Ada Wisata Edukasi Pembuatan Jenang di Jombang
- timesindonesia
Berawal dari usaha yang dirintis orang tuanya pada 1985, Yuyun Setiawati, warga Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, terus mengembangkan berbagai inovasi dan kreasi produksi jajanan jenang (dodol). Saat ini, usaha produksi jenang di tempatnya berkembang menjadi wisata edukasi.
Konsep yang diusung dalam wisata edukasi ini adalah tata kelola produksi jenang. Wisata edukasi jenang ini mulai berjalan sejak 2016 lalu.
Yuyun menuturkan, pengembangan wisata edukasi ini bermula dari menurunnya pesanan jenang.
“Dulu satu orang bisa pesan 1 kuintal, kalau sekarang paling banyak 30 kilogram," ungkapnya, Sabtu (7/9/2019).
Di tempat usaha Yuyun ini, pengunjung selain bisa berbelanja jenang, juga dapat menyaksikan langsung pembuatan jenang sekaligus mempelajari seluk-beluk, filosofi, hingga cara membuat jenang.
"Wisatawan yang berminat untuk belajar membuat jenang, kami ajari cara mengolah jenang, cara memasarkan, hingga cara mengatur manajemennya," tuturnya.
Di dapur, pengunjung bisa mencoba cara memasak dan merasakan sensasi mengaduk jenang. Di dapur itu, terdapat tungku besar yang bernama jedi. Satu jedi dapat menampung 100-125 biji kelapa, 30 kg ketan, dan 30 kg gula kelapa.
"Semua bahan itu terus diaduk supaya lembek dan lengket. Proses pengadukannya kira-kira sampai 7 jam," jelasnya.
Jenang buatan Yuyun dikirim ke pusat oleh-oleh di Blitar, Kediri, Tulungagung, Malang. Bahkan, satu bulan sekali juga kirim ke luar negeri yakni ke Hongkong. Omzetnya pun tak tanggung-tanggung, tak kurang dari 40 juta hingga 50 juta bisa ia kumpulkan dalam sebulan.
"Dulu orang pesan jenang untuk hajatan, lama kelamaan permintaan pasar semakin berkembang. Sekarang saya bungkus kecil kecil untuk oleh-oleh," ucapnya.