Bekas Bandara Kemayoran Dijadikan Ruang Pameran Seni Relief
- Direktorat Kesenian
VIVA – Tak banyak yang tahu bahwa di Kemayoran ada bekas bandara yang digunakan sejak zaman Hindia Belanda. Seiring berjalannya waktu, bandara pertama yang sarat nilai sejarah itu sayangnya terlupakan.
Bandar Udara Kemayoran, adalah bandara pertama di Indonesia yang melayani penerbangan internasional. Dibangun tahun 1934 oleh pemerintah Hindia Belanda. Ketika itu, bandara internasional ini resmi beroperasi sejak Juli 1940.
Diketahui, pesawat pertama yang mendarat di bandara ini adalah milik perusahaan penerbangan Hindia Belanda, KNILM (Koningkelije Nederlands Indische Luchtvaart Maatschapij). Dilansir laman Historia, bandara ini bahkan pernah masuk dalam cerita komik The Adventure of Tintin. Diceritakan dalam seri Flight 714 to Sydney, Tintin bersama Kapten Haddock, Profesor Calculus, dan anjingnya Snowy, memulai perjalanannya dari London menuju Sydney untuk mengikuti kongres Astronotika Internasional.
Sayangnya setelah 45 tahun beroperasi pada Maret 1985 Bandara Kemayoran ditutup karena dianggap sudah tak layak. Selain letaknya di tengah kota, saat itu kebutuhan pembangunan di wilayah Jakarta Utara mengganggu aktivitas penerbangan.
Melihat potensinya, Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran (PPK Kemayoran) menyelenggarakan pameran seni di gedung bekas bandara Kemayoran.
Menggaet dua seniman relief patung Harijadi Sumodidjojo, Sindoesoedarsono Soedjojono, dan Soerono, eks bandara Kemayoran disulap jadi galeri seni. Selain menggali potensi sejarah penerbangan Indonesia, kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkenalkan publik tentang nilai karya seni rupa.
Menampilkan tiga buah relief yang dipasang di dinding ruang tunggu VIP bandara, ketiga seniman yang pengerjaannya dibantu oleh Seniman Indonesia Muda (SIM) ini mengusung tema tentang kekayaan Indonesia atas gagasan Presiden Soekarno pada tahun 1957 saat menyambut tamu negara.
Masing-masing seniman meresponnya dengan cerita yang berbeda. Harijadi menggambarkan kekayaan Indonesia dalam rancangan karyanya yang bertema Flora dan Fauna. Soedjojono mengusung tema Manusia Indonesia. Sedangkan Soerono menceritakan sebuah legenda yang terkenal di tanah Pasundan yaitu Sangkuriang.
Letak karya Surono berada pada dinding lantai satu ruang tunggu VIP. Sedangkan letak karya Harijadi dan Soedjojono saling berhadapan pada dinding lantai dua ruang tunggu VIP eks Bandara Kemayoran.
Tak hanya pameran seni, kegiatan ini juga diikuti rangkaian kegiatan seperti penulisan buku, apresiasi (Pameran), publikasi, dan lomba vlog tentang ketiga relief. Pameran ini berlangsung 17-21 Juli 2019. Jika Anda tertarik menyaksikan sejarah penerbangan Indonesia lewat pameran seni, acara ini bisa jadi alternatif liburan di akhir pekan. (ldp)