Ikat Akar Beringin Jadi Tradisi Unik di Makam Loang Balog Mataram
- VIVA/ Satria Zulfikar/ Mataram
VIVA – Jika mendengar nama Trevi Fountain, mungkin yang terbesit di pikiran adalah air mancur di Kota Roma, Italia, yang memiliki tradisi unik melempar koin dalam kolam sembari memohonkan keinginan dengan harapan terkabul.
Tidak hanya di sana, masyarakat di Lombok, Nusa Tenggara Barat, juga memiliki tradisi unik memohonkan sebuah keinginan. Namun tidak dengan melempar koin di kolam. Melainkan mengikat akar pohon beringin.
Tidak semua akar pohon beringin yang dijadikan tempat bernazar, melainkan hanya satu pohon beringin yang berlokasi di Makam Loang Baloq, Kota Mataram.
Menurut mitos masyarakat setempat, jika mengikat akar pohon beringin sambil bernazar di sana, maka akan cepat dikabulkan. Jika keinginan telah dikabulkan, maka masyarakat yang telah mengikat akar pohon beringin datang kembali dan membuka akar yang telah mereka ikat.
Tidak tanggung-tanggung, pengunjung di Makam Loang Baloq tidak hanya berasal dari Lombok, bahkan dari Pulau Jawa hingga dari Malaysia juga datang berkunjung. Itu terlihat dari data tamu yang berkunjung di Loang Baloq.
Tidak tahu pasti kapan awal mula munculnya tradisi tersebut. Bahkan karena banyaknya masyarakat yang datang mengikat akar, mereka berinisiatif meninggalkan jejak di akar yang mereka ikat dengan mengikat tali atau plastik. Tujuannya agar jika nazar mereka terkabul, mereka dapat menandai akar yang mereka akan lepas kembali. Namun imbasnya pohon beringin tersebut terkesan jelek. Pengelola Makam Loang Baloq setiap hari membersihkan plastik yang diikat pada akar, agar lokasi makam tetap terjaga keindahannya.
Makam Loang Baloq sangat ramai dikunjungi ketika tradisi Lebaran Topat atau Lebaran Ketupat di Lombok. Mereka mengunjungi makam tersebut karena konon makam itu adalah makam wali yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Lombok.
Pertama makam Syeikh Gaos Abdurrazak, seorang wali yang menyebarkan agama Islam pertama kali. Kemudian makam Datuk Laut seorang tokoh agama, dan terakhir makam anak kecil yang konon merupakan anak yatim piatu.
Loang Baloq sendiri berasal dari bahasa Sasak Lombok yang memiliki arti lubang buaya. Dahulunya, daerah tersebut banyak lubang buaya. Hingga saat ini wilayah tersebut dijadikan destinasi wisata, karena di wilayah itu terdapat Pantai Loang Baloq, Pantai Tanjung Karang hingga Pantai Selingkuh. Aneka kuliner ikan segar juga dapat dijumpai di sana. (rna)