7 Fakta Rowo Bayu Banyuwangi, Serta Sejarah di Balik Lokasi KKN

Rowo Bayu.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Viralnya film KKN di Desa Penari yang masih mengundang rasa penasaran publik, rupanya ikut menyeret nama lokasi asli tempat dibuatnya film yang berhasil menduduki posisi pertama film Indonesia terlaris di tahun 2022, yakni Rowo Bayu Banyuwangi, Jawa Timur.

Film yang berhasil ditonton lebih dari 6 juta orang tersebut pertama kalinya dirilis pada 30 April 2022 yang lalu. Tidak sedikit masyarakat yang dibuat penasaran dengan film ini.

KKN di Desa Penari 2022

Photo :
  • MD Pictures

Berbagai hal yang berbau film KKN di Desa Penari pun mendadak menjadi perhatian dan perbincangan hangat masyarakat Indonesia. Baru dirilis beberapa hari yang lalu, film tersebut berhasil mengundang rasa penasaran banyak orang terlebih adanya mitos dan lokasi yang penuh misteri di balik tercetusnya film KKN di Desa Penari.

Rupanya tidak hanya masyarakat ataupun warganet saja yang dibuat penasaran dengan lokasi asli film KKN di Desa Penari itu berada, melainkan Menteri BUMN Erick Thohir pun tak kalah dirundung rasa ingin tahu yang begitu dalam tentang lokasi tersebut.

Menurut keterangan seorang pengelola dan penjaga lokasi wisata Rawa atau Rowo Bayu, yakni Sudirman mengatakan jika lokasi KKN di Desa Penari itu berada di Desa Rowo Bayu Banyuwangi, Jawa Timur.

Sudirman pun mengatakan, jika kejadian KKN itu memang benar adanya bukan sekadar mitos belaka. Di mana hal ini pernah terjadi pada tahun 2008 yang silam dan telah menelan korban jiwa.

Terdapat enam orang mahasiswa dari kampung di Surabaya yang tengah melakukan kuliah kerja nyata atau yang disebut dengan KKN di Desa Rowo Bayu itu. Di mana, dua dari mahasiswa tersebut terlibat asmara hingga berujung menimbulkan sebuah masalah yang tidak disangka-sangka sebelumnya.

"Saat sedang menjelajahi Rowo Bayu, ada dua mahasiswa yang tersesat dan bertemu dengan seseorang di bagian utara desa. Di sana, keduanya ketemu dengan seseorang yang mengajaknya mampir, lalu dijamu dan diberi oleh-oleh makanan yang dibungkus dengan kertas koran." kata Sudirman, dalam unggahan akun Instagram milik Erick Thohir pada Rabu (18/5).

Lantas, apa sebenarnya Rowo Bayu Banyuwangi itu? Benarkah itu lokasi sesungguhnya dari  kisah nyata KKN di Desa Penari itu? Jika ingin lebih tahu, simak berikut ini sejarah dan fakta yang terkuak tentang Rowo Bayu Banyuwangi, Jawa Timur.

Sejarah Rowo Bayu Banyuwangi

Singkat cerita, sejarah dari lokasi wisata Rowo Bayu Banyuwangi ini masih ada hubungannya dengan sejarah Prabu Tawang Alun, yaitu salah satu Raja termasyhur di Kerajaan Blambangan. 

Dirangkum dari laman Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Timur, pada tahun 1767 ketika ekspedisi militer VOC datang ke Blambangan untuk membantu kerajaan ini melepaskan diri dari pengaruh kerajaan-kerajaan di Bali.

Hanya dalam waktu sebulan, pasukan VOC pun akhirnya mengalahkan pasukan Bali pada Februari 1867.  Namun, ketenangan rakyat terusik empat bulan kemudian setelah Wong Agung Wilis, yaitu saudara tiri Pangeran Adipati Danuningrat (1736-1764), melakukan pemberontakan.

Pasukan VOC pun akhirnya mengalahkan Wilis dalam waktu setahun dan kemudian menunjuk keluarga bupati Surabaya untuk menjadi bupati Blambangan pada tahun 1771 untuk sebuah program Jawanisasi dan Islamisasi di Blambangan.

Kematian dari pimpinan VOC, Vaandrig Schaar dan Cornet Tinne dalam pertempuran itu pun berhasil membuat Belanda marah. 

Setahun kemudian, VOC mendatangkan ribuan prajurit tambahan dari Madura, Surabaya, dan juga Besuki. Setelah itu, VOC kemudian mendirikan benteng di Desa Bayu dan membakar lumbung-lumbung para padi milik pasukan Jagapati, hingga menimbulkan adanya kelaparan yang tinggi. Dalam kondisi kesulitan seperti sekarang inilah pasukan Jagapati diserang habis-habisan oleh para tentara Belanda.

Petempurannya kali inipun dikeenal dengan Puputan bayu atau yang biasa orang tahu perang habis-habisan jika dalam bahasa Bali. Kekalahan pasukan Jagapati membuat populasi rakyat Blambangan jadi menurun drastis hingga 80.000 jiwa hingga 8000 siswa.

Dari situlah pemerintah Kabupaten Banyuwangi membangun sebuah monumen Puputan Bayu yang dipakai sebagai pintu masuk Desa Bayu. 

Fakta Rowo Bayu Banyuwangi

Itulah tadi sedikit sejarah di baliknya lokasi yang diduga KKN sungguhan di Desa Penari Jawa Timur.  Untuk mengurangi rasa penasaran Anda, berikut ini akan kami bagikan sederet fakta Rowo Bayu Banyuwangi yang diduga menjadi lokasi asli terjadinya KKN di Desa Penari.

1. Keindahan Rowo Bayu Banyuwangi

Di balik cerita horornya film KKN di desa penari yang membawa nama lokasi Rowo Bayu Banyuwangi ini ikut terseret, ternyata sebelumnya memang kerap dijadikan tempat  lokasi syuting. Seperti salah satunya syuting televisi Dunia Lain. 

Di balik mitos dan sisi mistis Rowo Bayu Banyuwangi, ternyata lokasi ini memiliki pemandangan yang menakjubkan hingga membuat pengunjung merasa tenang.

Rowo Bayu Banyuwangi memiliki panorama yang begitu asri dan sejuk, lantaran di sekelilingnya banyak terdapat tanaman hijau yang asr. Tak dipungkiri keindahan Rowo Bayu Banyuwangi ini membuat banyak wisatawan bertandang untuk singgah sejenak di kota Banyuwangi.

2. Rowo Bayu Merupakan Tempat Sejarah Perjuangan Penjajah Belanda

Tidak hanya menjadi sejarah yang diduga para mahasiswa yang melakukan KKN saja, Rowo Bayu juga menjadi lokasi sejarah perjuangan saat Indonesia melawan penjajah Belanda. Di mana pada saat penjajahan itu telah mengakibatkan 65 ribu rakyat Blambangan habis dan hanya tersisa 5000 jiwa.

Kejadian ini pernah terjadi pada tanggal 18 Desember 1771 dan menjadi lahirnya Kabupaten Banyuwangi.  Jadi bisa dibilang Rowo Bayu menjadi saksi biksu adanya penjajah Belanda ke Indonesia.

3. Lokasi Sesungguhnya KKN di Desa Penari

Seperti yang diungkapkan oleh pengelola sekaligus penjaga kawasan wisata Rowo Bayu tepatnya di Dusun Ketangan, Desa Bayu Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, jika di Rowo Bayu pada tahun 2008 silam pernah terjadi kisah nyata dari KKN  di hutan dekat wisata Rowo Bayu.

Di mana desa tersebut kedatangan para mahasiswa asal Surabaya. Tokoh dari daerah Rowo Bayu tersebut merupakan Bapak Sudirman. 

4. Meninggalnya Dua Mahasiswa

Ternyata benar adanya, bermula dari adanya kisah dua mahasiswa yang tengah asyik berpacaran. Di mana keduanya pun tengah menjelajahi area utara situs Rowo Bayu yang kemudian tidak sengaja bertamu di sebuah rumah.

Ketika hendak ingin pulang, keduanya pun dibekali sebuah bingkisan.  Setelah kembalinya dia dan pasangannya bertemu dengan teman-temannya, hingga menceritakan pengalamannya, teman-temannya pun dibuat tidak percaya hingga dibukalah bingkisan tersebut.

Dan ternyata bingkisan itu berisikan kepala kera yang baru saja dipotong. Beberapa hari kemudian setelah bingkisan itu dibuka, sang pria lebih dulu meninggal dan seminggu kemudian disusul sang wanita.

5. Pengunjung Wajib Membersihkan Diri di Mata Air

Ternyata ada syarat khusus jika bertandang ke desa tersebut, tak lain tak bukan harus lebih dulu membersihkan diri di mata air.  Setiap wisatawan yang masuk ke desa Rowo Bayu, pastinya akan melintasi petilasan Prabu Tawang Alun di mana disitu kita wajib untuk membersihkan diri di mata air Kamulyan.

Usut punya usut, air gunung di Rowo Bayu ini tidak boleh diminum menggunakan tangan, namun harus secara langsung dari mulut. Mata air di Rowo Bayu terletak pada bangunan meditasi yaitu Sumber Kamulyan, Sumber Kaputren, dan Sumber Wigangga. Mata air ini tidak pernah berhenti mengalir walaupun musim kemarau panjang. 

6. Fasilitas Rowo Bayu

Rowo Bayu, Banyuwangi, Jawa Timur Diduga Lokasi KKN Desa Penari.

Photo :
  • tvOne

Sama seperti tempat wisata pada umumnya, Rowo Bayu juga merupakan tempat wisata alam yang memiliki fasilitas cukup lengkap bagi kamu yang ingin mengunjunginya.  Mulai dari parkir kendaraan, mushola, dan  kamar mandi yang bisa kamu gunakan.