di atas USD 70.000 (Rp1,096 miliar), kamu bisa mengajukan Remote Work Stamp untuk memiliki properti huni Montserrat. 

Dirilis pada Februari 2021, program ini mengundang pekerja remote berpenghasilan tinggi untuk bekerja dari jarak jauh dan aman dari lokasi yang eksotis. Biaya pendaftarannya merogoh kocek USD 500 (Rp7,8 juta).

Selandia Baru

Hobbiton, Selandia Baru.

Photo :
  • Tourism New Zealand (TNZ)

Skem pemulihan pariwisata pasca-pandemi Selandia Baru mengincar individu berpenghasilan tinggi setelah membuka perbatasan sejak Agustus 2022.

“Mengunjungi negara ini bukan dengan orang-orang naik van kemping dan berkeliling negara kita dengan 10 dolar sehari dengan makan mie kering,” kata Menteri Pariwisata Stuart Nash pada Konferensi Dewan Ekspor Pariwisata Selandia Baru. 

Sebaliknya, ia ingin menarik pengunjung yang menghabiskan lebih banyak uang dan tinggal sedikit lebih lama.