Festival Banyuwangi Kuliner 2019, Angkat Kuliner Legendaris Suku Osing
- timesindonesia
Festival Banyuwangi Kuliner 2019 secara resmi dibuka oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, festival kuliner ini berlangsung sangat meriah. Festival itu mengangkat kuliner legendaris masyarakat Banyuwangi yaitu "Pecel Rawon".
Dalam festival itu ada 152 tim peserta dari penjuru Banyuwangi, yang berkreasi menyuguhkan makanan khas suku Osing ini. Setiap tahun, memang selalu mengahdirkan bintang tamu chef kondang, kali ini dimeriahkan oleh chef selebriti Vania Wibisono yang melakukan demo memasak dan menyajikan pecel rawon ala chef.
Digelar di area Taman Blambangan, ratusan peserta dari subuh menyiapkan kreasi masaknya di atas meja, bahkan proses persiapan desain standnya dari kemarin sore.
Pecel rawon merupakan kuliner khas Banyuwangi yang memadukan nasi pecel dengan kuah rawon dan potongan daging, sehingga memberikan sensasi yang unik dan nikmat di lidah, karena dua jenis makanan ini tidak ada didaerah lain kecuali di Banyuwangi.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan kuliner merupakan salah satu daya pikat pariwisata. Festival ini digelar sebagai komitmen daerah untuk mengangkat kuliner lokal menjadi lebih berdaya saing dan menjadi tuan rumah di tengah perkembangan pariwisata daerah.
“Food and fashion menjadi dua daya pikat utama pengembangan pariwisata. Makanya kita konsisten menggelar event ini untuk terus mengenalkan ragam makanan lokal kepada khalayak luas. Harapannya, kekayaan kuliner lokal mampu memikat wisatawan datang ke mari,” kata Bupati Anas, saat membuka festival tersebut. Selasa,(23/04/2019).
Bupati Anas menambahkan festival ini juga bentuk keberpihakan total kami pada kuliner lokal. Kami ingin memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi pelaku usaha kuliner lokal untuk mengambil kesempatan dalam perkembangan pariwisata daerah daripada memberikan peluang ini pada franchise makanan dari luar.
Festival Banyuwangi Kuliner tahun ini memasuki tahun kelima pelaksanaan. Sebelumnya, beragam makanan khas Banyuwangi telah diangkat dan dipromosikan seperti nasi tempong, rujak soto, pecel pithik, dan ayam kesrut. Hasilnya, saat ini di Banyuwangi makin banyak rakyat yang membuka usaha kuliner makanan khas lokal dan menjadi jujugan wisatawan.
Pesta kuliner tersebut juga diwarnai demo masak Pecel rawon dari chef Vania Wibisono. Ditemani istri Bupati Banyuwangi, Dani Azwar Anas, Vania berbagi ilmu memasak Pecel Rawon yang sehat. Dia mengaku sangat mengapresiasi kekayaan kuliner lokal Banyuwangi yang kebanyakan merupakan masakan yang menggabungkan dua makanan.
“Sekarang ini, makanan fusion kan lagi hits dimana-mana, dan ternyata kuliner Banyuwangi sudah lebih dulu ada. Ini sangat pas untuk dipromosikan untuk mendukung pariwisata Banyuwangi yang tengah berkembang. Pastinya, pecinta makanan fusion akan tertarik datang ke mari,” jelas Vania yang lulusan Culinary Art Institute Santa Monica Amerika Serikat.
Vania juga mengungkapkan rasa bahagianya dapat berkunjung ke Banyuwangi yang notabenya 2 tahun kebelakang ini lagi naik daun dan kebetulan vania asli Bali, masakan Banyuwangi dengan Bali sangat berbeda, kuliner Banyuwangi terkenal akan sambal cabai dan tomat ranti yang khas.
Vania sangat senang peserta kebanyakan anak-anak muda Banyuwangi yang mana bisa menjadi chef terkenal membawa masakan asli daerah ke luar kota, bahkan ke luar negeri.
Festival Banyuwangi Kuliner ini diikuti peserta yang sebagian adalah pelaku usaha kuliner, instansi pemerintahan dan industri perhotelan. Semua peserta berlomba menampilkan kreasi pecel rawon tidak hanya rasa yang enak namun juga tampilan yang menarik. Salah satu peserta, Ibu Handayani (50) pengelola rumah makan Mak Isun mengaku sangat antusias mengikuti lomba kuliner ini.
“Warung saya berdiri sudah 1,5 tahun lalu. Saya ingin ikut lomba karena ingin sharing sekaligus ingin tahu seberapa cita rasa pecel rawon peserta lainnya,” kata Handayani.
Berbeda debgan Chef Harko Iskandar, dari Hotel Aston yang menyuguhkan pecel rawon yang dipresentasikan ala menu western. Oleh Harko, Pecel Rawon juga disajikan fusion menjadi beberapa makanan lain seperti sushi rawon ala jepang, roti croisant rawon yang merupakan dessert ala Prancis.
“Kita memang ingin menunjukkan ke khalayak, bahwa kuliner lokal ini bisa disajikan dengan tatanan ala Western, tanpa mengurangi cita rasa lokalnya,” ucap Harko.
Festival Banyuwangi Kuliner 2019 ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur dan meningkatkan kualitas kuliner khas lokal yang dikemas ala kuliner chef. Selain itu didepan Gesibu Blambangan diselenggarakan Festival Banyuwangi Art Week. (*)