Tren Harga Hotel saat Low Season dan High Season di Wilayah Populer Indonesia

Ilustrasi hotel alam
Sumber :

VIVA Travel – Prospek tren traveling di Indonesia diperkirakan semakin tumbuh jelang akhir tahun 2022. Terlepas dari pandemi COVID-19, ketidakpastian ekonomi global, krisis konflik di sejumlah negara, hingga kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), minat para travelers untuk berwisata masih cenderung tinggi. 

“Sejak Mei 2022, Pegipegi mencatat peningkatan tren yang signifikan untuk pemesanan akomodasi. Jumlah transaksi dan pengunjung telah berkembang berkali lipat terhitung dari bulan Februari 2022 silam. Seiring situasi yang membaik, akomodasi berkualitas maupun akomodasi budget yang memiliki segmen masing-masing di kalangan travelers, sama-sama mengalami kenaikan pemesanan jelang akhir tahun 2022,” kata Vice President of Commercial and Marketing Pegipegi, Ryan Kartawidjaja dilansir dari keterangan tertulisnya.

Oleh karena itu, Pegipegi mengungkap tren harga akomodasi hotel non-bintang serta berbintang saat low season dan high season di sejumlah wilayah populer Indonesia yang menjadi destinasi liburan

Metode 

Pegipegi mengolah data nilai median harga hotel partner yang tersebar di 19 wilayah populer di Indonesia, mulai dari akomodasi non-bintang (seperti guest house, homestay, villa), hotel bintang 1 hingga bintang 5.

Data nilai median yang diambil terdiri dari data harga hotel saat low season (periode Februari-April dan September-Oktober) dan high season (seperti periode liburan sekolah, liburan Lebaran, liburan Natal dan Tahun Baru). Hasil pengumpulan data diolah dan dibandingkan dalam beberapa kategori, seperti geografis, jenis akomodasi, dan rentang harga.

Perbandingan kenaikan harga saat high season
 
Dari hasil pengolahan nilai median harga hotel tersebut, disimpulkan bahwa secara umum harga hotel di Indonesia saat high season mengalami kenaikan menjadi 15 persen lebih mahal dibandingkan low season. 

Sementara itu, dari jenis akomodasi, hotel bintang 2 mengalami perubahan harga yang cukup tinggi saat high season dengan peningkatan harga sebesar 26 persen. Sedangkan hotel bintang 3 merupakan yang terendah, yakni sebesar 13 persen. 

Secara wilayah, hotel di Yogyakarta mengalami perubahan harga paling tinggi saat high season dengan kenaikan sebesar 36 persen dibandingkan low season. Sedangkan hotel di Jakarta mengalami perubahan harga terendah pada high season, dengan kenaikan sebesar 9 persen.

Dari segi tipe hotel dan kewilayahan, hotel bintang 2 di Palembang memiliki nilai median harga paling murah saat low season, yaitu Rp182.274. Sementara itu, hotel bintang 5 di Bali merupakan akomodasi paling mahal saat low season dengan nilai median harga hotel sebesar Rp4,73 juta. 

Pada saat high season, hotel bintang 1 di Medan memiliki nilai harga median termurah yakni Rp223.340. Sedangkan hotel bintang 5 di Bali lagi-lagi cenderung memiliki nilai paling tinggi dengan harga median Rp5,41 juta.

Secara rentang harga, saat low season, hotel terbanyak berada pada rentang harga di Rp250 ribu hingga Rp500 ribu. Namun, pada saat high season, jumlah hotel pada rentang harga di bawah Rp250 ribu mengalami penurunan sebesar 39 persen. Sebagian hotel di kategori tersebut harganya meningkat dan masuk ke dalam rentang harga yang lebih tinggi. 

“Umumnya travelers bisa mendapatkan harga kamar yang jauh lebih murah pada saat low season. Hal ini mengingat pihak akomodasi juga berusaha menarik minat atau perhatian akibat sepinya pengunjung karena masyarakat cenderung tidak bepergian, sehingga destinasi menjadi lebih sepi dibandingkan pada high season yang diwarnai momen liburan, seperti liburan sekolah, Lebaran, Natal dan Tahun Baru,” kata Ryan. 

Apabila ingin menginap saat high season, travelers bisa mendapatkan harga terbaik pada hari Minggu dan Senin karena lebih murah sekitar tiga hingga 12 persen dari harga biasanya. Sementara Jumat dan Sabtu, harga hotel biasanya lebih mahal dibandingkan hari lainnya.

Cara lainnya agar tetap bisa mendapatkan harga akomodasi yang terjangkau adalah dengan memanfaatkan promo dan loyalty program dari Online Travel Agent (OTA). Setiap OTA, seperti Pegipegi, biasanya menghadirkan berbagai promo menarik, seperti early booking deals, tawaran spesial hingga loyalty program agar travelers bisa memesan akomodasi dan transportasi dengan mudah dan lebih terjangkau.