Muslim Travelers Tak Perlu Khawatir Wisata Kuliner di Australia
- Pixabay
VIVA – Kabar gembira bagi pariwisata mancanegara datang dari negeri Kangguru, Australia. Sejak Februari 2022, pemerintah Australia telah membuka perbatasan bagi turis asing dan siap menyambut para pelancong dari berbagai dunia.
Australia adalah salah satu negara destinasi wisata yang banyak diminati oleh turis Indonesia. Peminat yang datang dari Indonesia semakin meningkat sejak diberlakukannya aturan perjalanan bebas karantina.
Wisatawan yang telah divaksin penuh dengan dua dosis vaksin COVID-19 yang disetujui oleh Administrasi Barang Terapi (TGA) dapat melakukan perjalanan ke Australia bebas karantina dan tanpa perlu mengajukan permohonan pengecualian perjalanan.
Daya tarik utama yang dimiliki oleh Australia adalah keindahan alam, satwa liar, dan beragam hewan lucu seperti Koala. Selain itu, Australia juga terkenal sebagai negara yang aman, bersih, dan memiliki kuliner yang menarik untuk dicicipi.
Berdasarkan data dari Tourism Australia, sebesar 35% wisatawan Indonesia datang mengunjungi Australia karena kulinernya yang enak. Namun, apakah aman berwisata kuliner di Australia bagi para Muslim Travelers?
Agitya Nuraini, Country Manager Tourism Australia di Indonesia, mengungkapkan bahwa negeri Kangguru itu termasuk ramah bagi pelancong Muslim atau disebut Muslim Friendly.
Banyak tempat wisata berbasis alam yang dapat dikunjungi oleh Muslim Travelers dari berbagai penjuru dunia.
Termasuk dalam wisata kuliner, Australia terkenal memiliki kualitas daging sapi terbaik. Oleh karena itu, Muslim Travelers tidak perlu khawatir akan kesulitan mencari makanan halal di Australia.
"Food and beverages banyak yang halal, karena Australia kan terkenal dengan daging sapinya jadi aman untuk Muslim Travelers," kata Agitya Nuraini, kepada media dalam diskusi Tourism Australia, di Setiabudi 2 Buliding, Selasa 31 Mei 2022.
Berbagai tempat makan atau restoran di Australia juga banyak yang memasang tanda keterangan tidak mengandung daging babi, sehingga Muslim Travelers akan dengan mudah memilih restoran untuk dikunjungi.
"Di beberapa tempat makan meskipun belum memiliki sertifikat halal tetapi banyak tertulis keterangan no pork, no lard," kata Agitya.
Kini, Tourism Asutralia juga tengah berupaya untuk mengembangkan wisata yang ramah bagi para pelancong Muslim di berbagai kota besar di Australia, terutama dalam wisata kulinernya.
Pariwisata Australia diperkirakan sudah pulih hingga 80%. Berbagai akomodasi telah beroperasi secara normal.
Sebelum perbatasan internasional dibuka, pemerintah setempat telah memulai tur domestik terlebih dahulu sehingga pemulihan pariwisata dengan cepat berangsur membaik.
Penanganan COVID-19 di Australia juga sangat baik, ribuan nyawa telah diselamatkan melalui tindakan pencegahan lockdown. Protokol kesehatan juga masih diterapkan di berbagai tempat sehingga wisatwan akan lebih aman dan nyaman untuk berlibur.