Incar Wisatawan Muslim Dunia, Ini yang Dilakukan Kemenpar
- U-Report
VIVA – Sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim cukup besar, Indonesia memang belum setenar negara Muslim misalnya UEA dalam hal tujuan wisata halal.
Namun pada 2019, Indonesia berhasil meraih peringkat pertama Global Muslim Travel Index (GMTI), mengalahkan 130 negara destinasi wisata halal lainnya. Posisi ini sejajar dengan Malaysia.
Melihat potensi yang dimiliki serta jumlah wisatawan Muslim yang diprediksi oleh GMTI akan tumbuh di atas 7,6 persen pada 2023 serta berdasar SGIE (State of the Global Islamic Economy) report 2018/2019 wisata halal 2023 bernilai mencapai Rp3,8 triliun, Kemenpar akan segera mengeluarkan Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Halal.
"Pedoman ini harus dibuat karena kita saat ini tidak memilikinya. Dulu ada, lalu kita cabut, ini namanya bukan peraturan tapi pedoman, bisa digunakan. Kalau tidak memiliki (pedoman), tidak ada standar, itu tidak boleh. Undang-undang mengatakan setiap layanan yang diberikan pada konsumen wajib memberikan standar usaha," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam Focus Group Discussion membahas Rencana Strategis Pengembangan Pariwisata Halal 2019-2024, di Hermitage, Jakarta Pusat, Selasa, 25 Juni 2019.
Pedoman dan rencana strategis (renstra) penyelenggaraan pariwisata halal yang akan menjadi standar bagi para pelaku industri ini nantinya akan diluncurkan bulan depan saat Konvensi Wisata Halal Indonesia. Ini akan menjadi pedoman yang digunakan oleh berbagai pihak di usaha pariwisata, mulai restoran hingga hotel.
"Berbagai kegiatan pengembangan pariwisata halal diharapkan dapat terus menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata halal kelas dunia," kata Anang Sutono, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal.
Tujuan dikembangkannya pariwisata halal antara lain untuk meningkatkan kualitas destinasi pariwisata halal nasional, menjadikan Indonesia sebagai tujuan wisata halal favorit dunia, mewujudkan industri halal nasional yang kompetitif, serta meningkatkan kualifikasi kelembagaan pariwisata halal nasional.
"Langkah yang diambil Kemenpar dalam mempercepat pengembangan pariwisata halal di Indonesia merupakan langkah luar biasa. Semoga pedoman tersebut segera mempercepat proses pariwisata halal, dan menambah jumlah wisatawan domestik maupun mancanegara. Kalau sekarang sudah menempati posisi sama dengan Malaysia, kita harap wisata halal jadi yang terbaik di dunia," kata KH. Ma'ruf Amin, Pembina Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal.
Menpar berharap dengan disusunnya Renstra serta Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Halal ini, maka seluruh pemangku kepentingan pariwisata halal di Indonesia memiliki kesamaan pemahaman mengenai pengembangan pariwisata halal.