RI Kaya Kawasan Karst, Wisata Susur Gua Kian Digandrungi
- dok.ist
VIVA – Diam-diam Indonesia punya banyak kawasan karst yang luasnya 154 ribu km persegi dan membentang dari ujung timur hingga barat. Keberadaan kawasan karst itu juga membuat Indonesia kaya jaringan gua.
“Hampir 90 persen gua yang ada dipermukaan bumi terbentuk karena faktor karst atau gamping atau limestone. Jumlah gua di Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan dengan gunung dan sungai. Di satu kawasan karst bisa dijumpai ratusan mulut gua,” papar Ferry Saputra Usro dari Buniayu Adventure yang akan ikut berpartisipasi di ajang IIOutfest 1-4 Agustus di Lapangan Aldiron, Jakarta.
Dengan kekayaan seperti itu, Ferry menyebut tidak mengherankan jika belakangan ini wisata susur gua kian mengemuka. Keindahan staglatit, staglamit, susur sungai gua, hingga pesona bias sinar matahari di dalam gua jadi magnet sendiri.
Dari segi kelestarian lingkungan, tutur Ferry, meningkatnya minat wisata susur gua bisa membantu kelestarian kawasan karst dari eksploitasi alam, di antaranya untuk bahan baku semen.
"Dari waktu ke waktu, fungsi gua juga terus berubah seiring dengan perkembangan dan kebutuhan manusia. Fungsi gua yang tadi nya untuk tempat tinggal, tempat menyimpanan makanan, tempat pemujaan, kuburan hingga tempat berziarah mulai beralih fungsi, salah satunya sebagai wisata," ucapnya.
Caving menjadi bagian dari salah satu wisata petualangan yang menantang, memacu adrenalin dan olah fisik. Muncul pula cave guide bersertifikat.
Tahun lalu, Kementerian Pariwisata bidang wisata petualangan sudah memasukan caving menjadi salah satu destinasi unggulan. “Kebijakan itu tentu menggembirakan, sekaligus menjadikan sebuah tantangan bagi semua pelaku usaha wisata gua di Indonesia,” ujar Ferry. (jhd)