Tiket Pesawat Mahal, Pengguna Transportasi Darat Meningkat Drastis

Ilustrasi tiket pesawat dan paspor.
Sumber :
  • Pixabay/pexels

VIVA – Beberapa waktu belakangan ini, masyarakat di Indonesia mengalami keresahan Lantaran tiket penerbangan domestik mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Bukan hanya masyarakat saja yang terdampak, penyedia jasa pemesanan tiket pun mengaku terdampak dengan kenaikan harga tiket pesawat. Hal ini juga dialami oleh Online Travel Agen, Traveloka.

Head of Growth Management Traveloka, Iko Putera menjelaskan kenaikan tiket pesawat domestik berdampak pada penjualan tiket pesawat domestik.

"Untuk domestik, di kuartal pertama jika dibandingkan dengan data BPS merefleksikan pasar, ada penurunan. Tapi di mudik tahun ini kita lihat ada demand orang untuk search tiket, berharap ada penurunan tiket dan bisa membeli tiket," kata dia di Hotel Century Atlet Senayan, Jakarta Pusat, Selas,a 14 Mei 2019.

Dia melanjutkan, meski tiket pesawat domestik mengalami kenaikan, dari data riset yang dilakukan pihaknya, animo masyarakat terhadap moda transportasi ini masih cukup tinggi, yakni 60 hingga 70 persen.

Namun, di tahun ini permintaan terhadap moda transportasi darat meningkat secara signifikan akibat dampak kenaikan tiket pesawat domestik.

"Kereta meningkat 30 persen dibanding tahun lalu. Dan yang menarik adalah bus antar kota mengalami kenaikan hingga 300 persen atau empat kali lipat dibandingkan hari biasa," kata dia.

Pemilihan moda transportasi darat ini diketahui dapat menghemat biaya transportasi masyarakat. Dia mencontohkan, misalnya dari Jakarta ke Solo dengan menggunakan bus, masyarakat cukup membayar Rp280 ribu atau menghemat Rp700 ribu dibandingkan dengan naik pesawat.

Selain itu, jika menggunakan bus dari Jakarta menuju Yogyakarta cukup Rp280 ribu, atau hemat hingga Rp800 ribu jika dibandingkan menggunakan pesawat yang harga tiketnya bisa mencapai lebih dari Rp1 juta.

Selain faktor kenaikan harga tiket pesawat, Iko menjelaskan, pihaknya melihat banyaknya masyarakat memilih moda transportasi bus lantaran adanya faktor pengalaman selama di perjalanan.

"Berbagai faktor seperti infrastruktur dari rute Jawa, misalnya enggak macet dan bisa lihat pemandangan. Kita lihat pengguna bus bisa lihat pemandangan. Kalau pesawat kan hanya lihat awan. Kalau kereta malam gelap. Journey ini yang dicari," kata dia.