Kata Healing Jadi Tren 2022, Destinasi Wisata Ini Banyak Diincar
- Dokumentasi Qatar Airways
VIVA Travel – Penelusuran kata 'healing' selama 2020 mengalami kenaikan 500 persen dibanding dengan tahun sebelumnya. Namun berbeda dengan tahun sebelumnya, healing yang banyak dicari oleh masyarakat di Indonesia lebih mengarah pada aktivitas pencarian tempat untuk bersantai dan melepas stres.
"Bukan berarti healing enggak ada. Di tahun 2021 pencarian kata healing pada umumnya, self healing, trauma healing. Di 2022 healing lebih kepada traveling. Banyak pencarian healing ke Bandung, healing ke Yogyakarta, healing ke pantai," kata Travel Industry Analyst, Google Indonesia, Vania Anindita dalam virtual conference World Tourism Day 2022, Senin 26 September 2022. Scroll terus untuk informasi selengkapnya.
Lebih lanjut diungkap oleh Vania, pencarian kata healing ini berdampak pada sejumlah destinasi. Dia menjelaskan, pencarian kata healing berefek pada minat masyarakat mencari tempat liburan yang damai, yang tidak terlalu banyak tempat objek wisata populer.
"Cari destinasi yang nyempil-nyempil apakah itu seperti yoga," ungkap Vania.
Selain itu, untuk bersantai tren pada 2022, terjadi peningkatan pencarian kata yang mengandung desa wisata juga mengalami kenaikan hingga 68 persen di tahun ini.
"Kata desa wisata sendiri sudah ada sejak tahun 2020, tapi minat masyarakat menanjak beberapa tahun terakhir ini," ujar dia.
Selain itu, pencarian terkait pantai, taman, gunung, danau, dan aktivitas outdoor mengalami kenaikan selama 2022. Pencarian kata pantai sendiri mengalami kenaikan 26 persen, taman naik sebesar 19 persen, danau naik 13 persen, gunung naik 7 persen.
"Dulu tidak terlalu kepikiran langsung kecuali ke tempat situ. Sekarang lebih spesifik tempatnya, Kintamani, Lombok, Toba, Ijen naiknya di atas 20 persen dibanding tahun lalu ini efek dari tren healing," ujar Vania.