Ini Tradisi Menikahkan Kopi Lanang dan Kopi Wadon

Sesepuh Kebun Kopi Karanganyar sedang membacakan doa di bawah pohon kopi pada ritual Manten Kopi, Sabtu ( 22/6/2019). (FOTO : Sholeh TIMES Indonesia)
Sumber :
  • timesindonesia

Kebun Kopi Karanganyar Desa Modangan Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar menggelar ritual Manten Kopi, Sabtu ( 22/6/2019). Manten kopi adalah ritual menikahkan Kopi lanang (Laki laki) dengan kopi Wadon (wanita).

Dikatakan Direktur Kebun Kopi Karanganyar, Wima Brahmantya, ritual Manten Kopi sebetulnya sudah ada sejak berdirinya kebun kopi. Namun dia tidak tahu persis kapan tepatnya karena tidak ada catatan sejak kapan ritual itu dimulai.

"Perkebunan kopi di sini dibuka tahun 1874. Di zaman ketika kakek saya (Denny Roshadi) kerja di sini, tradisi ini sudah ada," terang pria yang akrab disapa Wima ini.

Ritual Manten Kopi, dikatakan Wima, sudah menjadi tradisi tahunan. Di tahun tahun sebelumnya ritual ini tidak terlalu diekspos karena dianggap tradisi yang diadakan secara internal saja.

Baru pada  2014, dia ingin menyebarluaskan bahwa manten kopi ini masih ada. "Manten kopi di perkebunan lain sebenarnya ada tetapi sudah punah," tambahnya.

Tujuan utama ritual Manten Kopi diungkapkannya adalah dalam rangka menyambut panen raya dan ucapan syukur pada Tuhan yang Maha Esa karena diberikan rejeki serta berdoa semoga panen kopi lancar dan membawa kesejahteraan bagi manajemen dan juga karyawan dan masyarakat sekitar.

"Tidak ada tujuan lain selain bersyukur kepada Tuhan yang Maha Esa," jelas Wima.

Upacara ritual Manten Kopi dimulai di depan Joglo. Kemudian karyawan dan sesepuh kebun menuju salah satu pohon kopi yang paling bagus. Di situ dipilihlah biji kopi yang paling bagus yaitu kopi wadon dan kopi Lanang.

Setelah itu, kedua kopi disatukan dengan dibungkus kain mori kemudian diijabkobulkan layaknya pernikahan dan didoakan.

Selanjutya, Manten Kopi itu diarak kembali ke joglo untuk diterima oleh direktur Kebun Kopi Karanganyar. "Kemudian dari saya, saya berikan kepada kepala pabrik sebagai simbol siap untuk diproduksi. Di akhir acara,kita makan bareng hadirin," ulas Wima Brahmantya. (*)