5 Tradisi Unik yang Masih Dilakukan oleh Masyarakat Padang
- timesindonesia
Disebut akan menyaingi Medan, tidak membuat Padang menghilangkan sisi uniknya sebagai kota yang mempertahankan kearifan lokal. Padang tetap menjunjung tinggi nilai budaya di tengah modernitas. Karena itu, lima tradisi berikut ini masih tetap eksis sampai sekarang.
1. Makan Bajamba
Tradisi makan bajamba dimulai sejak Islam masuk ke tanah Sumatera Barat. Untuk melakukan tradisi tersebut, masyarakat harus menyiapkan nasi beserta lauk-pauk, seperti gulai ayam, rendang, asam padeh daging, dan terong balado.
Makan bajamba dilakukan dengan cara menyantap makanan bersama-sama sambil duduk melingkar. Satu lingkaran terdiri dari 3—7 orang. Masing-masing harus makan nasi sesuap menggunakan tangan kanan.
Nasi tersebut dicampur lauk-pauk, lalu dimasukkan ke mulut dengan cara melempar jarak dekat. Untuk menghindari butiran nasi terjatuh, tangan kiri harus berada di bawah tangan kanan ketika makan.
Selain cara makan, posisi duduk wajib mengikuti aturan. Untuk laki-laki, harus duduk bersila dan tidak boleh membungkuk. Sementara yang perempuan, duduk bersimpuh. Setelah semua posisi tertata, mereka mesti menghabiskan makanan tanpa sisa.
2. Batagak Kudo-Kudo
Jika Anda mendirikan rumah di Padang, ada batagak kudo-kudo ini harus dilakukan. Pasalnya, batagak kudo-kudo sudah dilakukan turun-temurun dengan tujuan gotong-royong saat ada pembangunan.
Ketika mengadakan acara batagak kudo-kudo, tuan rumah mengundang masyarakat sekitar. Jika mendirikan bangunan masjid, pengelola boleh memanggil tamu dari luar kota. Kemudian, tamu undangan mempersiapkan hadiah untuk tuan rumah, meliputi perlengkapan untuk membangun dan sejumlah uang sesuai.
3. Balimau
Sebelum berpuasa di bulan Ramadan, masyarakat Padang melakukan ritual mandi di sungai atau lokasi pemandian. Tradisi itu disebut balimau yang maknanya mandi menggunakan limau (jeruk nipis). Konon, balimau sudah dilakukan secara turun-temurun sejak beberapa abad lalu.
Tujuan tradisi balimau, yakni menyucikan dan membersihkan diri sesuai ajaran Islam. Alat untuk membersihkan diganti limau karena dipercaya mampu melarutkan minyak dan keringat yang menempel di badan. Selain itu, pemakaian jeruk nipis dalam tradisi ada hubungannya dengan sejarah kelangkaan sabun di masa lampau.
4. Pacu Jawi
Ingatkah Anda pada tradisi karapan sapi di Madura? Daerah Padang pun punya tradisi serupa, yakni pacu jawi. Adat unik ini dipraktikkan oleh masyarakat Tanah Datar di Kecamatan Limo Kaum, Pariangan, dan Sungai Tarab.
Pada praktiknya, pacu jawi dilakukan di sawah berlumpur dan basah. Setiap joki pacu jawi harus menggigit ekor sapi supaya hewan ini bisa melaju lebih cepat.
5. Pesta Tabuik
Memperingati wafatnya Hussein bin Ali cucu Rasulullah SAW di Padang, masyarakat mengadakan pesta tabuik. Tradisi ini sudah berlangsung sejak abad ke-19 Masehi. Proses pesta tabuik tersebut dimulai dengan mengarak tabuik ke tepi Pantai Gandoriah. Kemudian, peserta tradisi melarungkan tabuik ke lautan tepat di tanggal 10 Muharam.
Saat tabuik berlangsung, banyak wisatawan datang untuk mengabadikan momen tersebut. Bisa dikatakan, pesta tabuik merupakan salah satu perhelatan besar Kota Padang.
Anda tertarik untuk mengunjungi tradisi di Kota Padang tersebut di atas? Mulai sekarang, siapkan perbekalan sebelum berangkat ke sana. Salah satunya menyiapkan akomodasi.
Untuk mendapatkan akomodasi yang terjangkau, Anda bisa cari hotel di Padang menggunakan Airy. Pencarian dapat dilakukan lewat web atau aplikasi. Di tempat mana pun Anda menginap, booking hotel online murah pasti bisa diperoleh lewat situs tersebut.
Kamar hotel yang ditawarkan sudah dilengkapi peralatan modern. Contohnya, AC, TV, akses internet gratis, dan shower air hangat. Untuk pembayaran, cukup lewat ATM atau transfer via Internet Banking. (*)